Malam semakin larut, tapi hati Aini tak tenang. Beberapa orang tua murid yang ia kenal, sudah ia telepon, tapi belum ada informasi tentang Izzam. Sama seperti jawaban pak Haris tadi, teman-teman Izzam melihat putranya itu naik ke mobil jemputan seperti biasa. Ponselnya berdering, layar menunjukkan nama Alex. Dengan tangan gemetar, Aini segera mengangkatnya."Aini, aku dengar dari guru lesnya, Izzam tidak ada di tempat les?" suara Alex terdengar tegas, mencerminkan kekhawatirannya."Iya, Mas," jawab Aini, suaranya lirih. "Aku sudah mencari tahu ke Pak Haris, sopir jemputannya, tapi dia bilang Izzam sudah diantar langsung ke tempat les. Tapi ternyata...""Jangan panik. Aku akan ke sana sekarang," potong Alex. "Aku akan bantu mencari.""Terima kasih, Mas," ucap Aini. Meskipun ia merasa lega, sekaligus rasa bersalah menyelimuti dirinya.Setelah menutup telepon, Aini segera menghubungi Pak Haris lagi. "Pak Haris, kita bantu cari Izzam sekarang," katanya buru-buru."Bisa, Bu, akan saya ba
Last Updated : 2024-11-26 Read more