Setelahnya, sembari membawa kalung itu, Dilan tersenyum saat dia berbicara, "Bisakah aku memakaikan kalung ini di lehermu, Wenda?"Pipi Wenda memerah saat dia mengikat rambutnya ke belakang, memamerkan kulitnya yang indah dan pesonanya yang luar biasa, "Silakan, Dilan."Mendapatkan persetujuan dari Wenda, Dilan menyentuh lembut leher Wenda, mengalungkan kalung indah itu di sana.Seolah cahaya terang yang menyiram kegelapan yang dalam, pesona yang terpancar dari Wenda semakin besar dan besar. Dia tampak sangat cantik dengan itu, membuat pipi Dilan secara alami memerah. Dilan jarang mengagumi paras seorang wanita, tapi harus dia akui bahwa Wenda begitu sempurna, seolah dia adalah karakter yang keluar dari lukisan.Melihat reaksi Dilan, Wenda tersipu malu. Dia menyentuh kalung hijau itu dengan senyum hangat, bersumpah akan menjaga itu seolah itu adalah bagian dari hidupnya. Ini adalah hadiah pertama yang diberikan Dilan padanya.Setelahnya, mereka meninggalkan toko perhiasan itu dan menu
Last Updated : 2025-03-02 Read more