Semua Bab Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan: Bab 351 - Bab 360

385 Bab

Part 351

Bagi Tasia kehamilan Livia merupakan ancaman besar karena hal itu akan semakin mendekatkan Rajendra dengan Livia. Ia melakukan berbagai cara untuk merusak kebahagiaan sepasang suami istri tersebut.Tasia mulai mencari tahu tentang ramuan herbal yang bisa menyebabkan kontraksi dini pada ibu hamil. Setelah membaca berbagai artikel di internet dan bertanya secara tidak langsung pada seorang penjual jamu ia menemukan beberapa jenis tanaman yang berbahaya bagi kehamilan termasuk akar sejenis jamu peluntur kandungan.Hari itu saat ia pergi ke pasar ia membeli bahan-bahan dengan alasan untuk perawatan tubuh. Tidak ada yang curiga. Bahkan ia dengan santai menyimpannya di dalam kamar tanpa ada yang mengetahui niat aslinya. Malam harinya ketika semua orang sudah tidur Tasia mulai merebus tanaman itu di dalam air mendidih. Ia menyaring airnya dan menuangkannya ke dalam sebuah botol kaca kecil. Cairannya bening kekuningan hampir seperti air jeruk. Sambil menatap botol itu bibirnya melengkung mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Part 352

Suasana di rumah sakit begitu menegangkan. Rajendra mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan dengan wajah tegang. Tangannya terkepal, pikirannya kalut, dan hatinya penuh kecemasan. Livia ada di dalam ruangan diperiksa oleh dokter setelah mengalami kontraksi mendadak.Gadis duduk di kursi dengan mata sembab sesekali menyeka air matanya. "Bunda kenapa, Pa? Adis takut."Randu merangkul adiknya berusaha menenangkan. "Bunda pasti baik-baik aja, Dis. Dokter pasti nolongin Bunda," hiburnya.Di sudut ruangan Tasia berdiri dengan wajah yang tampak penuh keprihatinan namun di dalam hatinya ia berharap hasil pemeriksaan menunjukkan kabar buruk. Jika anak itu tidak selamat maka itu akan menjadi pukulan telak bagi kebahagiaan Rajendra dan Livia. Tak lama kemudian pintu ruang pemeriksaan terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi serius. "Pak Rajendra?"Rajendra langsung menghampirinya. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"Dokter menghela napas. "Bu Livia mengalami kontraksi dini. Kami sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Part 353

Setelah dua hari dirawat di rumah sakit Livia akhirnya diperbolehkan pulang. Rajendra menjadi sangat protektif padanya.Mobil berhenti di depan rumah. Rajendra segera keluar untuk membuka pintu dengan hati-hati. Ia membantu Livia turun seolah-olah wanita itu bisa pecah kapan saja. "Kamu nggak perlu turun sendiri, aku gendong aja," ucapnya serius.Livia tersenyum kecil meskipun tubuhnya masih terasa lemas. "Tapi aku bisa jalan sendiri, Ndra.""Nggak!" potong Rajendra tegas. "Dokter bilang kamu harus banyak istirahat Aku nggak mau ambil risiko."Sebelum sempat membantah Rajendra sudah mengangkat tubuh Livia ke dalam gendongannya."Ya ampun, Ndra, aku cuma jalan sebentar padahal," protes Livia dalam gendongan lelaki itu tetapi Rajendra tidak memedulikannya.Gadis yang berdiri di dekat mobil langsung tersenyum senang melihat ayahnya bersikap begitu perhatian."Pa, Adis juga mau digendong." "Nanti ya, Sayang, sekarang Papa lagi gendong Bunda dulu."Begitu masuk ke dalam rumah Rajendra me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Part 354

Rajendra mengernyit melihat nama dokter di layar ponselnya. Ia segera menjawab panggilan itu."Halo, Dok.""Pak Rajendra, maaf mengganggu. Saya ingin membicarakan hasil tes darah Bu Livia.""Rajendra mengencangkan genggaman pada ponselnya. "Ada masalah, Dok?"Dokter di seberang sana terdengar sedikit ragu sebelum akhirnya menjawab. Kami menemukan jejak zat tertentu dalam darah istri anda. Itu bukan racun mematikan tapi jika dikonsumsi terus-menerus bisa berbahaya terutama untuk kandungannya.""Rajendra seakan membeku mendengarnya. "Zat apa, Dok?"Kami mendeteksi adanya jejak herbal tertentu yang bisa memicu kontraksi dini, biasanya digunakan dalam ramuan tradisional untuk melancarkan menstruasi atau bahkan menggugurkan kandungan."Rajendra merasakan emosi berkecamuk dalam dirinya. Tangannya mengepal. Ia membuat kesimpulan. "Jadi ada seseorang yang sengaja memasukkan zat itu ke dalam makanan atau minuman istri saya?"Itu kemungkinan yang perlu anda pertimbangkan, Pak," jawab dokter den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Part 355

Livia, Gadis dan Randu masih terjaga. Sementara Lunetta sudah tidur sejak tadi. Livia berbaring di kamar sambil menonton TV. Ia menunggu Rajendra pulang. Tadi Rajendra mengiriminya pesan akan pulang sedikit terlambat lantaran harus lembur.Gadis dan Randu bermain petak umpet. Gadis berlari kecil mencari tempat bersembunyi, sedangkan Randu mulai menghitung. Tanpa ia sadari Gadis membuka pintu kamar Tasia lalu masuk ke dalamnya. Kamar tersebut rapi. Meja rias Tasia dipenuhi oleh berbagai macam peralatan skincare. Namun ada sebuah benda yang menarik perhatian Gadis. Sebuah botol bening berisi cairan.Gadis merasa penasaran. Ia teringat sesuatu. Botol serupa yang pernah dilihatnya dalam film kartun yang isinya ramuan sihir. Dengan hati-hati ia mengambilnya lalu memasukkan ke dalam saku baju tidurnya. Setelah permainan dengan Randu selesai, Gadis melangkah ke kamar Livia. Gadis berdiri di ambang pintu lalu membukanya dengan perlahan. "Nda, Adis boleh masuk nggak?" tanyanya sebelum melanj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Part 356

Cukup lama Rajendra berdiri di luar. Ketika ia kembali masuk ke kamar ia menemukan Gadis sudah terlelap di samping Livia. Sedangkan Livia masih terbangun."Ada apa, Ndra? Kenapa lama banget kamu balikin skincare Tasia?" tanyanya.Rajendra memandang Livia dengan tatapan bimbang. Ragu akan berterus terang atau menyimpan rahasia itu sendiri. Rajendra khawatir jika ia menceritakannya pada Livia maka Livia akan stres mendengarnya yang berakibat pada kandungannya."Ndra?" Livia menggoyangkan tangan Rajendra yang duduk di pinggir tempat tidur, tempatnya berbaring, agar segera menjawab pertanyaannya.Rajendra mengambil napas pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya."Liv, isi botol itu bukan skincare tapi ramuan herbal.""Kok kamu tahu?" respon Livia."Aku melihatnya di CCTV."Livia semakin bingung oleh penjelasan Rajendra yang setengah-setengah.Ia terduduk dengan cepat. "CCTV di kamar Tasia?""Bukan. Tapi CCTV dapur. Tasia menuangkannya ke dalam teh yang ia buatk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Part 357

Rajendra tidak ingin membuang-buang waktu. Ia ingin segala permasalahan di rumahnya selesai. Maka pagi itu ia menunggu Tasia di ruang kerja rumahnya. Ia menyuruh Bu Mimi memanggil Tasia agar datang ke ruangannya. Rajendra sudah mempersiapkan diri, menahan amarah yang membara di dadanya.Suara ketukan terdengar di pintu."Masuk!" Rajendra menyahut dengan suara dingin namun tegas.Tasia melangkahkan kakinya ke dalam ruangan dengan ekspresi tenang dan profesional, seperti pembawaannya di kantor. Ketika melihat ekspresi wajah Rajendra yang keras, nalurinya memberi peringatan bahwa ada yang tidak beres."Pagi, Pak, ada yang harus saya kerjakan?" Ia bertanya dan mencoba mempertahankan sikap tenangnya.Rajendra tidak menjawab pertanyaan Tasia. Ia mengambil sesuatu dari dalam laci. Sebuah botol kecil yang kemudian ia letakkan di atas meja. "Tahu benda ini?" tanyanya dingin.Tasia tentu terkejut namun wanita itu terlalu pandai menutupinya."Oh astaga, Pak! Itu kan skincare yang saya cari-cari.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Part 358

Setelah pengusiran terhadap Tasia Rajendra melangkah cepat menuju kamar, tempat Livia masih beristirahat. Gadis sudah keluar dari kamar itu dan sekarang sedang berada di kamarnya sendiri, sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah."Kamu dari mana, Ndra?" sorot Livia penuh tanda tanya. Ia melihat wajah Rajendra yang masih dihiasi sisa-sisa amarah.Rajendra berjalan menghampiri, duduk di tepi ranjang lalu menggenggam tangan Livia dengan hangat. "Aku baru mengusir Tasia, Liv. Kita aman sekarang. Dia nggak akan tinggal di sini lagi. Dia juga sudah kupecat sebagai asistenku," jelas Rajendra panjang lebar."Serius, Ndra?" Livia bertanya antusias."Serius, Sayang. Nggak ada alasan lagi buat aku untuk mempertahankan dia. Keberadaannya adalah ancaman untuk kita. Terutama kamu dan calon anak kita.""Tapi kasihan dia, Ndra. Setelah ini dia akan kerja di mana?"Itulah Livia. Ia terlalu baik pada orang lain. Sampai-sampai membahayakan dirinya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Part 359

Livia masih berdiri di beranda, memandang punggung Tasia yang semakin menjauh. Walaupun wanita itu sudah pergi, namun ucapannya masih terngiang-ngiang di telinga Livia. Mengambil tempat yang bukan milikmu.Apa maksud ucapannya itu? Tasia bersikap seolah-olah Livia mengambil sesuatu darinya.Saat Livia sedang termenung, Rajendra datang lalu meraih jemarinya dan mengunci dalam genggaman."Dia sudah pergi, Liv. Nggak usah pikirin dia lagi dan apa pun yang dia katakan."Livia menoleh, menatap wajah Rajendra dengan lekat. "Gimana aku nggak pikirin, Ndra? Dia berkata seolah-olah aku merebut sesuatu yang bukan milikku. Seakan dialah pemiliknya. Apa maksudnya coba?""Udahlah, Sayang. Dia cuma iri dan dendam sama kamu, makanya dia bilang begitu.""Tapi dia bicara seolah-olah aku semestinya nggak ada di sini. Seakan tempatku bukan di sisimu, Ndra," lirih Livia dengan kepercayaan diri yang mulai menurun.Rajendra menyentuh dagu Livia dan mengangkat dengan ujung telunjuknya hingga mata keduanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Part 360

Sejujurnya permintaan Livia bukan hal yang berat bagi Rajendra andai saja ia tidak kehilangan akses dengan orang tua Sharon. Sudah belasan tahun berlalu. Rajendra tidak tahu harus mencari orang tua Sharon ke mana."Liv, kamu serius dengan permintaan ini?" tanya Rajendra setelah lama hening.Livia menghela napas, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Ndra, aku nggak bermaksud jahat. Tapi aku ngerasa nggak nyaman setiap hari harus merasakan kebencian Lunetta. Walau aku lupa ingatan tapi aku cukup mengerti cara dia memandangku, menatapku, berbicara denganku dan gesturnya yang lain. Dia nggak suka aku, Ndra."Rajendra menatap tepat di wajah Livia. Ia tahu Lunetta tidak bisa menerima Livia jauh semenjak Livia belum kehilangan ingatannya."Aku paham, Liv. Aku ngerti kalau kamu ngerasa nggak nyaman. Dan aku nggak mau kamu ngerasa nggak dihargai di rumah ini. Aku hanya ..." Rajendra menghela napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya. "Aku hanya nggak tahu harus mencari orang tua Sharon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
343536373839
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status