Semua Bab Menikah Tapi Tak Serumah: Bab 61 - Bab 70

120 Bab

Bab 52

“Feiza?!”Suara terkejut itu berasal dari seseorang yang sejak sore tadi Feiza tunggu-tunggu kedatangannya.Itu suaminya.Muhammad Furqon Al-Akhyar. Orang yang beberapa waktu lalu membuka pintu depan rumah kontrakannya.“Kamu … di sini?” tanya laki-laki itu terdengar begitu terkejut sekaligus heran.Cepat, Feiza yang sudah mengangkat kepalanya yang tadi telungkup di atas meja makan menyeka kedua belah pipinya yang basah dengan gerakan yang cukup kasar.Gadis itu hanya menatap Furqon yang berdiri di bibir pintu penghubung ruang tamu dan ruang keluarga dengan kedua mata sembabnya, tanpa menyahut apa-apa.Diam.Hening.Yang terdengar hanya suara detak jam di dinding.Furqon yang terkesima selama beberapa sekon lantas berjalan menghampiri Feiza, berdiri di hadapannya. Ia benar-benar terkejut melihat presensi Feiza di dalam rumahnya dengan berbagai makanan yang terhidang di atas meja makannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

Bab 53

Furqon ternyata tidak diam saja. Ia langsung menyusul Feiza masuk ke dalam kamarnya.Cek!“Tetap di sini, Feiza!”Furqon menahan tangan Feiza yang sedang memasukkan ponsel, charger, dan barang-barangnya ke dalam tas.“Tetap di sini,” ulang Furqon. “Aku minta maaf. Sekarang ayo bicara baik-baik,” tambahnya pelan.Feiza yang berdiri membelakangi Furqon tidak menjawab dan kembali mengusap air matanya.“Ayo bicara, Fe! Luapin semua amarah dan kekecewaan kamu selama ini ke aku supaya aku tahu. Ayo bicara,” ucap Furqon masih memegang tangan Feiza.“Aku mau pulang, Gus,” kata Feiza yang akhirnya mau kembali bersuara.“Sekarang sudah lewat tengah malam. Jangan pergi, Feiza! Kamu nggak boleh pergi.”Feiza langsung berbalik dan menepis tangan Furqon yang masih memegang tangannya dengan kencang.“Apa hak njenengan nyuruh aku nggak pulang? Nyuruh aku nggak pergi?” Feiza juga kembali merespons kata-kata Fur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Bab 54

“Aku tidak akan mungkin melakukan itu,” kata Furqon. Feiza menghela napas. “Gus ….” Nada suara gadis itu penuh permohonan. Furqon pun hanya diam. “Hahh,” hela napas Furqon kemudian. Jika Feiza tadi menghela napas pelan, Furqon barusan menghembuskan napasnya kencang. “Kenapa kamu berpikir aku akan menceraikanmu demi menikah dengan perempuan lain, Fe?” tanya Furqon. “Dan Ziyana? Ini sangat konyol.” “Lalu mau njenengan bagaimana?” jawab Feiza dengan tanya juga. “Njenengan mau menikahi Mbak Ziyana Nafisa tanpa menceraikanku? Aku nggak mau, Gus. Tolong, talak saja aku.” Furqon menggeleng mendengar kalimat Feiza itu. “Aku tidak akan menceraikan kamu!” Feiza kembali menangis tersedu. “Terus gimana?” racaunya. “Aku nggak mau dimadu, Gus! Lebih baik aku nggak menikah seumur hidupku!” “Kamu ini bicara apa, Feiza?” tanya Furqon dengan wajah yang kini terlihat s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

Bab 55

Ciuman itu terhenti ketika Furqon sedikit menarik dirinya, untuk sama-sama mengambil napas dan pasokan udara.“Aku benar-benar mencintaimu, Feiza,” lirihnya menatap dalam manik mongoloid Feiza kemudian kembali mengikis jarak di antara mereka dan hendak kembali mencium Feiza.Dug!Tanpa diduga, Feiza tiba-tiba mendorong dada Furqon kemudian beringsut mundur di atas sofa panjang yang sejak tadi mereka duduki.“Njenengan jangan membuatku bingung, Gus!” tukas gadis itu.Furqon sangat terkejut melihat respons Feiza itu. “Bingung?” herannya tak berselang lama. “Bingung bagaimana?”Feiza menatap tajam Furqon yang ada di depannya. “Njenengan tidak benar-benar mencintaiku,” kata Feiza pelan. “Baiklah jika njenengan tidak mencintai Mbak Ziyana Nafisa, tapi tolong, jangan menipuku dengan mengatakan njenengan mencintaiku. Itu sangat buruk.”Furqon melebarkan kedua kelopak matanya, menatap Feiza dengan tatapan tidak percaya. “Menipu?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Bab 56 (a)

“Kamu adalah satu-satunya perempuan yang ingin aku nikahi, Fe. Sebelum menikah denganmu, aku membuat kesepakatan dengan Ayah dan Ibu kalau kita tidak akan berencana punya anak, sampai pernikahan kita disahkan negara,” ucap Furqon. “Hal itu bertujuan untuk kebaikan semua orang terutama calon anak kita nantinya. Karena itu, aku tidak ingin menyentuhmu, Feiza. Terlebih tanpa kamu yang menginginkan dan mengizinkannya.” Feiza yang mendengarnya langsung menatap Furqon dengan pandangan tidak percaya. “Hah? Tapi, Ibuku ….” “Itu lain cerita,” jawab Furqon. “Karena Ibu pikir kita menggunakan kontrasepsi,” lanjutnya pelan. Tempo hari hubungan ranjang Furqon dengan Feiza memang sempat dijadikan pembahasan oleh ibu mertuanya ketika menginap di Jombang. Wajah Feiza langsung memerah. Ia menggigit pelan bibir bawahnya sembari melempar tatap ke arah lain. Furqon yang menyadarinya menahan senyumny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

Bab 56 (b)

“Feiza.” Feiza meremas-remas jemari tangannya sampai suara Furqon terdengar memanggil namanya dari bilik kamar mandi. “Iya, Gus?” sahut Feiza segera menghampiri dan berdiri di depan pintu kamar mandi itu. “Ada apa?” tanyanya. Furqon melongokkan kepalanya dari dalam melalui pintu kayu kamar mandi yang sedikit dibukanya. “Tolong ambilkan baju gantiku,” pintanya. Feiza menelan air ludahnya sebentar melihat wajah dan rambut basah Furqon. Ia kemudian mengangguk dan segera menuju lemari Furqon guna mengambilkan baju. “Terima kasih,” ucap Furqon menerima uluran baju dari Feiza. Feiza hanya menganggukkan kepala lalu kembali mendudukkan diri di sofa. “Masih punya wudu?” tanya Furqon sekeluarnya laki-laki itu dari kamar mandi. Ia tampak sudah memakai setelan sarung biru dengan atasan kaus putih lengan pendek yang sebelumnya diambilkan oleh Feiza.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Bab 57

Furqon menatap Feiza yang masih terlelap dalam tidurnya di hadapannya.Ia tidak menyangka, perempuan yang menjadi cinta pertamanya itu kini benar-benar ada di depannya, terlelap di sisinya, satu ruangan dan satu tempat tidur dengan dirinya, berstatus sebagai istrinya, dan baru saja mereguk kenikmatan surga dunia bersama-sama dengannya.Secara sepenuhnya, Feiza telah menerima Furqon sebagai suaminya dan itu adalah kado ulang tahun terbaik Furqon selama dua puluh satu tahun dirinya hidup.Sejak beberapa menit yang lalu terhitung dari Furqon yang kembali terjaga, laki-laki itu sama sekali tidak ingin mengedipkan kedua netranya, takut-takut kalau Feiza yang ada di depannya ini tidak nyata dan hanya ilusi.Furqon khawatir jika ia berkedip, gadis cantik yang beberapa saat lalu sudah ia ubah menjadi wanita itu akan menghilang. Lenyap dari pandangan.Sangat perlahan, Furqon kemudian menggerakkan tangannya dan menggunakan jemarinya untuk menyentuh wajah Feiza. Merasakan hangat kulitnya lalu pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Bab 58

“Guss … aku mau tidur, ih. Jangan ganggu!” ucap Feiza mencoba kembali memejamkan kedua matanya. Sungguh, meski saat ini matahari semakin tinggi mengudara dan sangkala akan segera sampai pada tengah hari, Feiza benar-benar hanya ingin tidur saat ini. Tubuhnya perlu istirahat. Bukan yang lain. Namun, Furqon yang sejak tadi ada di sisi Feiza seolah tidak pernah membiarkannya karena tangannya yang Feiza rasa selalu usil dan terus menjailinya. “Guss ….” Sekali lagi rengek Feiza. “Apa, Feiza?” sahut Furqon. “Tangannya jangan usil!” Furqon terkekeh. “Usil bagaimana?” Ia balik bertanya. “Cuma mau peluk doang,” lanjutnya sembari masih melingkarkan lengannya di tubuh Feiza. “Iyaa. Tapi geli, Gus. Aku ngantuk, mau tidur,” sahut Feiza dengan nada sebal. “Iya sudah, tidur saja, Sayang,” ujar Furqon masih belum mau melepaskan rangkulan. Feiza mencebik. “Ndak bisa,” katanya lalu berbalik menghadap Furqon sepenuhnya. Furqon langsung memasang senyum cerah menatap Feiza. “Kenapa?” ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

Bab 59

“Ekhem.” Furqon akhirnya memilih berdeham. “Iya, Fe,” sahut Furqon akhirnya, sambil mengulas senyumnya. “Untuk jadi orang tua memang tanggung jawab yang besar. Kalau belum siap memang lebih baik jangan,” tambah Furqon. “Beneran?” Feiza balas menatap Furqon dengan tajam. “Iya, Sayang.” Furqon kembali mengulas senyuman lebar. Keduanya pun saling berpandangan. “Kenapa natap aku kayak gitu, sih, Fe?” tanya Furqon setelah beberapa lama kembali mengumbar senyum lebar dengan gigi rapihnya. “Kayak punya dendam kesumat gitu,” lanjut Furqon masih menatap Feiza. “Huft.” Feiza mengela napas. “Cuma nggak yakin aja sama jawaban njenengan.” “Astagfirullah, Fe.” Furqon terkekeh. “Aku serius, Feiza,” katanya. “Kalau kamu belum siap hamil, nggak pa-pa, aku setuju juga. Toh, kamu yang nanti akan mengandung dan melahirkan. Badan kamu adalah punya ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

Bab 60 (a)

"Bu Tum, wajahmu kenapa? Kok pucet gitu?" tanya Ririn pada Feiza yang duduk di depannya. "Eh?" Feiza yang sibuk membaca sebuah berkas elektronik di ponsel yang ada di genggaman tangannya menoleh kepada temannya itu. "Masa, sih?" balasnya dengan tanya. "Hm." Ririn menganggukkan kepala. "Kamu sakit?" lanjut gadis itu sambil tanpa permisi meletakkan punggung tangan kanannya ke dahi Feiza, disusul punggung tangan kirinya yang ia letakkan pada dahinya sendiri. "Emm, normal. Nggak panas kok tapi," lanjut Ririn menggumam. Feiza langsung mengulas senyuman. "Makasih, ya, udah perhatian, Beb. Tapi alhamdulillah, aku emang lagi nggak sakit kok," tutur Feiza lalu lembut menyingkirkan tangan Ririn yang ada di dahinya. "Beneran?" tanya Ririn tidak yakin. "Iyaa." Feiza mengangguk mantap. "Oke, deh. Alhamdulillah kalau gitu." Ririn tersenyum yang juga langsung dibalas senyuman oleh Feiza. "Tummm. Tum Feizaa." Tiba-tiba sebuah suara terdengar menggelegar, memanggil nama Feiza dari ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status