“Kalau dipikir-pikir, Jessica dengan vonis dokter yang katanya parah, kondisi fisiknya masih kuat juga ya, Ed?”Kupancing perbincangan tentang Jessica saat kami sudah bersantai setelah sama-sama menidurkan si kembar.“Harusnya bagaimana?” Ed yang sesekali sudah menguap itu masih menyahuti pertanyaanku.“Enggak tahu juga sih, aku tidak pernah lihat langsung orang dengan vonis kanker stadium akhir. Hanya saja kalau dokter saja mengatakan Jessica tinggal hanya menunggu kematiannya, harusnya kondisinya semakin memburuk.Ya, kan?”Ed membuka matanya yang terpejam itu lalu meringsut berbaring miring agar bisa menatapku.“Tidak semua begitu, Mila.”“Ini hanya sebuah kemungkinan dari info yang pernah aku baca lho, Ed. Bukan aku yang kemudian ingin melihat dia semakin memburuk.” kutandasi ucapanku agar Ed tidak berpikir aku berharap Jessica semakin buruk.Tiba-tiba kulihat tatapan Ed yang meredup dan itu membuatku tidak nyaman. Apa dia tidak suka dengan pemikiranku ini? “Mamaku dulu sehat da
Baca selengkapnya