Imas tidak peduli dengan suara tangisan Azka, ia meninggalkannya begitu saja, begitu juga dengan Azzam, ia tidak peduli ketika anak itu berguling di tanah, tantrum. Imas masih terus menggandoli Damian dan teman-temannya yang berusaha membawa lampu kristal tersebut dengan sangat hati. Mereka melepaskan satu persatu agar tidak pecah.“Mas Azzam, kenapa kamu lembek sekali jadi laki-laki. Lakukan sesuatu, mas, ini rumah kamu, kamu memiliki hak yang sama seperti dia, lalu kenapa kamu hanya terdiam!” Teriak Imas dari ambang pintu, ia tampak sangat frustasi, berulang kali ia menyugar rambutnya dengan kasar sehingga terlihat acak-acakan.Risa yang melihat itu tersenyum puas.“Aku tidak akan biarkan siapapun menguasai rumahku dan barang-barang milikku. Jika kau mau laki-laki sampah itu, silahkan. Tapi tidak dengan hartaku.” Batin Risa mengepalkan kedua tinjunya geram. Rasanya begitu sakit sekali, Hafsah meminta uang sebanyak itu hanya demi membela wanita tidak tahu diri itu, bahkan Hafsah melu
Terakhir Diperbarui : 2024-06-08 Baca selengkapnya