Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 91 - Bab 100

476 Bab

Chapter 91

Tidak tahu yang membawa Aluna ke rumah sakit siapa. Tapi ketika Aluna bangun. Ia berada di ruangan serba putih. Selang infus yang sudah menancap di punggung tangannya. Tubuhnya terasa begitu remuk. Aluna mencoba bangun dan meraih ponselnya yang berdering begitu keras di atas nakas. “Halo,” suara Aluna yang terdengar parau. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi. “Kau di mana? Kau tidak menghubungiku sama sekali,” suara Ethan yang terdengar seperti marah. Pria itu memang akan marah saat Aluna tidak mengabari. Aluna menghela nafas dan menatap langit-langit kamarnya. Ethan tidak tahu saja Aluna dihajar habis-habisan oleh tunangan dan ibunya tadi sore. “Aku…” Aluna masih mengingat ucapan Margaret dan Grace untuk menjauhi Ethan. Aluna akan melakukannya. “Jawab Aluna, apa yang kau lakukan?” tanya Ethan. “Kau di mana sekarang? Kau di mana? Kau di Apartemen kan? Tidak mungkin kau sekarang perjalan pulang ke kampung?” “Jangan diam-diam pergi lagi,
Baca selengkapnya

Chaoter 92

Aluna hilang. Aluna pergi tanpa kabar. Walaupun Ethan sudah melacak lewat ponsel Aluna yang terhubung dengannya, tetap saja tidak bisa. Sudah 4 hari Aluna tidak ada kabar. Ethan benar-benar frustasi. Ia sudah mengerahkan orang suruhannya untuk mencari Aluna namun belum ada kabar sedikitpun. Ini juga salahnya, kenapa ia tidak mencari tahu saat Aluna pulang kampung? Sial Ethan begitu pusing. Setelah membuat Ethan berbunga-bungan dengan pernyataan Aluna terakhir kali di telepon. Ternyata Aluna berencana menghilang. Ethan menghela nafas sebelum meminum sebuah cairan alkohol dari gelas kecil tersebut. “Belum ada kabar?” tanya Bobby menghisap rokok. Ethan menggeleng. Bersandar pada sofa. “Sudah tidak usah dipikirkan, mungkin saja dia memang ingin pergi.” Bobby menatap Ethan. “Dia ingin pergi karena kau akan menikah. fokus saja pada pernikahanmu 2 hari lagi.” “Shit!” Ethan menatap Bobby nyalang. “Bicara sekali lagi aku akan menghajarmu.” Bobby terkekeh pelan. “Sant
Baca selengkapnya

Chapter 93

“Akhirnya kami menemukan orang yang melihat Aluna, Sir.” Ethan langsung pergi menemui orang kepercayaannya. Seorang detektif dari perusahaan swasta. Tempat mereka bertemu adalah sebuah restoran hotel. Tidak masuk ke dalam melainkan di luar. “Sangat sulit melacak keberadaan Aluna karena ada orang yang ikut campur menutupinya.” “Semua CCTV yang menunjukkan keberadaan Aluna seakan hilang semua. Tidak ditemukan sama sekali,” jelas Sandi si detektif swasta yang dipercaya Ethan. “Tapi ada pegawai restoran yang mengaku melihat Aluna.” Ethan mengangguk. “Di mana orang itu?” Seorang pegawai yang masih menggunakan seragam itu terlihat hati-hati keluar dari gedung. Pegawai dengan kacamata tebal itu mendekati Ethan dan Sandi. “To the point. Kau melihat perempuan ini atau tidak?” Sandi menunjukkan foto Aluna dikirim oleh Ethan. Pegawai itu mengangguk. “Iya. Ada yang terjadi dengan wanita itu di restoran hotel ini.” “Beritahu aku apa yang terjadi?” Pegawai itu menatap Et
Baca selengkapnya

Chapter 94

Pintu dibuka. Anak pertama, anak laki-laki yang jarang sekali pulang saat menginjak dewasa itu akhirnya muncul di rumah orang tuanya. Bukannya senang. Ethan dipenuhi kemarahan yang tercetak jelas dari wajah tampannya. Tanpa babibu, mencari orang tuanya yang saat ini sedang bersantai di sebuah ruang keluarga. “Ethan?” Margaret berdiri dari duduknya. “Kenapa tiba-tiba datang? Kenapa tidak memberitahu dulu?” Ethan melempar map berwarna cokelat muda yang berisi hasil DNA-nya dengan Gio. “Sejak kapan menyeledikiku?” tanya Ethan. “Ada apa?” Peter mengambil map itu. “Tidak—” Margaret hendak mengambil map itu, namun Peter keburu mengambil map itu. “Itu bukan apa-apa.” Peter membukanya dan melihat hasil dari DNA tersebut. “Anak laki-laki berusia tujuh tahun?” tanya Peter begitu kaget. “Anak siapa? Anakmu Ethan?” tanyanya pada sang putra. “Siapa anak laki-laki ini?” Margaret segera menggeleng. “Tidak penting. Lagipula Ethan akan menikah dengan Grace. Tidak usah mementi
Baca selengkapnya

Chapter 95

“Sir, saya tidak menemukan Aluna.” Setelah 24 jam berusaha mencari keberadaan Aluna, Sandi tidak kunjung bisa mendapatkan jejak Aluna di mana. “Cari terus.” Ethan menghela nafas. “Saya yakin ada orang yang menutupi keberadaan Aluna.” Sandi yang terdengar putus asa. Biasanya detektif swasta dengan bayaran tinggi itu hanya memerlukan waktu beberapa jam saja untuk melacak keberadaan orang. Namun melacak keberadaan Aluna seperti sedang mencari jarum di antara jerami. Sangat sulit! “Itu orang tuaku. Pasti mereka menghapus semua jejak Aluna agar aku tidak bisa menemukannya.” Benar. Orang tua Ethan lebih berkuasa. Pasti mereka menggunakan jasa seseorang yang lebih ahli. Maka pertarungan dimulai. Anak vs orang tua. Setelah pintu dibuka oleh sopir. Ethan keluar dengan tanga yang masih memegang telepon. “Aku beri waktu kau sehari. Jika tidak bisa menemukan Aluna, aku akan menyuruh orang lain.” Tegas, jika memang tidak mampu. Ethan akan mencari orang lain. Keberadaan Alu
Baca selengkapnya

Chapter 96

Beberapa hari yang lalu. Aluna pulang. Mematikan ponselnya lalu membuangnya begitu saja. Karena ia takut Ethan akan melacak keberadaannya. Setelah turun dari kereta Aluna menghela nafas dalam sebelum menarik kopernya berjalan. Tiba-tiba air matanya jatuh lagi. Aluna menghela nafas berkali-kali sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah ia sewa. Tidak begitu lama. Ia sampai di rumah. Kedatangannya sontak membuat keluarganya kaget. Karena Aluan tidak memberitahu mereka akan pulang. Dan juga, Aluna baru saja pulang. “Aluna,” panggil Linda, ibu Aluna. “Kamu kok pulang? Apa yang terjadi?” Linda menatap putrinya. “Wajah kamu…” lirihnya. “Kenapa Aluna? Apa yang terjadi?” tanyanya lagi. Aluna tidak kuasa menahan tangisnya. Akhirnya Linda membawa putrinya masuk ke dalam. Di sanalah Aluna menangis lebih kencang. Pertahanannya runtuh. Aluna tidak bisa berpura-pura tegar lagi dalam keadaan seperti ini. Linda memeluk putrinya. Mengusap bahu Aluna pelan. “Ibu gak tahu a
Baca selengkapnya

Chapter 97

Tidak ada mempelai wanita yang tiba-tiba mendatangi mempelai laki-laki. Grace dengan gaunnya yang memanjang mengetuk kamar Ethan. “Hai!” Grace melambaikan tangannya. Ethan membuka pintu. Tanpa bisa dicegah Grace sudah masuk ke dalam kamarnya. “Kau tampan.” Menatap Ethan. Ethan sudah siap dengan kemeja putih lengkap dengan jas dan dasi. Pernikahan yang paling tidak dinginkan. Ethan hanya menghembuskan nafas lelah. “Keluar.” Grace menggeleng. “Ehm..” “Tidak, nanti dulu. Aku masih ingin melihatmu.” Mendekat. Dengan lancangnya, tangannya terangkat mengusap rahang Ethan. “Akhirnya kau jadi milikku.” Ethan menyipitkan mata. “Kau begitu terobsesi denganku?” “Ya karena aku mencintaimu. Aku tidak terobsesi denganmu, aku mencintaimu dan ingin menjadikanmu milikku. Hanya milikku…” Grace berjinjit. “Aku tidak ingin ada orang lain diantara kita.” Sial, seharusnya Ethan bisa mendorong wanita ini menyingkir. Bagaimanapun ia begitu jijik melihat Grace. Apalagi melihat
Baca selengkapnya

Chapter 98

PRANG! Setelah ucapan Grace selesai. Ethan mengambil cincin pernikahan mereka dan melemparnya begitu saja. “Ethan!” teriak Grace. Bukan hanya Grace yang berteriak, seluruh keluarga mereka. Apalagi Margaret yang melihat putranya melakukan hal tersebut. “Aku sudah tidak tahan.” Ethan menyugar rambutnya. “Aku tidak mau menikah dengan wanita gila sepertimu.” “Ethan jaga sikap kamu!!” teriak Margaret. Harianto menarik putrinya. “Berani-beraninya kamu mempermalukan keluarga kami. Putriku terlalu berharga jika menikah dengan pria sepertimu.” Ethan tertawa pelan. Ia berjalan mendekat dengan senyum miring. “Aku tahu yang kau sembunyikan..” lirihnya. “Kau ingin aku membongkarnya sekarang?” “Omong kosong!” Harianto mendorong dada Ethan. Ethan memberikan kode pada Bobby. Bobby mendekat. Memberikan dokumen pada Ethan. Membuka dokumen itu. Menunjukan isi dari lembar kertas tersebut kepada ayah Grace. “Putrimu ini hamil. Siapa yang menghamilinya?” tanya Ethan. Menggeleng pelan. “Tentu
Baca selengkapnya

Chapter 99

“Aku pikir dia benar-benar mencintaimu.” Bobby masih tidak menyangka setelah semua yang terjadi. “Bisa-bisanya mereka…” lirihnya lagi. Ethan berdecak pelan. “Sialan… seorang aku akan dijadikan pelampiasan? Aku hanya dijadikan alat agar mereka tetap bisa bersama.” Bobby menggeleng sembari terus fokus pada jalanan. Sekarang ia sedang perjalanan mengantarkan tuan raja Ethan ke Bandara. Untuk menyusul Aluna ke kampung. “Si gila itu, padahal mereka bisa berbicara pada orang tua mereka. Atau kawin lari saja. Tapi malah memaksamu untuk menikahinya.” Ethan tertawa pelan. “Dari dulu Grace diakui sebagai anak kandung Harianto. Jika kabar menyebar tentang mereka yang berhubungan, semua hancur. Reputasi keluarga Salim akan hancur dengan perbuatan mereka. Akan berdampak pada perusahaan juga.” “Dia membangun reputasi seolah-olah mengejarku dan terobsesi denganku. Padahal wanita jalang itu bermain dengan pria lain….” Ethan menyandarkan tubuhnya. “Sial…” umpatnya lagi. “Tidak ada wani
Baca selengkapnya

Chapter 100

Aluna senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ibu dan neneknya terlihat menikmati masakannya. “Panggil Gio,” ucap Linda. “Anak itu kalau sudah belajar tidak mau makan.” “Gio makan dulu!” teriak Aluna. Akhirnya Gio keluar dari kamarnya. Bocah itu nampak malas saat di suruh makan oleh ibunya. “Jangan belajar terus. Kamu juga butuh istirahat.” Aluna mengambilkan nasi dan lauk ayam untuk putranya. Gio menuruti keinginan ibunya untuk makan. “Nah seperti itu kan pintar.” Aluna tersenyum. Kalau ada penghargaan untuk murid yang paling rajin, Gio pasti akan selalu mendapatkannya. Bocah itu begitu rajin belajar dan mengerjakan PR. Walaupun masih duduk dibangku SD kelas 1 Gio sudah begitu mahir matematika. Otaknya yang cerdas mampu mengusai rumus-rumus sederhana yang diajarkan di kelas. Hal itu membuat Aluna bangga. Dirinya pintar, tentu saja anaknya juga pintar. Apalagi kalau dipikir, Gio mempunyai darah orang tua yang sama-sama pintar. Aluna selalu mendapatk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
48
DMCA.com Protection Status