Semua Bab Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku: Bab 91 - Bab 100

116 Bab

Bab 91 ~ Tindakan Grasella

“Aku harus pergi dari sini dan menemui Kak Elmer. Aku harus berada di sisi mereka,” ucap Grasella menyetir mobil sendiri, setelah mencoba kabur dari mansion milik Arsen. “Aku tidak peduli dengan wanita itu. Dia malah ingin tetap duduk manis di sana,” keluh Grasella. Ckiittt!!! Grasella terkejut saat ada dua orang manusia melewati begitu saja dan hampir tertabrak. Otomatis, Grasella menginjak rem mobil dengan segera. Grasella menuruni mobil untuk melihat sosok yang baru saja tertabrak olehnya. Tetapi tidak ada siapapun di sana, sampai sesuatu yang dingin, menyentuh pelipisnya. Wanita itu menoleh ke ke sosok yang meletakkan ujung pistol di pelipisnya. “Ka… Kamu?” “Halo, Grasella Elmer,” sapa Alex dengan seringai di bibirnya dan kedua mata Grasella membelalak lebar di sana. “A… apa yang kamu inginkan dariku? Aku tidak memiliki apa pun!” ucap Grasella dengan penuh rasa ketakutan. Alex tertawa pelan, suara dingin dan sinis yang membuat kulit Grasella merinding. "Oh, kamu pasti memil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 92 ~ Pengorbanan Lain

“Mana Ivana? Kenapa datang sendirian?” tanya Alex yang bersembunyi sambil menutup kepala dengan tudung jubah. “Dia tidak ada di sini,” jawab Grasella. “Mencoba menipuku?” tanya Alex sangat geram. “Untuk apa aku menipumu. Aku benar-benar tidak menemukan wanita itu di kamarnya. Lagipula, aku tidak berniat menolong dia. Dia udah merebut Arsen dariku, mana mungkin aku akan membantunya!” keluh Grasella dengan kesal.“Grasella, kamu tau, kan, konsekuensi kalau mencoba menipuku?” ucap Alex. Grasella menelan salivanya sendiri dengan penuh ketakutan. “Iya, aku tidak berbohong,” jawab Grasella. “Kamu tau, Grasella. Kupikir kamu akan berguna untukku. Ternyata kamu begitu bodoh dan tidak berguna,” ucap Alex. “Apa-!” Grasella tertegun saat Alex menusuk perutnya dengan pisau di tangannya, dan membuat tubuh Grasella ambruk ke tubuh Alex. “Aku tidak suka dibohongi, Grasella,” bisik Alex menepuk pundak Grasella dan menarik pisau dari tubuh Grasella hingga darah memuncrat keluar mengenai tubuh d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Bab 93 ~ Rela Berkorban

“Cepat, keluar!” Alex menarik lengan Ivana dengan paksa keluar dari lift itu. “Lepaskan aku! Lepaskan aku, Alex!” ucap Ivana memberontak. “Diamlah, Ana. Aku sudah mencarimu selama ini dan menunggu waktu saat ini,” ucap Alex tersenyum lebar. “Lepaskan aku! Aku tidak ingin pergi dari sini!” teriak Ivana berusaha melepaskan dirinya. “Wah, apa kamu sangat suka tempat ini?” tanya Alex menghentikan langkahnya dan menatap Ivana dengan intens. “Memang sih, mansion ini sangat nyaman untuk beristirahat dengan tenang. Hm… Baiklah, aku akan mengabulkannya,” ucap Alex dengan seringai di bibirnya sambil mengeluarkan bom dari balik pakaiannya. “A… Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Ivana sangat khawatir sekaligus takut. “Apalagi. Aku ingin istirahat dengan tenang bersamamu, Ana,” ucapnya tersenyum manis. “Kamu tau, berkat mantan suamimu, aku jadi tidak bisa menemukan tempat yang aman untuk bertahan hidup bersamamu. Kalau tidak bisa hidup bersamamu, kita mati bersama saja!” Alex tersenyum lebar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Bab 94 ~ Kumohon… Jangan Pergi…

“Kumohon!” isak Ivana terus menangis terisak di luar ruang operasi sebuah rumah sakit. Kedua tangannya penuh dengan darah Arsen. Ivana tidak tau apa yang terjadi dengan Alex dan yang lain. Karena saat itu, muncul orang-orang berseragam hitam dan sosok pria yang bernama Alhtar, dia yang membantu Ivana membawa Arsen ke rumah sakit. “Ini untukmu, minumlah,” ujar seseorang membuat Ivana mengalihkan pandangannya dan menatap sosok pria di depannya. Dia adalah putra mahkota Alhtar yang mengantar Ivana juga Arsen ke rumah sakit. “Aku tidak haus,” jawab Ivana memalingkan wajahnya yang sendu. Air mata tidak kunjung berhenti mengalir, dia tidak ingin apa pun, selain kabar baik dari Arsen. Alhtar duduk di kursi yang berseberangan dengan Ivana. “Saat itu, kami sedang meeting, lalu kami mendengarn kabar kalau Alex sedang berada di Utara. Tanpa berkata apa pun, Arsen berlari begitu saja meninggalkan ruang meeting diikuti asistennya. Kupikir, apa yang terjadi, kupikir dia terlalu bersemangat untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Bab 95 ~ Cinta yang Sama

“Kapan kamu akan bangun, Arsen?” tanya Ivana menatap Arsen yang masih terlelap di ranjang rumah sakit dengan peralatan medis yang terpasang di tubuhnya, termasuk alat bantu pernafasan yang menempel di hidungnya. Ivana duduk di samping ranjang, wajahnya tampak lelah namun penuh harapan. Cahaya redup dari lampu rumah sakit memantulkan bayang-bayang di wajahnya, menonjolkan lingkaran hitam di bawah matanya. Sudah dua hari dia menunggu, berharap Arsen akan segera sadar dan membuka mata. Bahkan di saat itupun, dia tidak memikirkan makan maupun minumnya.Tangannya gemetar saat dia meraih tangan Arsen yang dingin dan terasa lemas. Dia meremas lembut tangan itu, berusaha menghangatkannya, seolah-olah sentuhannya bisa membangunkan Arsen dari tidur panjangnya. Suara mesin monitor jantung terdengar berirama, stabil namun tak berubah, seperti keadaan Arsen yang tetap diam.“Aku tahu kamu masih bisa mendengarku,” bisiknya, suaranya serak karena kelelahan dan rasa rindu. “Aku di sini, Arsen. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 96 ~ Merawatnya

Paul Cezary dengan wajah pucatnya tampak muram saat dibawa keluar dari ruang sidang, diapit oleh polisi di kedua sisinya. Freddy, Bruce, dan para antek lainnya berjalan beriringan di belakangnya, tangan mereka diborgol, mata mereka tertunduk. Para polisi yang mengawal mereka terlihat tegas dan tak sedikit pun menunjukkan simpati.Suasana menjadi semakin mencekam saat rombongan mereka menuju mobil tahanan yang akan membawa mereka ke penjara paling dingin dan menakutkan di negeri itu. Kamera televisi yang mengikuti pergerakan mereka dari dekat menyiarkan semuanya secara langsung.Setiap langkah mereka menuju keadilan dipertontonkan kepada publik. Persidangan yang memakan waktu lama ini akhirnya mencapai titik klimaksnya, dan rakyat merasa puas melihat para kriminal ini akhirnya dihadapkan pada hukuman yang setimpal.Putra Mahkota Alhtar adalah sosok di balik tirai yang mengatur jalannya keadilan bagi Paul Cezary dan antek-anteknya. Dengan sikap tegas dan tanpa kompromi, Alhtar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Bab 97 ~ Tawaran Putra Mahkota

“Buka lagi mulutnya,” ucap Ivana menyuapi Arsen di sana. “Sudah cukup, aku sudah kenyang, Sayang,” jawab Arsen. “Kamu baru saja makan sedikit. Padahal kamu sedang sakit,” keluh Ivana. “Aku benar-benar sudah kenyang. Ngomong-ngomong jangan memaksakan dirimu untuk merawatku. Kamu juga sedang hamil, harusnya kamu istirahat di rumah,” ucap Arsen. “Kenapa? Kamu tidak suka aku ada di sini dan merawatmu?” tanya Ivana mulai merajuk.Arsen melihat wajah Ivana yang mulai sedikit cemberut. Dia tahu betapa perhatian dan dedikasinya terhadap dirinya, namun dia juga ingin Ivana menjaga dirinya sendiri dan bayi yang ada di dalam kandungannya.“Tentu saja, aku suka kamu ada di sini. Hanya saja aku khawatir kalau kamu terlalu capek. Kamu harus ingat, kesehatanmu dan bayi itu lebih penting,” jawab Arsen lembut.Ivana menggigit bibir bawahnya, masih merasa sedikit bersalah. “Tapi aku tidak bisa hanya diam saja saat kamu sakit. Aku ingin memastikan kamu cepat sembuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 98 ~ Kembali Pulang

“Mobil sudah siap,” ucap Doly yang datang ke ruangan Arsen. “Apa hanya ini barang yang ada?” tanyanya lagi saat melihat satu tas di sana. “Iya,” jawab Ivana. “Hey, Arsen. Apa kamu bisa jalan sendiri tanpa dipapah Ivana. Dia sedang hamil,” tegur Doly. “Tenang saja, aku bisa jalan sendiri. Aku hanya ingin merangkul istriku, apa salahnya?” protes Arsen. “Ya, terserah. Cuma kalau mau di papah, mending kamu dorong saja dia biar menggelinding. Istri sudah berat bawa kandungannya, suruh mapah kingkong,” ejek Doly membuat Ivana terkekeh di sana. “Ngomong-ngomong, sejak kapan kamu menjadikan Doly di pihakmu?” tanya Arsen menatap Ivana dengan kernyitan di dahinya. “Perasaan, dulu Doly berpihak padaku.” “Ya, mau gimana lagi. Tidak ada yang bisa berpaling dari pesona seorang Ivana Clover,” kekeh Ivana. “Jawaban yang bagus,” ucap Doly. “Udah ah, aku tunggu di mobil. Jangan lama!” ucapnya berlalu pergi dengan membawa ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

Bab 99 ~ Undangan Putra Mahkota

“Bagaimana dengan penampilanmu?” tanya Ivana yang sudah memakai gaun ibu hamil berwarna mocca dan kontras dengan kulit putihnya. “Kamu selalu terlihat cantik,” puji Arsen tersenyum lembut. “Hm… Calon suamiku juga sangat tampan dan gagah,” ucap Ivana merapikan jas yang dikenakan Arsen dengan lembut. Arsen tersenyum mendengar pujian itu, hatinya merasa hangat. “Tapi, Sayang, kecantikanmu itu yang membuatku selalu kagum. Meskipun sedang hamil, kamu tetap bersinar.”Ivana tertawa ringan, “Ah, kata-katamu manis sekali, Arsen. Tapi aku rasa aura kehamilan ini membuat segalanya menjadi lebih indah.”Arsen mengangguk setuju sambil meraih tangan Ivana, menggenggamnya dengan lembut. “Semua sudah selesai, mulai sekarang kita bisa menata masa depan kita. Aku akan selalu ada untuk kamu dan si kecil.”Mata Ivana berbinar, merasakan dukungan di balik kata-kata Arsen. “Terima kasih, sayang. Itu saingan berarti besar bagiku.”Mereka saling menatap sejenak, merasakan kedekatan yang semakin kuat di t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 100 ~ Kontraksi

Ivana membuka matanya melihat langit-langit kamar. Kemudian, dia menoleh ke sampingnya, di mana Arsen tertidur dengan lelap di sana. Senyuman terukir indah di bibir Ivana. Wanita itu berangsur bangun perlahan menahan rasa kaku di tubuhnya dengan kandungan yang semakin membesar. Wanita itu menatap wajah Arsen yang terlelap dengan damai, terlihat begitu tampan dan menawan. Dipandangi wajah pria itu dengan dalam dan penuh rasa kekaguman sekaligus cinta.Ivana mengingat kembali momen-momen indah yang mereka lalui bersama. Setiap tawa, setiap bisikan lembut, dan setiap pelukan hangat yang membuat hatinya berbunga-bunga. Dalam keheningan pagi itu, dia merasakan ketenangan yang mengisi udara, seolah dunia hanya milik mereka berdua.Dia perlahan memindahkan pandangannya ke perutnya yang semakin membesar. Rasa bahagia menggetarkan jiwa Ivana saat dia membayangkan kehidupan baru yang akan segera datang. Kebahagiaan ini seolah semakin melengkapi kebahagiaan yang sudah ada. Iv
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status