“Bu.” Jantung Cedric berdebar, “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Menurut kamu?”Jolyn melirik anaknya, senyum tersirat di sudut bibirnya, “Apa lagi yang bisa aku lakukan? Anakku, mereka punya masalah, ini adalah kesempatanmu.”“Bu!” Wajah Cedric mendung, ia menegur, “Jangan bicara sembarangan! Aku dan Kayshila sekarang hanya teman biasa, dia sudah menikah, dan aku juga sudah menerimanya.”Ia khawatir ibunya akan membuat kekacauan lagi.Ia menekankan, “Ibu jangan berbuat hal yang tidak-tidak, jika sampai Kayshila terluka, aku tidak akan memaafkanmu lagi.”“Tidak akan, tidak akan. Bu tahu kesalahannya, tidak akan melakukan apa-apa.”Jolyn terus-menerus menggelengkan kepala, dia sudah tidak berani lagi.Bagi dia, nyawa anaknya sudah dianggap sebagai karunia kedua.“Tapi, Cedric, jika kita tidak melakukan apa-apa dan Kayshila bercerai dari CEO Edsel, kamu masih akan punya kesempatan, kan?”Dia kini sepenuhnya memahami bahwa Kayshila adalah satu-satunya untuk anaknya.Nyawanya sudah
Read more