All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 151 - Chapter 160

289 Chapters

Penyesalan Laura

“Bram...” gumam Laura pelan saat membuka mata.Wanita paruh baya itu kini berada di ruang UGD setelah sebelumnya pingsan di ruang ICU. Naura setia mendampingi di sampingnya, meskipun ia tahu dirinya tidak pernah diterima sepenuh hati oleh sang Mama mertua. Namun, dalam situasi seperti ini, Naura tetap berada di sana, menjaga dan menemani dengan setulus hati, meski dia adalah salah satu orang yang ingin dihabisi oleh sang mama mertua.“Mama...” panggil Naura dengan suara lirih. Jantungnya berdetak kencang karena takut akan mendapat penolakan dari sang mama mertua.Nyonya Laura yang mendengar suara itu pun perlahan menoleh ke arah Naura. Ia mendapati menantunya duduk di samping ranjang pasien dengan mata yang sembab, penuh bekas tangis.“Jangan bilang kalau Bram sudah pergi...” ujar Laura dengan suara bergetar, air matanya mulai jatuh.Naura buru-buru menggeleng, mencoba menenangkan. “Tidak, Ma. Bram sudah kembali. Anak Mama telah kembali. Dia tidak pernah meninggalkan kita,” jawab Naur
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Sentuhan Panas Davin

Laura melangkah perlahan memasuki ruang ICU. Matanya yang sembab akibat tangis tak henti-hentinya memandang ke arah ranjang tempat Bram berbaring. Tubuh anak sulungnya terlihat lemah, bekas luka bakar dan perban di beberapa bagian tubuhnya mencerminkan penderitaan panjang yang dialaminya. Bram, yang baru saja sadar dari koma, menoleh lemah begitu mendengar suara langkah mendekat.Laura menghentikan langkahnya di tepi ranjang, tangannya gemetar saat menyentuh jemari Bram.“Mama di sini, Nak,” ucapnya pelan, suaranya dipenuhi emosi yang sulit digambarkan. Bram menatap Laura dengan mata yang mulai basah, tidak percaya bahwa momen ini benar-benar terjadi.“Maafkan Mama...” bisik Laura sambil tersedu-sedu. “Maafkan semua dosa Mama yang telah menyakiti kamu. Mama menyesal, Nak. Mama benar-benar menyesal. Mama ingin memperbaiki semuanya. Jika Tuhan masih memberi Mama waktu, Mama akan mencintaimu dengan segenap jiwa dan raga Mama. Sisa hidup Mama hanya untukmu, Davin dan keluarga kita.”Air
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Asi Melimpah

“Aku akan membuatmu capek hanya dengan diam saja, sayang,” ujar Naura. Wanita itu mengedipkan mata genitnya pada sang suami.“Lakukanlah, sayang,” pintanya.Biar bagaimanapun sebagai seorang laki-laki dewasa, pasti Davin tak bisa jauh-jauh dari hubungan badan. Terlebih tubuh sang istri sudah membuatnya kecanduan. Wangi tubuhnya, pelayanannya sungguh belum pernah Davin dapatkan dari wanita manapun yang pernah ia ajak bercinta sebelum dirinya dan Naura menjalin hubungan.“Oooooh, sayang,” desah Davin.Naura mulai melata di puncak dada sang suami sama seperti yang Davin lakukan Naura juga menjilat Puncak dada suaminya dengan gerakan nakal dan menggoda, sesekali dia memberikan gigitan kecil hingga membuat Davin semakin tak karuan.Satu jarinya bermain di puncak dada sang suami yang terbebas dari sentuhan lidahnya. Desahan demi desahan keluar dari mulut Davin memenuhi kamar mewah mereka. Terlebih setelah Naura melahirkan Davin harus puasa untuk tidak menyentuh sang istri, sungguh hal yang
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Pertama Kali

Esok harinya, tepat pukul 16.00 waktu kota Sun City, Davin dan Naura akhirnya memutuskan untuk mengajak si kembar ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar dari Maria bahwa Bram sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Mereka merencanakan kunjungan ini dengan hati-hati, memastikan segala sesuatu siap, termasuk kebutuhan si kembar.Naura sibuk memeriksa perlengkapan bayi yang sudah tersusun rapi di tas khusus. Davin membantu memakaikan jaket kecil berwarna biru pada Raka dan jaket pink pada Rania. Kedua bayi itu tampak menggemaskan dalam stroller ganda yang sudah disiapkan. Sementara itu, dua suster mereka, yang malam sebelumnya diberi kesempatan istirahat, tampak segar dan membantu menyiapkan keperluan lainnya.“Kita tidak perlu memberitahu Mama kalau kita datang bersama si kembar, ya, sayang?” Naura menatap Davin, memastikan rencana kejutan mereka.Davin mengangguk sambil tersenyum. “Iya sayang, aku juga ingin melihat reaksi Mama saat pertama kali melihat cucu-cucunya. Aku yakin ini ak
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Kesayangan Semua Orang

“Mommy tolong, Uncle Blam nakaaal! Huaaaaaaaaa huaaaaaa.”Drama di rumah Davin dimulai. Tangisan Raka dan Rania menggema di rumah itu, bahkan mereka berguling-guling di lantai. Bukannya nenangin sang keponakan, Bram justru malah tergelak semakin membuat si kembar kepanasan.Tak terasa, empat tahun telah berlalu. Waktu seolah melaju dengan cepat sejak hari-hari penuh drama yang dahulu membelit keluarga Abimanyu. Kini, Rania dan Raka, yang telah membawa kebahagiaan ke dalam keluarga itu, akan merayakan ulang tahun keempat mereka hanya dalam waktu satu minggu. Meski usianya sudah empat tahun, mereka masih berbicara dengan cadel, sebuah hal yang selalu mengundang tawa kecil dari orang-orang di sekitar mereka.Dari luar, kehidupan keluarga ini terlihat begitu harmonis. Sejak Rania dan Raka berusia dua tahun, Naura memutuskan untuk kembali bekerja sebagai sekretaris Davin, sang suami, yang juga CEO perusahaan besar di Kota Sun City, menolak mencari sekretaris baru, dia hanya mau sang istri
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Pesona Istri Orang

Naura dan Davin meminta izin untuk membersihkan diri, meninggalkan Rania dan Raka di ruang keluarga bersama Bram dan neneknya. Laura duduk santai di sofa, mengawasi si kembar yang asyik bermain dengan mainan baru yang dibawa oleh Bram. Tawa mereka memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang hangat.Namun, tak lama setelah Naura dan Davin kembali ke ruang keluarga, Bram tiba-tiba meminta izin untuk pulang ke rumahnya.“Emangnya kamu nggak mau makan di sini, Nak?” tanya Laura dengan nada lembut, menatap putra sulungnya yang sudah berdiri, siap untuk pergi.“Hari ini asistenku datang, Ma. Katanya dia sudah ada di rumah. Aku ingin berbincang dengan dia sekaligus memberitahu apa saja tugasnya di rumah itu, baik ketika aku ada di rumah ataupun ketika aku nggak ada di rumah,” jawab Bram dengan tenang.Laura mengangguk pelan, meski tampak sedikit kecewa karena Bram tidak tinggal lebih lama.“Uncle Blam, makasih mainannya ya! Besok apa lagi yang mau Uncle bawain?” tanya Raka dengan suara cadeln
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 157

Bram duduk di sofa kamarnya, menatap Dinda yang berdiri beberapa langkah di depannya dengan kepala tertunduk. Setelah insiden tak terduga itu Dinda sangat canggung, dia nyaris tak berani menatap Bram. Matanya telah melihat langsung ukuran senjata pria itu.Wanita itu tampak ragu, sesekali mengusap jemarinya seolah ingin menyembunyikan kegelisahannya. Bram menghela napas, lalu membuka percakapan yang langsung menghantam relung perasaan Dinda.“Berapa kali sehari kamu berhubungan badan dengan suamimu kalau di rumah, Dinda?” tanyanya tajam, tanpa basa-basi.Dinda mengangkat wajahnya perlahan, tampak terkejut, namun ia segera menguasai dirinya. “Tidak pernah, Pak. Saya hanya disentuh sekali, itu pun di malam pertama kami. Hanya sebentar, bahkan saya tidak merasakan sakit sama sekali. Dia bilang tidak berhasrat untuk menyentuh saya.”Bram mengangkat alisnya. Jawaban Dinda membuat pikirannya melayang, namun ia tetap menjaga sikapnya. “Lalu, kenapa kamu tetap bertahan dalam pernikahan sepert
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 158

Bram melihat Dinda menatap rudalnya penuh minat.“Apa kamu mau menyentuhnya?” tanya Bram.Dengan ragu sambil menggigit bibir bawahnya, Dinda mengangguk.“Sentuhlah,” ucapnya.Bram mengeluarkan tangannya dari gua hangat Dinda, dia duduk sambil merentangkan tangannya di sandaran sofa. Dinda kini berlutut di hadapan pria itu, matanya berkabut menatap rudal dengan ukuran tak biasa itu dan bahkan dia tak yakin benda besar ini bisa menembus lubang sempit miliknya.“Sentuhlah,” ujar Bram.Dinda mengangguk. Tangannya mulai menyentuh benda yang sudah tegang dan berurat itu, tanpa meminta izin Dinda mulai memasukkan benda itu ke dalam mulutnya, tangan kanannya bermain di dua telur milik Bram hingga membuat pria tersebut mulai mendesah karena ternyata wanita yang disangkanya lugu justru sudah melakukan lebih dari yang dia kira.Bram mulai meragu kalau wanita ini, hanya memiliki pengalaman dengan menonton film dewasa. Gerakannya, lumatannya, semuanya seperti sudah berpengalaman.“Aaaaaaah, saya s
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 159

“Pagi, ganteng,” sapa Naura kepada suaminya sambil menyusun sarapan di meja makan.“Hmmmm... uaheeeeeem,” Raka, anak laki-laki mereka yang berusia empat tahun, membalas dengan suara khas orang yang masih setengah mengantuk. Ia duduk di kursinya sambil mengusap-usap matanya yang berat.Naura tersenyum melihat tingkah putranya, sementara Davin yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya mengusap kepala si kecil penuh kasih. “Mana Rania, sayang?” tanya Naura sambil melirik ke arah tangga.Raka, dengan gaya khas anak-anak, menjawab dengan bahasa cadelnya. “Itu Mom, lagi diselet sama Nenek. Gak mau bangun dia,” adunya sambil menunjuk ke arah kamar.Davin dan Naura tertawa kecil mendengar laporan polos Raka. “Dulu, Daddy seusia kalian gak cadel deh,” ujar Davin menggoda.Raka mencibir, melipat tangannya di dada. “Tapi kata Nenek, Daddy ompong. Telus udah gede masih minum Asi. Kata Nenek, sampai sekolah masih minum Asi.”Davin langsung mengatupkan bibir, tersipu malu mendengar aibnya diungkap o
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 160

“Lakukan gerakan seperti yang tadi malam kita tonton,” ulang Bram lagi.“Oke, siap.”Seluruh tubuh Dinda sudah terekam jelas di dalam kamera. Dengan gerakan sensual dia merangkak naik ke atas ranjang, lalu duduk menghadap kamera dengan kedua kaki dilipat ke belakang. Tangannya mulai menyentuh dadanya, memainkan puncaknya sendiri hingga membuat dia terangsang dengan permainannya sendiri.Dinda melepaskan handuk di atas kepalanya, rambut panjangnya masih setengah basah namun gerakan sensual yang ia ciptakan berhasil membuat Bram kepanasan.Bahkan Bram sudah melepaskan celananya, dan mulai bermain Solo, sebab hanya dengan melihat tubuh Dinda yang polos saja sudah membuat miliknya menegang.Semakin tidak bergerak dengan gerakan genit, semakin membuat Bram tidak kuasa menahan hasratnya. Sekali pria itu matanya terpejam dan kepalanya menengadah di sandaran kursi kebesarannya. Bram mengingat betul permainan panas mereka tadi malam. Bahkan dia sempat menonton film dewasa berdua di dalam kama
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status