All Chapters of Membawa Pergi Benih Calon Pewaris sang Presdir: Chapter 71 - Chapter 75

75 Chapters

Bab 71. Komitmen Baru

Adrian duduk di kursi roda di ruang tengah rumahnya. Mata kosongnya menatap ke luar jendela, memandang hujan yang perlahan membasahi dedaunan. Gita mendekatinya dengan langkah tenang. Di tangannya ada secangkir teh hangat yang ia letakkan di meja kecil di samping Adrian.Gita diam-diam berdiri di belakang kursi roda Adrian, lalu perlahan memijat pundaknya. “Kamu tegang,” ucap Gita lembut, memecah keheningan.Adrian tetap diam. Namun, ia tidak menolak sentuhan Gita, sesuatu yang mulai memberikan harapan kecil bagi Gita bahwa ia tidak benar-benar menyerah.Seiring waktu, usaha Gita mulai membawa perubahan. Saat Adrian terlalu lelah untuk berbicara, Gita akan duduk di lantai di dekat kakinya, hanya bersandar tanpa mengatakan apa-apa. Kadang ia menyuapkan makanan tanpa banyak bicara, dan Adrian akhirnya menerima meski dengan enggan.Namun, malam itu berbeda. Gita datang dari dapur, membawa handuk kecil untuk mengelap tangan Adrian. “Aku tahu kamu be
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 72. Awal Baru

Adrian mencoba menata kembali kehidupannya setelah insiden kecelakaan yang mengubah segalanya. Tubuhnya memang perlahan membaik, tetapi hatinya masih dihantui rasa kehilangan dan frustasi. Pria yang dulu dipenuhi ambisi kini terlihat rapuh, seolah-olah hidupnya kehilangan tujuan. Setiap harinya, ia lebih sering duduk termenung di ruang tamu, memandangi jendela dengan tatapan kosong.Di sisi lain, Gita tak pernah menyerah. Ia tahu, kebangkitan Adrian bukanlah perkara mudah. Setiap pagi, Gita mengatur jadwal dengan teliti—menyiapkan makanan yang bergizi, menemaninya berbicara meski Adrian hanya merespons dengan gumaman pendek, hingga memberikan pijatan lembut di punggung untuk mengurangi kekakuan tubuhnya. Sore itu, cahaya matahari yang lembut menerobos melalui tirai ruang tamu. Adrian duduk diam di kursi roda, pandangannya tertuju ke luar jendela, menyaksikan burung-burung yang terbang melintas. Tak ada tanda-tanda emosi di wajahnya, hanya kekosongan yang terus
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 73. Kembali

Adrian akhirnya memutuskan untuk kembali ke kantor setelah berbulan-bulan absen. Dengan bantuan kursi roda elektriknya, ia bersiap menghadapi realitas baru yang menantinya. Gita setia mendampingi, memastikan semuanya berjalan lancar. Saat tiba di kantor, suasana terasa berbeda. Karyawan yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka tiba-tiba berhenti, memalingkan wajah untuk melihat ke arah Adrian.Berbagai reaksi terpancar dari tatapan mereka. Ada yang kagum melihat keberanian Adrian untuk kembali, meski dalam kondisi seperti itu, ada pula yang tampak canggung, tak tahu bagaimana harus merespons. Beberapa bahkan saling berbisik, menyebut nama Adrian dengan nada pelan namun penuh rasa hormat. Namun, tatapan-tatapan itu cukup membuat Adrian merasa tidak nyaman. Ia menegakkan punggungnya, berusaha menunjukkan wibawa yang sama seperti sebelum kecelakaan terjadi.Di depan ruang rapat, Hendri sudah berdiri dengan wajah serius, map besar di tangannya. “Pak Adrian, tim sudah be
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 74. Sepenuhnya Menerima

Adrian dan Gita bersiap untuk pemeriksaan rutin ke dokter kandungan pagi itu. Adrian, dengan bantuan kursi roda elektriknya, tampak tenang meski di dalam hatinya ia ingin membuktikan bahwa ia masih bisa menjadi suami yang bertanggung jawab. Selama perjalanan menuju klinik, obrolan ringan menghiasi perjalanan mereka, tetapi sesekali sunyi menyelinap di antara kalimat. Gita akhirnya memutuskan untuk menyampaikan pikirannya yang selama ini tertahan. “Dri, aku ada kepikiran,” ucapnya dengan hati-hati. “Mungkin... mungkin aku harus ganti dokter kandungan.”Adrian menoleh, mengangkat alis. Ia tahu persis siapa yang Gita maksud. “Karena Naufal?” tanyanya tanpa basa-basi.Gita mengangguk pelan, tatapannya terfokus pada pemandangan di luar jendela. “Aku cuma nggak mau bikin kamu nggak nyaman,” lanjutnya, suaranya terdengar lemah. “Aku pikir mungkin ini lebih baik untuk kita berdua.”Adrian terdiam sejenak.
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 75. Pertemuan yang Menentukan

Adrian memandang semua yang hadir di ruang rapat dengan ketenangan yang tegas. Suara ketukan kursi roda elektriknya sebelumnya sudah cukup membuat semua mata tertuju padanya. Dengan Gita duduk di sampingnya, suasana ruangan menjadi semakin berat. Hendri berdiri di belakang Adrian, menatap Luna dengan ekspresi datar namun penuh arti.Luna mencoba tersenyum tipis, meskipun sorot matanya jelas memancarkan ketegangan. “Pak Adrian, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, mungkin ada kesalahan dalam pencatatan. Tim saya sedang menelusuri ini. Proyek ini sangat kompleks, dan kami harus berimprovisasi dalam banyak hal. Beberapa pengeluaran mungkin terlihat tidak relevan, tetapi sebenarnya itu adalah bagian dari strategi jangka panjang kami.”Adrian mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, tatapannya menusuk. “Strategi jangka panjang, katamu? Saya akan memberimu waktu—tiga hari—untuk memberikan dokumen pendukung yang membuktikan bahwa transaksi ini bena
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status