Ini adalah Jolyn.Kayshila menelepon ke nomor telepon rumah Keluarga Nadif. Ia sedikit gugup, “Nyonya Nadif, apakah Cedric sekarang tinggal di rumah atau tinggal sendiri?”“Kayshila?”Di sana, Jolyn tidak menyangka yang menelepon adalah dia, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, “Cedric di rumah, dia di sini. Kamu mau datang melihatnya?”“Baiklah.”Dengan hati berat, ia menutup telepon. Saat sudah naik mobil, Kayshila memberikan sebuah alamat pada Brivan, “Jangan kembali ke Jalan Wena dulu, kita ke sini dulu.”“Baik, Kakak Ipar.”Brivan menurut, mengantarkannya ke tempat yang dimaksud.“Tunggu aku di depan pintu.”Setelah berkata demikian, Kayshila turun dari mobil.Ia menekan bel pintu, dan Jolyn membuka pintu. Saat melihat Kayshila, Jolyn menggenggam tangannya, “Kayshila, kamu datang.”Suaranya lembut, “Ayo, masuklah.”“Nyonya Nadif,” hati Kayshila dipenuhi kegelisahan, “Cedric di mana?”“Yuk, ikuti aku.”Dengan langkah perlahan, Jolyn menggandeng Kayshila ke ruang ke
Read more