Semua Bab Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih: Bab 31 - Bab 40

54 Bab

Bab 31 ~ Pria Misterius 

“Selamat makan,” ucap Aerline, berusaha menampilkan semangatnya meski ada sedikit rasa tidak nyaman di dalam. “Selamat makan, Aerly. Aku yakin ini pasti enak,” jawab Joel dengan penuh keyakinan, sambil mengambil sendoknya dan mencicipi masakan yang telah disiapkan Aerline.Saat Joel mengunyah, Aerline memperhatikan ekspresinya dengan penuh harap. Senyuman mulai terbentuk di wajah Joel saat rasa makanan itu menyentuh lidahnya. “Ini, luar biasa! Kamu harus masak lebih sering, bahkan saat kamu tidak sakit,” serunya, membuat Aerline merasa bangga. “Manfaatkan keahlian memasakmu untuk membuat masakan seperti ini, bukan mie instan. Kalau males masak, kamu bisa makan di restoran atau pesan online. Atau, kamu bisa menghubungiku untuk nemenin kamu makan,” ujar Joel. “Benarkah? Aku bisa menghubungimu kapan saja untuk nemenin aku makan?” tanya Aerline menatap Joel dengan intens di depannya.“Ya. Aku akan usahakan untuk selalu nemenin kamu,” ujar Joel tersenyum manis di sana. “Baiklah, aku ak
Baca selengkapnya

Bab 32 ~ Menyelesaikan kesalahanpahaman. 

“Selamat pagi, semuanya.” Aerline menyapa semua rekan kerjanya. “Kamu sudah sehat, Lin?” tanya salah satu rekannya. “Ya, sudah lebih baik,” jawab Aerline melihat ke arah Maya yang hanya diam saja. Aerline tau, rekaman yang tersebar dan membuat banyak orang salah paham. Aerline berjalan mendekati meja Maya di sana. “Maya, soal rekaman video itu, aku benar-benar minta maaf,” ujar Aerline merasa bersalah. “Antara aku dan Leon tidak ada apa-apa.”Maya menoleh ke arah Aerline. “Kamu tidak perlu minta maaf, Lin. Lagipula, aku bukan siapa-siapa Leon. Dan, Leon punya hak memilih, walau itu kamu. Aku beneran gak apa-apa, kok,” ujar Maya tersenyum manis di sana. Tetapi jelas, sorot matanya tidak menunjukkan baik-baik saja. Bahkan tadi dia pun tidak menyapa Aerline. “Tapi, May-”“Kembalilah ke mejamu, Lin. Aku harus pergi ke ruang manager Chris untuk menyerahkan laporan.” Maya bangkit dari duduknya dan meninggalkan Aerline yang terpaku di tempatnya. Aerline merasa hatinya berat saat meliha
Baca selengkapnya

Bab 33 ~ Harapan Leon

“Arlin!” panggil Leon menghentikan langkah Aerline yang hendak pergi ke ruangan wakil Direktur untuk menyerahkan laporan. “Oh, Leon,” jawab Aerline menghentikan langkahnya. Dia cukup canggung berhadapan dengan Leon, mengingat berita yang tersebar tentang dirinya dan Leon. Walau itu bukan perbuatan dan salah Aerline, tetapi dia tetap merasa canggung. Ditambah dengan Maya yang merasa cemburu padanya dan Leon. “Gimana keadaanmu? Apa perutmu masih terasa sakit?” tanya Leon. “Sudah lebih baik, sih. Ngomong-ngomong, maaf soal video itu,” ucap Aerline menatap Leon dengan tatapan rasa bersalah. “Kenapa kamu yang harus minta maaf?” tanya Leon tersenyum manis di sana. “Itu, karena-” Tatapan mereka terpaut satu sama lain. “Ini bukan salah kamu, Arlyn. Jelas ada kesalahanpahaman, dan orang yang menyebar luaskan videonya lah yang salah. Kita hanya korban kesalahpahaman,” ujar Leon. “Tapi karena hal itu, semua orang di kantor menganggap kita berpacaran,” ucap Aerline. “Apa seharusnya kita m
Baca selengkapnya

Bab 34 ~ Bermain ke Festival

Joel pun memutar balik mobilnya dan mencari parkiran yang kosong. Saat menenmukannya, Aerline sudah turun dari mobil terlebih dulu.“Sabar, dong.” Joel mengatakan hal itu membuat Aerline tersenyum merekah. Joel memang sangat tau kalau Aerline adalah gadis petakilan yang sangat aktif. Semangatnya tidak pernah surut untuk bermain-main.Ketika mereka berjalan menjauh dari jalan utama, suara bising keramaian semakin jelas terdengar. Bau makanan yang digoreng dan aroma manis dari kue-kue menguar di udara, membuat perut Joel sedikit keroncongan.“Lihat, itu pameran kerajinan tangan!” seru Aerline sambil menunjuk ke arah stan-stan berwarna-warni. Matanya berbinar-binar melihat berbagai barang unik yang dipamerkan. “Ya, itu terlihat menarik,” jawab Joel sambil tersenyum, walaupun hatinya masih merasa khawatir akan kondisi Aerline. Dia berusaha ingat untuk tidak mencemaskan keadaan mereka dan menikmatinya meskipun hanya sejenak.Aerline berlari ke salah satu stan yang menjual gelang handmad
Baca selengkapnya

Bab 35 ~ Makan Malam

“Akhirnya kamu datang,” sambut Gisella di lobi restoran. “Semua keluarga sudah menunggumu.”Gisella kembali bersikap ramah padanya. Seakan tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. Berkali-kali pun Joel menolaknya, wanita itu tetap tidak menganggapnya. Joel tidak merespon Gisella dan berjalan memasuki restoran bersama Gisella. Hingga mereka berdua sampai di ruang pribadi dan terlihat orang tua Joel dan orang tua Gisella duduk di meja itu dengan hangat. “Joel sudah datang,” ucap Ibunya yang bernama Bailee. Wanita itu bukanlah ibu kandung Joel, melainkan ibu tirinya. Ada ayah dan adik laki-lakinya di sana. “Selamat datang, Joel!” sapa ayahnya yang bernama Abraham dengan senyum lebar, meski ada sedikit keraguan di matanya. Joel hanya mengangguk pelan, masih merasa tidak nyaman dengan situasi ini.“Gisella, terima kasih sudah mengantar Joel,” ucap Bailee, dengan nada yang ramah. "Kami sudah menunggu dan menyiapkan semuanya."Gisella tersenyum lebar, bangga bisa menjadi pusat perhatian me
Baca selengkapnya

Bab 36 ~ Teror Pria Misterius

“Siapa kamu?” teriak Aerline benar-benar takut saat melihat sosok pria berjubah hitam dan memegang sebuah pisau di tangannya. Aerline sudah sangat ketakutan di sana, dengan cahaya gelap karena mati lampu. Pria berjubah hitam itu tidak menjawab. Dia hanya berdiri diam, pisau berkilau di tangannya. Aerline bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, ingin melarikan diri, tetapi kakinya terasa berat. “Apa yang kamu inginkan?” Aerline berusaha untuk terdengar tenang, meskipun suaranya bergetar. Pria itu mulai mendekat, langkahnya pelan tetapi pasti. Aerline menahan napasnya, mencoba mengingat semua pelajaran bela diri yang pernah dia ikuti, meskipun dia tahu bahwa dalam keadaan panik seperti ini, semua teori itu terasa sia-sia.“Sial!” Aerline melemparkan semua barang yang ada di sekitarnya, tetapi pria itu berhasil menghalaunya satu persatu. Aerline bergerak menjauh darinya dan tanpa pikir panjang, dia naik ke atas mini bar untuk bisa pergi dari sanaBruk! “Ugh!” Aerline meringis
Baca selengkapnya

Bab 37 ~ Usaha Penyelamatan Diri

Aerline terbersit kembali ingatan otaknya kata-kata Kaivan saat mengajarinya ilmu bela diri. "Ingat, area sensitif lainnya," bisik suara dalam hatinya. Dengan segenap tenaga yang tersisa, Aerline menendang kaki pria itu dan menancapkan jarinya ke mata pria itu, berharap bisa mendapatkan celah untuk melarikan diri.Pria itu mengeluarkan jeritan kesakitan dan menyingkirkan tangannya dari leher Aerline. Wanita itu terjatuh ke lantai, terengah-engah dan merasa lega bisa bernapas lagi. Namun, dia tahu ini belum berakhir. Dia harus segera pergi sebelum pria itu bisa kembali menyerangnya. Dalam keadaan bergetar, Aerline melompat berdiri dan berlari menuju pintu kamar mandi dan mengunci diri dari dalam. Dia berusaha mengatur napasnya yang masih terbatuk-batuk dan tenggorokannya terasa sangat sakit. Dalam kegelapan kamar mandi yang sempit, Aerline mencoba menenangkan dirinya. Suara detak jantungnya terdengar jelas di telinga, seolah-olah memecah keheningan yang menyesakkan. Dia memandangi
Baca selengkapnya

Bab 38 ~ Psykopath

“Aerly?!” Joel sangat terkejut saat tubuh Aerline jatuh ke dalam pelukannya dan tatapan matanya melihat sosok pria di dalam apartemen.Mengetahui ada Joel, pria misterius itu berniat melarikan diri. “Tunggu di sini!” Joel meninggalkan Aerline dan berlari mengejar sosok itu yang hendak melarikan diri melalui jendela yang dia pecahkan. Joel berhasil menangkapnya, hingga terjadi perkelahian sengit di sana. Aerline terdiam di ambang pintu, masih shock melihat kejadian yang berlangsung begitu cepat. Dengar suara benda pecah dan suara gaduh, jantungnya berdegup kencang. Dia bisa merasakan ketegangan di udara, dan rasa khawatir mulai menghantuinya.Sementara itu, Joel berjuang melawan pria misterius itu, masing-masing berusaha mendapatkan keunggulan. Aerline tidak bisa berdiam diri, ia merasa perlu untuk membantu Joel. Meskipun ketakutannya mengganggu, dia berusaha mencari sesuatu yang bisa digunakan.“Joel! Hati-hati!” teriak Aerline, suaranya penuh cemas. Namun, Joel tetap fokus pada
Baca selengkapnya

Bab 39 ~ Pindah Rumah

“Apakah kau yakin kau baik-baik saja?” tanya Joel, menggenggam lebih erat tangan Aerline, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa gadis itu dalam keadaan aman.“Ya, aku… aku hanya butuh waktu,” jawab Aerline sambil berusaha menahan air mata. Dia tahu trauma ini tidak akan mudah hilang. Namun satu hal yang pasti, dia merasa terbebas dari ancaman yang menghantuinya selama ini.Joel melihat bekas merah berbentuk tangan di leher Aerline, bahkan ada cakarannya juga. Lutut yang terluka, sudut bibir yang robek dan pelipis yang memar. Dia benar-benar sangat marah. Joel hendak beranjak pergi tetapi dengan cepat, Aerline menahan pergelangan tangannya. “Kamu mau ke mana?” tanya Aerline benar-benar ketakutan di sana. Dia menengadahkan kepalanya menatap Joel. “Aku hanya akan membawakan air untukmu. Tunggu sebentar,” ujar Joel. “Jangan lama… “Joel tersenyum di sana sambil menganggukkan kepalanya. Pria itu pun berlalu pergi untuk mengambil minum di dapur sekalian kotak p3k. Setibanya di dapur,
Baca selengkapnya

Bab 40 ~ Bersikap Egois

“Pemandangannya indah sekali. Aku tidak tau kalau Joel tinggal sendirian di sini. Kupikir, dia tinggal bersama orang tuanya,” gumam Aerline menatap pemandangan taman di depannya. Ketukan di pintu membuat wanita itu menoleh ke ambang pintu yang sudah dibuka. “Makanan sudah matang. Ayo, makan malam dulu,” ajak Joel. “Iya,” jawab Aerline tersenyum manis dan berjalan mendekati Joel. Mereka berjalan menuju meja makan yang ada di sana. Mereka duduk di meja makan yang indah itu, sambil menikmati hidangan yang disajikan Joel. Aerline terkesan dengan kemampuan memasak Joel yang ternyata sangat pandai. Makan malam mereka berlangsung dengan suasana yang hangat. "Apa kamu tinggal sendirian di sini, Joel?" tanya Aerline, ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan Joel sekarang. Mereka sudah berpisah selama lima tahun sejak Joel dikabarkan pindah ke luar negeri bersama keluarganya dan tidak berada di Indonesia lagi. Joel menganggukkan kepala sambil tersenyum, "Ya, aku tinggal sendiri di sini,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status