"Akan ada konspirasi besar, Ngger!" jawab Mpu Mahisa Purwa setengah berbisik."Jadi mereka sebenarnya masih memburuku, Eyang Guru? Hanya saja mereka tidak ada kepastian apakah aku masih hidup atau sudah berkalang tanah?" tanya Aryandaru meminta kepastian pada Mpu Mahisa Purwa.Seno Wedus manggut-manggut mendengar percakapan Aryandaru dan Mpu Mahisa Purwa. Keningnya berkerut saat teringat kebencian Raden Anggastya Condra ketika membidikkan anak panah beracun pada Aryandaru. Dia tersentak dan berkata dengan wajah cemas. "Kakang, semoga saja Raden Songong itu tidak menaruh curiga kepadamu!""Aku pun berpikir demikian, Dimas. Kurasa saat ini, Anggastya sedang mencari kebenaran kematianku. Kita harus waspada, agar rencana ini tidak gagal!" sahut Aryandaru setengah berbisik."Sebaiknya, cepat tinggalkan tempat ini, Ngger," kata Mpu Mahisa Purwa seraya beranjak. Sekedipan mata lelaki renta itu sudah kembali ke pesanggrahan Teratai Emas."Ayo, Dimas! Kita lanjutkan sandiwara ini!" ujar Aryanda
Last Updated : 2025-02-02 Read more