Semua Bab Mendadak Dilamar Kakak Mantan: Bab 31 - Bab 40

69 Bab

31. Balkon Jadi Saksi

Usai menikmati makanan, sepasang suami istri itu punya kegiatan masing-masing yang sama sekali berbeda. Davian duduk di balkon dengan tabletnya, tengah sibuk mempersiapkan bahan presentasinya esok hari. Sementara Kaira tiduran diatas ranjang sembari mengerjakan beberapa artikel ringan untuk dia kirim esok hari.Masih pukul delapan malam, wajar sekali keduanya belum mengantuk dan memilih untuk tetap produktif mengerjakan pekerjaan masing-masing. Apalagi suara deburan ombak dan juga suasana baru disekitar yang seolah mendukung kinerja otak untuk bekerja secara maksimal. Kaira membuka perlahan tws yang sejak tadi menyumpal telinganya. Alunan lo-fi cukup membantunya semakin fokus hingga berhasil menyimpan sekitar lima artikel pendek dalam satu jam bekerja. Wanita itu meletakkan laptopnya lalu meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku akibat terlalu lama bertahan dalam posisi yang sama. Wanita itu menghela napas panjang, menatap langit-langit kamar hotel yang terasa semakin sempit seiring b
Baca selengkapnya

32. Lingerie Try On

Kaira menghela napas panjang, menatap layar TV di depannya yang kini memutar episode lain dari serial Netflix yang sudah berjam-jam ia tonton. Sejak pagi, Davian pergi mengikuti lokakarya arsitektur, meninggalkannya sendirian di kamar hotel yang mewah namun terasa sunyi. Awalnya, Kaira menikmati waktu sendirinya—berbaring di ranjang empuk, memesan room service, dan maraton film. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa bosan mulai menyusup mengganggunya.Gadis itu bahkan sudah melakukan hal penting yang selama ini ia abaikan—bermeditasi, membaca buku, atau menulis jurnal. Sesuatu yang lebih produktif yang dia lakukan untuk membunuh waktu. Tidur siang? Kaira bukan tipikal yang rutin tidur siang, jadi sulit sekali untuk memejamkan matanya mendapatkan tidur siang dengan kualitas terbaik. Dulu saat masih aktif bekerja, Kaira merindukan waktu-waktu bersantai di rumah tanpa melakukan apapun dan hanya tiduran sepanjang hari. Kini, angan-angannya itu terwujud. Bedanya, Kaira justru sekarang ri
Baca selengkapnya

33. Night Out

Davian melangkah cepat setelah mobil yang ditumpanginya sampai di lobby hotel tempatnya dan Kaira menginap. Lelaki itu patut lega sebab presentasinya hari ini berjalan lancar dan ia bahkan mengantongi beberapa klien-klien potensial yang menunggunya untuk menyerahkan beberapa draf kerjasama nanti setelah kembali ke Indonesia. Begitu pula pertemuannya dengan salah satu klien yang sempat berjanji untuk mendengarkan penawarannya pasal introverted rooms waktu itu, berjalan sukses dan tentunya tidak lepas dari masukan dari Kaira semalam.Ah, bicara tentang istrinya, Davian sudah tidak sabar bertemu dengan Kaira. Sepatu pantovelnya melangkah panjang dan cepat agar segera bisa sampai kamar. Dia bahkan langsung pulang dari lokakarya tadi, melewatkan beberapa ajakan makan malam diluar demi menemui sang istri yang sejak pagi dia kurung dalam sangkar emas. Bukannya apa-apa, Davian sejujurnya hanya khawatir kalau harus melepas Kaira sendirian berada di negeri orang. Bukannya dia tidak percaya den
Baca selengkapnya

34. Let's Talk About Love Bombing

Setelah hampir seharian berada di dalam kamar hotel, akhirnya Kaira merasa udara malam Thailand memeluknya dengan lembut. Angin tropis yang hangat, suara riuh rendah dari kehidupan malam, dan aroma masakan jalanan yang menggoda indra membuatnya tersenyum lebar. Dia merasa segar, seolah seluruh kebosanan yang menjeratnya sejak pagi telah terlepas."Akhirnya keluar," Kaira tertawa pelan, tangannya digenggam erat oleh Davian yang berjalan di sampingnya. Wajahnya berseri-seri, matanya berbinar penuh semangat. "Seharian di kamar bikin aku hampir gila," tambahnya dengan tawa ringan, melepaskan rasa sumpek yang selama ini menyelimutinya.Padahal kemarin Kaira sendiri yang mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan bosan sebab kamar mereka memiliki fasilitas yang luar biasa lengkap dan juga pemandangan indah. Ternyata dengan cepat ia menjilat ludah sendiri.Davian menatap istrinya, senyum lembut menghiasi wajahnya. "Saya tahu, maaf ya," ucapnya sedikit bersalah. "Seharusnya kita keluar dari tadi
Baca selengkapnya

35. N*****x and Chill

Kembali ke kamar hotel, sepasang insan yang sudah menghabiskan waktu berdua untuk makan malam sembari chit-chat ringan itu memutuskan untuk naik ke ranjang dan beristirahat. Namun bahkan setelah dua puluh menit berusaha memejamkan mata, keduanya kompak belum bisa tertidur. Suara angin yang berdesir lembut di luar jendela tidak mampu membawa mereka ke dalam tidur yang nyenyak seperti biasanya. "Kai, kamu sudah tidur?" Tanya Davian.Kaira yang tengah merasakan kesulitan yang sama kini membuka matanya. Dia menggeleng sebelum melirik sang suami yang menatapnya dari arah kiri."Sepertinya aku nggak bisa ngantuk lagi karena sudah tidur seharian," jawab Kaira tidak sepenuhnya benar. Tadi siang dia memang sempat tidur lelap sekitar lima belas menit, hanya saja selebihnya dia benar-benar hanya merebahkan diri tanpa bisa benar-benar menutup mata.Davian tersenyum kecil lantas bangkit untuk duduk bersandar di kepala ranjang, "Saya nggak bisa tidur," ungkapnya.Sejujurnya Kaira agak terkejut. Ap
Baca selengkapnya

36. Dare

"Kita mungkin harus mencoba melakukan sesuatu yang melelahkan?" Pacuan jantung keduanya tiba-tiba semakin cepat. Terasa seolah hormon yang entah apa namanya itu melonjak naik mengirimkan sinyal-sinyal menyenangkan di otak dan tubuh. Sebuah kalimat ambigu yang Kaira sadari membuatnya langsung berpikir ke beberapa ranah. Sialnya, mengapa ada perasaan excited yang mendadak menyeruak di dalam dirinya? "Seperti apa?" Bibir Kaira agak bergetar saat mengucap kalimatnya. Apalagi dia mendapati Davian yang terus menatapnya lamat sejak tadi—terutama kearah bibir. Davian masih diam menatapnya. Namun Kaira dengan segera merasa bak tersengat listrik saat merasakan jemari Davian telah membelai punggung tangannya. Kaira membeku saat Davian justru memangkas jarak diantara mereka. "Bermain. Sesuatu yang melelahkan namun juga membuat tertantang dan menyenangkan. Bagaimana menurutmu?" Davian mengucapnya dengan terlampau santai. Kaira menyembunyikan sorot paniknya, gadis itu masih berupaya untuk tena
Baca selengkapnya

37. Menyerang Atau Diserang

Membeku, tubuh gadis itu mendadak kaku saat mendengar kalimat dari suaminya. Ini bukan seperti mereka tidak pernah berciuman sebelumnya. Kalau dihitung-hitung, mereka sudah pernah kecup dahi, kecup bibir, hingga benar-benar berciuman kemarin di balkon. Kaira masih ingat dengan sangat jelas bagaimana Davian begitu lihai membuainya semalam.Tapi tetap saja, mendengar kata tersebut diucapkan sebagai sebuah permintaan membuat Kaira menumbuhkan semacam perasaan tertekan. Bisa-bisanya Davian mengucapkannya secara gamblang begitu. Kaira berkedip lambat dua kali, waktu serasa melambat saat pandangan mereka terkunci satu sama lain menampakkan ekspresi yang jauh berbeda diantara keduanya. Kaira dengan raut kebingungan sementara Davian di lain sisi terlihat sangat santai seolah kalimatnya tadi tidak berarti apa-apa. Cukup lama tidak menanggapi Davian, sisi tidak mau kalah Kaira tiba-tiba saja menyala di tengah kepanikan. Davian saja bisa sebegitu tenangnya, mengapa Kaira tidak bisa?"Yang ben
Baca selengkapnya

38. Permainan Ego

Hening menyerang namun tidak satu-pun dari sepasang insan tersebut mundur dari posisinya masing-masing. Kaitan netra keduanya kian panas seolah masing-masing menggelanyarkan api pada lawannya. Sensasi menyenangkan menggelitik keduanya. Kaira merasa sisi rasionalnya mungkin akan menolak, tapi ada dorongan lain yang membuatnya kini dengan perlahan justru mendorong suaminya kebelakang—posisi tidur telentang dengan Kaira bebas berkuasa diatasnya."Nggak masalah. Aku akan membuktikan kalimatku," ujarnya sebelum menyampirkan rambutnya. Gadis itu dengan berani menduduki Davian. Kaira kembali menyerang bibir, mengecup dan memagut dengan lebih bertempo dibanding sebelumnya. Davian di sisi lain tentu saja mengikuti instingnya. Laki-laki itu tersenyum dalam ciuman mereka. Memegang pinggang ramping Kaira sembari membalas pertikaian bibir mereka yang lebih dalam dan juga lebih lembut dari ciuman awal.Dia merasakan bahwa Kaira penuh dengan kehangatan, gadis itu selalu punya cara untuk membuatnya
Baca selengkapnya

39. Liburan Seharian

Sepasang insan yang masih anyar-anyarnya tertaut sebagai sepasang suami istri itu bangun dari tidur cukup lebih pagi daripada biasanya. Perjalanan liburan mereka hari ini agendanya cukup padat sehingga mengharuskan mereka berdua berangkat pagi-pagi buta.Meskipun keduanya hanya tidur kurang dari empat jam. Memori panas semalam masih cukup mengganggu mereka. Terutama Kaira yang sampai sedikit canggung tiap melihat suaminya. Meski begitu, ego wanita itu terluka saat menyadari mungkin hanya dirinya yang merasakan kecanggungan akibat semalam. Pada akhirnya, dia mencoba untuk bermain dengan apik. Davian keluar dari kamar mandi dengan pakaian kasual yang menambah kadar ketampanannya. Lelaki itu memilih kaus berkerah berwarna biru tua dan celana panjang khaki yang ringan namun tetap rapi. Dia mengenakan sepatu slip-on yang mudah dilepas serta melengkapi penampilannya dengan kacamata hitam.Sementara itu, Kaira memilih pakaian yang nyaman namun tetap sopan untuk kunjungan mereka. Agenda per
Baca selengkapnya

40. Info Loker

Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar menyusuri beberapa tempat wisata di Thailand. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Bangkok. Seharian bersama Davian menguak banyak sisi baru dari lelaki itu yang tak banyak dia ketahui sebelumnya. Kaira tak sadar bahwa orang seperti Davian sebenarnya punya banyak kesamaan dengannya terutama dalam selera arsitektur, bacaan, musik dan bahkan suasana favorit. Poin plusnya, Davian juga seorang expert jika itu bicara tentang arsitektur.Sekarang ini, keduanya sama- sama tersesat dalam pekatnya malam. Di tepian Sungai Chao Phraya yang tenang, gemerlap lampu Asiatique The Riverfront mulai menyala, menambah kehangatan suasana malam di Bangkok. Kaira dan Davian berjalan beriringan, tangan mereka bersentuhan sesekali, menikmati angin malam yang sejuk setelah seharian menjelajahi pasar dan wahana di sekitar kaw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status