"Aku tahu, Ma. Aku fokus dulu ke karirku. Doakan aku segera mendapatkan promosi jabatan.""Doa-doa mama, hanya tentang kamu, Denik, dan Denny."Dikri terharu. "Makasih, Ma. Oh ya, mungkin aku pulangnya larut malam. Mama, nggak usah nunggu. Aku bawa kunci sendiri. Sebab aku mesti nganterin papa dulu ke rumahnya. Papa cuti seminggu, Ma." Dikri diam sejenak, kemudian kembali memandang sang mama. "Kalau kecurigaan Mama nggak benar dan papa ternyata selama ini tetap sendirian, apa Mama masih membuka peluang papa untuk kembali?"Bu Ira menghabiskan teh di gelas, lantas memandang serius ke putranya. "Kenapa kamu sangat yakin kalau papamu ingin kembali? Bukankah selama ini papamu diam saja dan itu berarti sudah nyaman dengan keadaannya? Sampaikan ke papamu, Dik. Mama nggak mempermasalahkan kalau papamu ingin menikah lagi. Silakan dengan wanita mana saja yang pernah dekat dengannya. "Mama sudah nggak memikirkan lagi hidup berumahtangga. Sekarang papamu sudah punya banyak uang. Dia bisa mengur
Read more