Sesampainya di kamar hotel, Fandy bertanya lagi."Kak, sekarang kamu sudah bisa memberitahuku, 'kan?"Tidak peduli seberapa nakalnya para kakak seperguruan, mereka tidak pernah berbohong. Itu artinya dia pasti punya tunangan, tetapi dia benar-benar tidak ingat."Ngapain terburu-buru? Kakak lelah karena perjalanan dan nggak sempat mandi. Tunggu saja!"Fandy terdiam. Karena sudah ada di sini, dia pasti dipermainkan.Sepuluh menit kemudian, terdengar suara dari kamar mandi."Dik, masuk dan gosok punggungku."Ini ... setelah ragu beberapa saat, Fandy masuk demi yang wanita yang disebut tunangannya.Astaga, sekali lihat langsung sulit untuk berbalik.Dia melihat Kak Irana terbaring di bak mandi, bahunya yang putih dan lembut terlihat sempurna ...."Ngapain berdiri diam saja? Kemarilah."Sambil mengatakan itu, Irana berbalik dan menunjukkan punggung cantiknya kepada Fandy."Kak, bisa nggak jangan begini? Bagaimanapun juga, aku ini pria normal."Seringai muncul di wajah Irana."Aku tahu, aku
Read more