Jiwaku pun gemetaran, akhirnya … akhirnya kebenaran akan terungkap?Pisau bedah di tangan ayah jatuh ke lantai, menimbulkan bunyi nyaring.Aku menatapnya, merasa sangat terkejut.Aku sempat membayangkan ekspresinya saat mengetahui kebenarannya.Dingin, acuh tak acuh atau mungkin sedikit berbelas kasih.Namun tak terpikirkan sama sekali bahwa aku akan melihat penderitaan di wajahnya.Seketika, aku merasa terharu.Segala kepahitan yang kurasakan selama bertahun-tahun, semua dendam yang muncul akibat ketidakadilan yang kuterima dari mereka, seolah menguap begitu saja.Dengan tubuh bergetar, aku ingin sekali memeluknya, tetapi jari-jariku malah menembus dadanya.Saat air mataku hendak menetes, aku mendengar ayah bergumam pelan, “Valarie.”Seketika tubuhku membeku, aku langsung mengerti. Ternyata, rasa sakit di tatapannya itu bukan karenaku.Cuaca panas selama beberapa hari, ditambah dengan hujan, membuat tubuhku sekarang membusuk dan berbau tidak sedap.Namun, tanpa ragu ayahku mendekat,
Read more