Home / Romansa / Dibalik perbedaan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dibalik perbedaan: Chapter 11 - Chapter 20

25 Chapters

bab 11 Terpisah oleh takdir

Hari sudah menjelang senja ketika pasukan pemberontak yang dipimpin Marcus berhasil memukul mundur pasukan kerajaan. Seraphina memandang sekeliling dengan napas terengah-engah, darah dan keringat bercampur di wajahnya. Teriakan kemenangan dan ratapan kesedihan bercampur jadi satu di antara hiruk-pikuk pertempuran yang baru saja berakhir. Namun, di tengah keramaian itu, hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya: Alaric.Seraphina berlari ke segala penjuru, mencari sosok yang paling ingin dilihatnya. Matanya berusaha menembus kerumunan para prajurit yang terluka, para pemberontak yang merayakan kemenangan kecil mereka, dan mayat-mayat yang bergelimpangan di tanah. Namun, Alaric tidak ada di sana. Seraphina merasakan jantungnya berdegup kencang, ketakutan mulai merayapi pikirannya. “Apa ada yang melihat Alaric?” teriaknya pada siapa pun yang mau mendengarkan. Tapi tak ada jawaban yang memuaskan. Marcus, yang tengah mengatur barisan prajurit untuk mundur d
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

bab 12 dibawah bayang bayang pengkhianatan

Alaric dan Seraphina duduk di sudut kabin kapal yang sempit, mencoba menghangatkan diri setelah pelarian yang nyaris berakhir tragis. Suara ombak yang menghantam lambung kapal terdengar berirama, namun jauh dari menenangkan. Marcus masuk ke dalam kabin, membawa sepotong roti dan air untuk Seraphina. Wajahnya tegang, matanya tidak bisa lepas dari peta yang terhampar di meja. “Kita harus bergerak cepat,” ujar Marcus sambil menunjuk titik di peta. “Pasukan kerajaan pasti sudah menyadari pelarian kita. Mereka akan mengejar.” Seraphina mengangguk, meski pikirannya masih kalut. Pengkhianatan ayahnya, pengasingan yang ia alami, dan kini, pelarian yang baru saja berakhir dengan keajaiban, semua itu masih membebani hatinya. Namun yang paling mengganggunya adalah sebuah firasat buruk yang belum bisa ia jelaskan. “Apa rencana kita selanjutnya?” tanya Seraphina, memecah keheningan. “Kita tidak bisa terus bersembunyi. Ayahku pasti akan mengirim pasuka
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

bab 13 kebangkitan magis Alaric

Di dalam penjara bawah tanah istana, Seraphina meringkuk dalam kegelapan. Suara tetesan air yang monoton menjadi satu-satunya irama yang menemaninya. Tubuhnya lemah, dan hatinya dipenuhi oleh kepahitan setelah melihat ayahnya berpaling darinya. Namun, meskipun dia berada di dasar keputusasaan, pikiran Seraphina tetap berputar; ia tak bisa menyerah sekarang. Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan. Sementara itu, di luar istana, Alaric dan Marcus berusaha mati-matian mencari cara untuk menyelamatkan Seraphina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas, dan setiap detik yang berlalu semakin mendekatkan Seraphina pada nasib yang mengerikan di tangan Duke Alistair. Namun, kali ini situasinya berbeda. Kerajaan telah memperkuat keamanan istana dengan prajurit-prajurit terlatih, dan mata-mata berkeliaran di setiap sudut kota. “Alaric, kita tidak bisa menyerbu begitu saja,” kata Marcus sambil memandangi istana dari kejauhan. “Duke Alistair sudah siap.
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 14 meninggalkan ardencia

Malam itu, di desa yang masih terjaga oleh ketakutan dan harapan yang tipis, Luthar memandang Alaric dan Seraphina dengan wajah yang lebih serius dari sebelumnya. Langit mulai menggelap, dan hanya cahaya api unggun yang menerangi pertemuan kecil mereka. Luthar, yang biasanya penuh dengan sikap arogan dan dingin, kini terlihat berbeda—terbebani oleh keputusan besar yang harus ia buat. “Dengar,” kata Luthar, memecah kesunyian. “Keadaan semakin tidak terkendali. Raja Alden sudah terlalu jauh dengan kebijakannya, dan ibu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahannya. Ini bukan hanya soal prajurit yang datang menyerang desa ini, tapi seluruh Ardencia sedang di ambang kehancuran.” Alaric dan Seraphina menatap Luthar dengan penuh perhatian. Mereka tahu bahwa Luthar tidak mungkin mengatakan hal seperti ini tanpa alasan yang kuat. Luthar menarik napas dalam-dalam, seakan menimbang setiap kata yang akan ia ucapkan. “Kalian berdua harus pergi,” lanjut
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 15 bertahan hidup

Sementara Alaric dan Seraphina melanjutkan perjalanan mereka di Eldoria, keadaan di Ardencia berubah dengan cepat dan semakin tidak terkendali. Ketidakhadiran Alaric dan Seraphina tidak serta-merta membuat situasi menjadi lebih tenang; justru sebaliknya, kerajaan itu berada dalam keadaan yang lebih kacau daripada sebelumnya. Dengan Luthar yang berjuang sendirian dari dalam istana, berbagai konflik internal dan eksternal mulai mengancam kestabilan kerajaan. Sejak kepergian Seraphina, Raja Alden semakin tak terkendali dalam usahanya mempertahankan kekuasaan. Dengan kabar hilangnya putri kerajaan dan pesulap desa yang menjadi pahlawan rakyat, Raja Alden merasa terancam. Baginya, Alaric dan Seraphina bukan hanya ancaman terhadap kekuasaannya, tetapi juga simbol pemberontakan yang bisa menginspirasi rakyat untuk melawan. Ia memerintahkan pasukan untuk mencari mereka hingga ke pelosok Ardencia, mengerahkan kekuatan militer yang lebih besar dari sebelumnya.
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 16 kemesraan dibalik kesulitan

Suatu malam setelah pertunjukan yang sukses di rumah Bartholomew, Alaric dan Seraphina kembali ke tempat tinggal mereka yang sederhana. Mereka menyewa sebuah kamar kecil di lantai atas penginapan tua yang terletak di ujung kota Eldoria. Kamar itu tidak mewah, tetapi cukup nyaman bagi mereka. Terdapat jendela besar yang menghadap ke jalanan, dengan pemandangan lampu-lampu kota yang berpendar indah di malam hari. Malam itu terasa sejuk, dan suara angin yang berhembus lembut melalui celah jendela memberikan suasana yang tenang.Di dalam kamar, Alaric duduk bersandar di ranjang, masih mengenakan setengah dari kostum sulapnya yang penuh debu, sementara Seraphina sedang melepaskan gaun pertunjukannya. Meski lelah, wajah mereka berseri-seri dengan kebahagiaan yang jarang mereka rasakan dalam beberapa bulan terakhir. Kesuksesan pertunjukan malam ini membuat mereka merasa sedikit lega dari tekanan yang selama ini menghantui. Seraphina menatap Alaric dan tersenyum. “Kau tad
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 17 orang ketiga

Keesokan harinya, kehidupan kembali ke rutinitas mereka yang sederhana. Alaric mempersiapkan dirinya untuk pertunjukan harian di alun-alun kota, sementara Seraphina tinggal di rumah, merapikan sedikit dagangan kerajinan yang ia buat untuk menambah penghasilan mereka. Kehidupan mereka mungkin tidak berlebihan, tapi cukup untuk membuat mereka merasa bahagia.Namun, tanpa mereka sadari, sebuah badai baru perlahan mendekat, membawa ancaman yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.Di tengah keramaian kota, Alaric menarik perhatian banyak orang dengan sulapnya yang memukau. Anak-anak dan orang dewasa terkagum-kagum melihat trik-triknya yang selalu berhasil membuat mereka terheran-heran. Di antara para penonton, seorang wanita berambut merah menyala dengan mata tajam memperhatikan Alaric dengan penuh minat. Namanya adalah Miranda, seorang pedagang yang baru tiba di kota itu. Penampilannya menarik perhatian dengan pakaian mahal dan sikapnya yang penuh percaya diri, berbed
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 18 kembalinya ancaman dari ardencia

Keputusan Alaric untuk menolak Miranda bukanlah hal yang mudah. Setelah malam yang panjang, Alaric akhirnya memutuskan untuk berbicara jujur kepada Miranda dan mengakhiri semua yang telah ia mulai. Ia sadar bahwa hubungan gelap ini bukan hanya mengancam hubungannya dengan Seraphina, tetapi juga harga dirinya sebagai seorang pria yang seharusnya menjaga komitmen dan kehormatan.Keesokan harinya, Alaric menemui Miranda di vila mewahnya. Miranda menyambutnya dengan senyuman manis dan pandangan penuh harap, seolah yakin bahwa Alaric akhirnya akan menerima tawarannya untuk meninggalkan Seraphina dan menjalani kehidupan baru bersamanya.“Alaric, aku tahu kau akan datang. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk kita,” kata Miranda sambil mendekat, jemarinya menyentuh lembut tangan Alaric.Namun, Alaric dengan tegas menarik tangannya. “Miranda, kita harus bicara. Aku tidak bisa melanjutkan ini lagi. Seraphina adalah segalanya bagiku, dan aku tidak ingin kehilangan di
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

bab 19 Latihan dan persiapan

Setelah pertempuran yang memisahkan Seraphina darinya, Alaric terjebak dalam kegelapan yang lebih pekat daripada sekadar kehilangan penglihatannya. Satu matanya yang tersisa kini menjadi satu-satunya jendela bagi dunianya yang terasa kian menyempit. Setiap kali ia menutup mata, yang ia lihat hanyalah bayangan Seraphina yang dibawa paksa oleh prajurit Ardencia. Rasanya, luka di matanya tak seberapa dibandingkan dengan luka yang mengoyak hatinya. Keheningan malam terasa seperti menghimpit, dan rasa bersalah terus menghantuinya, membisikkan bahwa ia gagal melindungi satu-satunya orang yang berarti dalam hidupnya. Beberapa hari berlalu, dan Alaric berusaha keras untuk memulihkan diri. Namun, meski luka di tubuhnya mulai berangsur membaik, luka di hatinya tetap menganga lebar. Di rumah sederhana tempatnya dirawat oleh penduduk desa, Alaric terbaring dengan perban yang masih melilit kepalanya. Kesakitan dan keputusasaan menjadikannya lebih pendiam daripada biasanya. Setiap
last updateLast Updated : 2024-09-09
Read more

bab 20 Hasrat tak terbendung

Latihan keras dan pertempuran tak henti-hentinya membuat Alaric, Jameson, dan Miranda semakin dekat. Setiap hari mereka berlatih bersama, berbagi canda tawa di tengah rasa lelah, dan menjadi sandaran satu sama lain saat kesulitan menghampiri. Namun, di balik keakraban mereka, ada momen-momen pribadi yang tak terucap, terutama antara Alaric dan Miranda. Malam itu, Alaric duduk di tepi sungai dengan pandangan menerawang. Luka di wajahnya masih terasa perih, namun yang lebih menyakitkan adalah luka di dalam hatinya. Ia merenung, menatap bayangan dirinya yang terpantul di air sungai. Dengan satu mata yang tersisa, Alaric melihat sosoknya yang berubah; tidak lagi pesulap muda yang penuh percaya diri, melainkan seorang pria yang dihantui oleh kehilangan. Miranda datang mendekat, membawa kain bersih dan semangkuk air hangat. Ia duduk di sebelah Alaric tanpa banyak bicara, lalu mulai mengganti perban di wajah Alaric dengan tangan yang lembut. Mata birunya menat
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status