"Handi, dia nggak akan pergi untuk padamkan api, 'kan?""Dia 'kan nggak bodoh."Begitu Handi selesai berbicara ….Aku langsung berlari ke arah loteng."Ah! Dia gila, ya?""Handi, dia rela mempertaruhkan nyawanya demi menyenangkanmu, ya?"Karena suara Chintia, aku jadi tidak memperhatikan Handi.Ekspresinya terlihat panik, tangannya terulur, seolah-olah ingin memegang pergelangan tanganku, tetapi dia terlambat.Aku menendang pintu loteng dengan keras.Tidak ada banyak barang di dalam loteng, jadi aku bisa langsung melihat untaian gelang manik-manik cendana yang tadi dilemparkan melalui jendela.Untungnya api tidak besar, jadi tidak sampai membakar tempat ini.Aku berjalan mendekat, mengambil gelang manik-manik itu.Aku menggosoknya pelan-pelan ke bajuku.Dari luar terdengar suara Chintia."Handi, kalau aku nggak salah, dia itu wanita yang selama ini kamu simpan, 'kan?""Gelang manik-manik cendana itu, dia yang kasih untuk kamu, benar 'kan?""Kehadiranku bikin dia merasa terancam, makany
Terakhir Diperbarui : 2024-11-19 Baca selengkapnya