Semua Bab Phoenix Rebirth: The rise of Akiyama : Bab 21 - Bab 30

59 Bab

Bab 21: Bangkitnya Cahaya dari Eldoria

Akiyama berdiri di tengah ruangan dengan tatapan penuh tekad. Dewan Eldoria, yang terdiri dari pria dan wanita yang pernah menjadi simbol kekuatan cahaya, tampak letih namun masih memancarkan semangat yang belum padam. Mata mereka kini tertuju pada Akiyama, sosok yang mereka anggap sebagai harapan baru untuk membangkitkan kejayaan yang hilang. “Jika kau sungguh pewaris kekuatan Phoenix,” kata seorang pria yang berdiri di sudut ruangan, wajahnya dipenuhi bekas luka pertempuran, “maka tunjukkanlah kekuatanmu. Kami harus tahu bahwa kau memang mampu membawa perubahan.” Akiyama melangkah maju. Dalam hatinya, dia tahu ini adalah momen penting. Dia harus meyakinkan mereka bahwa cahaya yang hilang di Eldoria bisa kembali bersinar dengan bantuan kekuatan Phoenix yang ada di dalam dirinya. Dengan napas panjang, dia menutup mata, membiarkan energi Phoenix mengalir melalui tubuhnya. Udara di sekitarnya berubah, suhu meningkat saat api mulai muncul di sekitar Akiyama. Api itu bukanlah api biasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 22: Jejak dalam Kegelapan

Akiyama, Yumi, dan Shin menatap lembah di depan mereka dengan campuran rasa penasaran dan kewaspadaan. Lembah itu dikelilingi oleh kabut tebal yang bergerak perlahan, seolah-olah menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih berbahaya di dalamnya. Cahaya misterius yang mereka lihat sebelumnya kini tampak redup, membuat suasana semakin mencekam. “Kita harus masuk ke sana?” tanya Shin dengan nada ragu. Dia dapat merasakan hawa dingin yang memancar dari lembah tersebut, membuat bulu kuduknya berdiri. Akiyama mengangguk. “Kita tidak punya pilihan lain. Zerathos mungkin menunggu di sana, dan semakin lama kita menunggu, semakin kuat dia bisa menjadi.” Yumi menggigit bibirnya. “Aku tidak suka perasaan ini. Terlalu tenang, terlalu sunyi.” Mereka bertiga melangkah dengan hati-hati menuju lembah, merasakan tanah yang mulai berubah menjadi lembut dan licin di bawah kaki mereka. Suara alam yang biasanya mereka dengar, seperti kicauan burung atau suara angin yang berdesir di pepohonan, seakan hilang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 23: Cahaya Penentu

Cahaya yang terpancar dari tangan Shin semakin terang, menjadi satu-satunya sumber cahaya di tengah kabut yang menyesakkan. Akiyama dan Yumi terus menyerang makhluk bayangan itu, menjaga agar ia tidak bisa mendekati Shin. Meski serangan mereka tidak mampu melukai makhluk itu secara signifikan, setiap tebasan dan sihir kecil yang mereka lepaskan cukup untuk membuat makhluk itu tetap terfokus pada mereka. "Ayo, Shin! Kami tak bisa menahannya lebih lama lagi!" teriak Yumi, napasnya mulai berat setelah serangkaian serangan yang tak henti. Makhluk itu mengeluarkan raungan yang mengguncang tanah di bawah mereka. Setiap langkah kakinya menyebabkan getaran kecil yang membuat mereka sulit menjaga keseimbangan. Namun, Yumi dan Akiyama tetap bertahan, menyadari bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan mereka. Shin merasakan seluruh tubuhnya dipenuhi oleh energi murni yang ia panggil dari alam semesta. Cahaya di tangannya semakin berkilau, menjadi seperti bintang yang menyala di tengah malam.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 24: Perjalanan Menuju Kegelapan

Setelah golem api runtuh di hadapan mereka, Akiyama, Yumi, dan Shin berdiri di antara serpihan batu yang masih berasap. Meski kemenangan itu memberikan sedikit kelegaan, mereka tahu bahwa tantangan terbesar masih menanti. Zerathos, entitas gelap yang menjadi sumber dari segala kekacauan ini, bersembunyi di dalam benteng yang kini terlihat di kejauhan. Kabut tebal yang mengelilingi benteng tersebut tampak mencekam, seolah-olah menyimpan rahasia kelam yang menanti untuk terungkap. Akiyama menghela napas, melihat ke arah puncak benteng yang menjulang tinggi. "Kita semakin dekat," katanya dengan nada tenang namun tegang. Yumi membersihkan pedangnya dari debu sisa pertarungan, kemudian menyarungkannya kembali. "Benteng itu... rasanya seperti ada yang salah. Energinya begitu kuat. Aku bisa merasakannya dari sini," ujarnya dengan nada serius. Shin menatap kabut yang menyelimuti benteng dengan raut wajah penuh kewaspadaan. "Itu bukan sekadar kabut biasa. Itu adalah sihir gelap, energi yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 25: Kebangkitan Harapan

Saat cahaya mengalir dari tangan Akiyama, waktu seolah melambat. Mereka semua merasakan getaran dari kekuatan yang berkumpul, energi yang memancar dari dalam diri mereka, siap untuk memecahkan kegelapan yang mengancam dunia. Yumi dan Shin berfokus pada Akiyama, kekuatan Phoenix yang bersinar semakin terang, menciptakan aura yang tak tertandingi. “Sekarang!” teriak Yumi, matanya membara dengan semangat. Bersama Shin, mereka mengangkat senjata mereka, siap untuk mendukung serangan Akiyama. Zerathos, yang kini tampak terdesak, mengerahkan semua energi gelap yang dia miliki. “Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?” dia teriak, suaranya penuh kemarahan dan keputusasaan. “Aku akan menghancurkan kalian semua!” Gelombang gelap mengalir dari telapak tangannya, menciptakan tirai bayangan yang menghalangi cahaya. Namun, cahaya dari Akiyama tidak surut. Dalam hati, dia mengingat semua yang telah dia lalui—kesedihan, perjuangan, dan pengorbanan teman-temannya. Dia mengingat wajah Yumi dan Shin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 26: Perjalanan Menuju Kota Terlarang

Kota Terlarang, yang terletak jauh di balik pegunungan yang menjulang tinggi, dikenal sebagai tempat yang terkutuk. Hanya sedikit yang berani mendekati daerah itu, dan cerita tentang monster dan makhluk mengerikan yang berkeliaran di sana sering kali membuat para pelancong memilih jalur lain. Namun, bagi Akiyama dan timnya, itu adalah tujuan yang tak terhindarkan. Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di tepi hutan lebat yang mengarah ke kota tersebut. Pepohonan di sini tampak lebih gelap dan berisi kehadiran yang menakutkan, seolah-olah hutan itu sendiri menyimpan banyak rahasia. Akiyama melangkah maju, merasakan getaran energi yang mengalir di sekelilingnya. “Ini dia,” kata Shin, mengamati hutan dengan waspada. “Aku bisa merasakan aura gelap yang kuat. Kita harus berhati-hati.” Yumi memegang pedangnya, matanya berkilauan dengan tekad. “Kita tidak bisa mundur. Kita harus menemukan Zerathos dan menghentikannya. Kita tidak akan membiarkan kegelapan ini menguasai kita.” Akiy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 27: Jejak di Kota Terlarang

Setelah pertempuran intens di tepi Kota Terlarang, Akiyama, Yumi, dan Shin beristirahat sejenak di dalam reruntuhan gedung tua. Mereka menenangkan napas sambil mencoba mencerna apa yang baru saja mereka alami. Kota ini jauh lebih berbahaya daripada yang mereka perkirakan, dan mereka tahu tantangan yang lebih besar masih menunggu. "Aku tidak pernah melihat makhluk seperti itu sebelumnya," kata Yumi sambil mengelap pedangnya yang berlumuran darah hitam pekat dari makhluk gelap yang mereka hadapi. "Makhluk itu mungkin dikendalikan oleh Zerathos," jawab Shin, suaranya tegang. "Ada sesuatu di kota ini yang membuat segalanya terasa lebih gelap... lebih menakutkan." Akiyama tidak berbicara, hanya menatap ke arah gedung utama yang menjulang di tengah kota. Pikiran dan perasaannya bercampur aduk. Dia bisa merasakan getaran aneh dari gedung itu, seolah-olah sesuatu yang sangat kuat dan jahat bersembunyi di dalamnya. "Kita harus maju," katanya akhirnya, suaranya tegas. "Zerathos mungkin ada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 28: Kebangkitan Kegelapan

Seketika suasana hening menyelimuti ruangan besar itu setelah ledakan dahsyat yang ditimbulkan oleh serangan Akiyama. Asap tebal melingkupi sekeliling, menyamarkan pandangan mereka, namun Akiyama, Yumi, dan Shin tetap berjaga-jaga, siap menghadapi apa pun yang akan muncul dari balik asap. Ketika asap mulai menipis, mereka melihat Zerathos masih berdiri di tengah altar, meski tubuhnya terlihat bergetar dan penghalang kegelapan di sekelilingnya telah runtuh. Zerathos tampak terengah-engah, kekuatan besar Akiyama jelas telah melukai pertahanannya. Namun, meski begitu, tatapan penuh kebencian dari mata merahnya masih memancarkan tekad yang mengerikan. "Kalian sungguh berani... mencoba menentangku," ucap Zerathos dengan suara serak. "Tapi kalian masih tidak mengerti. Kalian sudah terlambat. Kebangkitan telah dimulai, dan tak ada yang bisa menghentikan kehancuran ini." Akiyama melangkah maju, nyala api Phoenix di sekeliling tubuhnya masih berkobar, namun jauh lebih terkontrol. "Aku tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 29: Bayangan di Balik Kegelapan

Setelah kekalahan penjaga kegelapan, langit yang sebelumnya diliputi oleh bayangan pekat mulai kembali cerah. Sinar matahari yang lembut menerobos kabut hitam, seakan mengumumkan bahwa pertempuran telah usai. Akiyama berdiri tegak, memandang sisa-sisa medan pertempuran yang porak-poranda. Tanah yang retak mulai menyatu kembali, sementara energi gelap yang sempat mendominasi tempat itu perlahan lenyap seperti debu yang tertiup angin. Namun, meskipun kemenangannya tampak mutlak, perasaan gelisah tetap menghantui Akiyama. Dia tahu ini belum akhir dari segalanya. Penjaga kegelapan mungkin telah dikalahkan, tetapi ancaman yang lebih besar masih membayangi dari tempat yang lebih dalam—sebuah kekuatan yang jauh lebih kuat dan berbahaya daripada yang baru saja mereka hadapi. “Semua sudah berakhir?” tanya Yumi sekali lagi, kali ini dengan sedikit keyakinan. Dia melihat sekitar, mencari tanda-tanda bahaya yang mungkin tersisa. Akiyama mengangguk pelan, meskipun hatinya berkata lain. “Ya, unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 30: Panggilan Terakhir

Fajar mulai menyingsing, cahaya lembut menyinari hutan yang sebelumnya gelap gulita. Namun, ketenangan itu hanyalah fatamorgana. Akiyama terbangun, merasakan kehadiran kegelapan yang semakin mendekat. Ia berdiri, menyentuh permukaan tanah yang masih lembap, lalu menatap Yumi dan Shin. Mereka berdua masih terlelap, tak menyadari ancaman yang akan segera datang. Akiyama menghela napas, lalu merasakan energi Phoenix mengalir melalui dirinya, memberikan semangat untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Di balik pepohonan, roh-roh kegelapan bersembunyi, menunggu momen yang tepat untuk menyerang. Mereka merencanakan untuk menguasai pikiran Akiyama, mengubah kekuatan hebatnya menjadi senjata melawan dirinya sendiri. Dalam kegelapan, suara salah satu roh terdengar, "Kita akan membuatnya meragukan dirinya sendiri. Ketika kepercayaannya runtuh, dia akan menjadi alat kita." Akiyama merasakan gelombang ketidakpastian dalam dirinya. Dia tahu bahwa musuhnya semakin kuat dan licik. Namun, dia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status