“Kau tidak mau tidur bersamaku?” tatapan Ed meredup.Selarut ini baru pulang sementara mengabaikan istri dan anaknya, suamiku itu tidak enak sendiri dan sudah berpikir aku marah padanya.Apalagi dia paham betul bagaimana wanita ini kalau sedang cemburu. “Ah, tidak apa, Ed. Tidurlah dulu, aku harus ke toilet sebentar,” ujarku mengulas senyum agar Ed tidak resah.Namun masih tidak percaya, Ed menarik lenganku hingga tubuhku tertarik ke pangkuannya. “Jangan membuatku gelisah begini, Mila. Kau marah?”Aku hanya tersenyum dan membingkai wajah tampannya. Kucium bibirnya lalu perlahan wajahnya berubah tenang.“Tidak, suamiku. Aku kebelet!” bisikku dan kucium lagi bibirnya sebagai penandas bahwa aku tidak sedang marah.Ed terkekeh mendengar ucapanku. Baru kemudian dia melepasku pergi ke toilet.Tercenung beberapa saat di kamar mandi sembari menatap pantulan bayangku sendiri di cermin wastafel itu, perasaaanku kembali terusik.Aku ini munafik sekali. Meski tidak mempermasalahkannya, bayan
Baca selengkapnya