“Halo, sayang,”Mendengar ucapan Bian, Audy sontak menoleh dan menatap Bian tajam. Bian pun panik dan terlihat buru-buru ingin mengakhiri panggilan.“Ee-aku masih di jalan, nanti aku kabarin lagi ya,”“Iya, bentar, ya,”Bian lalu menutup telepon sambil mengusap pelan tengkuknya.Audy memalingkan wajahnya ke arah jendela, muak dengan semua hal yang tengah terjadi. Seandainya waktu itu ia bisa menolak perjodohan ini, mungkin saat ini ia sedang sibuk melayani pada customernya.Ah, jika ia mengingat salon, ia selalu teringat bagaimana ia bekerja keras untuk mendapatkannya. Sayang, saat ini ia tak bisa banyak meluangkan waktu untuk mengurusnya.Selama perjalanan pulang, mereka berdua memilih untuk diam. Meredakan emosi masing-masing, sebelum kembali bersandiwara saat di rumah.Sejujurnya, Audy ingin segera merebahkan diri di ranjang. Tapi, ia segera sadar bahwa ia sekarang menumpang di kamar suaminya. Ia juga merasa lelah harus bersikap baik dan ramah pada Bian.“Ini demi Ibu,” batin Audy
Last Updated : 2024-11-22 Read more