Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa: Bab 21 - Bab 30

218 Bab

21. Sayang Kenapa, Mas?

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Rayan malah berkata, "Nanti ya, Sayang. Eh, itu ... lihat!"Rayan menunjuk ke arah seorang anak kecil yang akan menari. Kirana pun langsung mengerti. Suaminya masih belum ingin membahasnya.Sebenarnya jelas Kirana sangat penasaran. Tapi, dia tidak mungkin memaksa suaminya untuk mengatakan apa yang dia tidak ingin dia bahas.Dia bukan seorang pemaksa. Lagipula, setelah mengenal Rayan selama lebih dari satu minggu lamanya, dia merasa bila suaminya itu orang yang baik. Hanya saja dia memang memiliki rahasia saja.Maka dia pun mencoba untuk memakluminya dengan tidak memaksa suaminya."Kamu ... pasti cantik banget kalau pakai gaun pengantin," ucap Rayan tiba-tiba.Perubahan topik yang mendadak itu membuat Kirana sedikit terkejut. Terlebih lagi dia mendapati Rayan menoleh ke arah dirinya dan berkata sembari tersenyum manis, "Nanti kita adain pesta ya."Kirana melotot kaget."Hah? Ke-kenapa, Mas? Uangnya kan-""Hm, kamu lupa ya saya tadi bilang apa?" uc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-20
Baca selengkapnya

22. Terjamin Gimana?

Kirana memamerkan senyum cantiknya dan berkata, "Ini asli kok.""Enggak mungkin," ucap Vena.Dia menggelengkan kepala seakan tak percaya, "Itu harganya mahal banget. Seharga motor. Mana ... mungkin kamu bisa beli?"Kirana mendesah penuh sabar dan menoleh ke arah suaminya yang sedang menatapnya dengan takjub.Dia menggandeng suaminya dengan wajah yang cerah lalu berkata tanpa menoleh ke arah Vena, "Bukan aku yang beli. Ini suami aku semuanya yang beliin.""Tukang sol sepatu kaya dia bisa beliin perhiasan mahal kaya gitu? Kamu pikir saya percaya, Mbak? Tarif dia aja cuman lima belas ribu tiap benerin sepatu," ejek Fildan.Laki-laki itu memasang ekspresi menyebalkan untuk menghina Rayan, tapi Kirana terlihat tak terpengaruh."Oh, itu memang benar. Tapi, nyatanya dia sanggup beliin," balas Kirana cuek.Rayan menggelengkan kepalanya tapi tersenyum pada istrinya yang menurutnya sangat berani itu. "Bohong banget. Enggak percaya aku itu asli," kata Serin yang kemudian tiba-tiba saja berjalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-21
Baca selengkapnya

23. Paling Baju Bekas!

Sebelum Kirana sempat membuka mulut guna membalas ucapan Nadia, Siska malah terlebih dulu kembali menyambar, “Ya itu enggak perlu ditanya lagi lah, Nad. Kelihatan banget enggak ada duit.”Dua wanita itu pun kembali menatap remeh ke kakak ipar mereka. Kirana sudah tidak tahan lagi mendengar suaminya dihina, tapi Rayan malah berkata, “Maaf, kami masuk kamar dulu ya. Kirana lelah, mau istirahat sebentar.”Rayan menggandeng tangan istrinya yang tengah kebingungan menatapnya. Sorot mata wanita itu jelas menunjukkan ketidakinginan pergi dari sana.“Hah? Kata bapak sama ibu tadi kalian perginya pakai taksi online. Kok capek?” kata Nadia dengan mata menyipit.Siska juga menatap kakak dan kakak iparnya itu tanpa berkedip dan kemudian menyeletuk, “Oh, pasti gara-gara nggak penuh naik taksi online-nya ya? Karena uang tipis?”Kirana masih terdiam tapi tangannya yang sedang digenggam oleh Rayan itu menguat seolah sedang berusaha mengatasi kemarahannya lewat genggaman tangan itu.“Ih, kalau begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

24. Kenapa Malah Takut?

“Ya benerlah, Mbak Sis. Aku hafal ya,” kata Nadia.Siska semakin heran, “Duit dari mana buat beli baju sebagus ini?”Nadia mendecakkan lidah, “Itu aku ya enggak tahu, tapi aku yakin pasti enggak mungkin uang dari hasil jadi tukang sol sepatulah.”Siska manggut-manggut, terlihat setuju atas ucapan Nadia. “Aku curiga itu Rayan dapat uang dari jalur lain.”“Kita pura-pura aja enggak tahu dulu, baru deh kita bilang ke bapak sama ibu kalau kita udah tahu. Gimana?” ucap Nadia.Siska mengangguk kecil dan melihat isi tas itu lagi. Tapi ternyata tak ada barang lain yang ada di dalamnya.Sedangkan Rayan yang baru saja mengambil baju ganti pun bertanya pada sang istri, “Kenapa kamu enggak sekalian tunjukkin perhiasan kamu, Sayang?”Kirana yang sedang membereskan baju-baju kotor mereka pun menyahut, “Awalnya tadi sempat mau pamer sekalian sih, Mas.”Rayan mengangguk, “Terus kenapa enggak jadi?”“Takut mereka nggak percaya kalau perhiasan itu asli?” tebak Rayan.Kirana menggeleng cepat-cepat dan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Baca selengkapnya

25. Bismillah Dulu!

Kirana kembali mengangguk dengan yakin, “Yakin, Mas. Aku mau jalanin kewajibanku sebagai istri.”Rayan tersenyum begitu lembut dan memandang istrinya dalam tatapan sangat dalam hingga Kirana menjadi salah tingkah.“Mas, jangan lihatin kaya gitu dong!” kata Kirana yang wajahnya telah memerah.Rayan terkekeh, “Kenapa memangnya? Masa enggak boleh lihatin istri sendiri?”“Ya bukannya kaya gitu, aku hanya-”Kirana tak bisa melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba saja jari telunjuk Rayan telah menempel di bibirnya hingga membuatnya menjadi jauh lebih gugup daripada sebelumnya.Salah satu tangan suaminya yang lain menyibak rambutnya ke belakang. Entah mengapa jantung Kirana semakin berdetak berkali-kali lipat lebih kencang daripada yang seharusnya.Wanita itu juga melihat sang suami yang mulai menggerakkan kepalanya mendekat ke arahnya. Tanpa sadar Kirana mencengkram tangannya sendiri karena gugup.Dia pun secara otomatis menutup kedua matanya perlahan. Namun, hal yang tidak disangka-sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

26. Saya Serius!

Kirana hampir saja meneteskan air mata, tapi wanita itu berusaha keras untuk menahannya. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, dia mengangguk atas ajakan sang suami.Rayan pun segera menggandeng istrinya dan mengambil tas kerja sang istri lalu meninggalkan rumah itu dengan cepat.Sepasang suami istri itu tak melihat Herni di luar, tapi sayangnya berpapasan dengan Parlan yang menatap mereka dengan tatapan tidak suka.“Kenapa buru-buru?” Parlan bertanya sembari membawa alat-alat kebersihan.“Takut telat, Pak,” jawab Rayan.Parlan mendengus, tidak menggubris Rayan dan malah menoleh pada putrinya, “Ibumu sudah bilang soal modal toko, Kirana?”Kirana sontak menghela napas panjang, tak menyangka akan ditanya hal itu di depan jalan rumah mereka.“Pak, nanti aja kita bicarakan lagi ya!” ucap Kirana pelan dengan nada memohon.Parlan mendecih, “Kenapa memangnya? Kamu nggak mau kasih modal buat orang tuamu? Begitu?”Nada suara ayah Kirana itu jelas sekali dikeraskan seolah memang dia ingin agar or
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

27. 10 Juta?

Rayan tersenyum pada bapak mertuanya itu dan berkata, “Bapak tinggal sebutin aja nominalnya, nanti kami siapkan.”Parlan mengernyit heran dan langsung saja menoleh pada putrinya, “Suamimu ini sedang bercanda atau bagaimana? Mau ngibulin Bapak atau gimana, Kirana?”“Wah, parah kalau memang kaya begitu!” ucap salah seorang warga lagi.Kirana tidak mau tinggal diam dan segera membalas, “Mas Rayan udah bilang begitu ya pasti seriuslah, Pak. Nggak mungkin bercanda.”“Uang dari mana memangnya?” tanya Parlan.Kirana hampir tidak sabar. Tapi meskipun dia sendiri tidak tahu dia hanya bisa menjawab, “Yang pasti uangnya halal, Pak. Bapak tinggal terima beres aja.”Wanita itu menatap suaminya dan berharap bila apa yang dia katakan sudah benar. Dia pun melihat lelaki itu tersenyum dan mengangguk kecil sehingga dia pun merasa tenang.“Sudah, Pak. Pak Parlan bilang aja, nanti kan tinggal dilihat jumlahnya sesuai apa enggak.”“Kalau sampai bohong ya keterlaluan sih.”Seorang mengangguk bersemangat, “
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

28. Jangan Khawatir!

Di kala Kirana terdiam karena terlalu terkejut, Parlan yang sama sekali tak percaya dengan ucapan menantunya itu menyahut, “Kamu nggak bohongin Bapak?”Rayan tersenyum, “Mana mungkin saya berani? Begini saja … nanti bisa Bapak buktikan sendiri, apa saya berbohong atau tidak. Bagaimana?”Parlan melihat sekelilingnya. Orang-orang terlihat sedikit berharap pada Rayan, tapi dia juga tahu bila masih ada beberapa orang yang tampak tak percaya pada Rayan.“Baiklah, Bapak tunggu uangnya. Kalau kamu tidak bisa memberi, berarti kamu hanya kasih harapan palsu sama Bapak,” kata Parlan, setengah yakin bila menantunya itu tak mungkin mampu memberikannya dalam waktu yang singkat.Selanjutnya, karena merasa masalah di sana telah selesai, Rayan segera berkata, “Kalau begitu, saya dan Kirana pamit dulu. Kami hampir terlambat.”Usai mengucapkan salam, Rayan pun cepat-cepat menggandeng istrinya agar meninggalkan area itu.Mereka berdua berjalan kaki dengan tergesa-gesa karena Rayan tak ingin istrinya ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-04
Baca selengkapnya

29. Gimana Kadonya?

Serin tertawa meremehkan, “Astaga! Heran banget aku, Mbak. Punya suami tukang sol sepatu aja bangga.”“Heh, jangan begitu!” ucap Vena yang baru saja masuk ke dalam ruang penyimpanan barang karyawan, ikut bergabung bersama dengan mereka. Dia berjalan mendekati Kirana dan berujar pada Serin, “Kamu nggak boleh kaya gitu dong.”Serin menaikkan alis, terlihat heran dengan perkataan Vena. Tatapan matanya seolah berkata ‘Kok kamu bela dia?’Namun, keheranan itu hanya berlangsung sesaat dikarenakan dia kemudian melihat Vena merangkul Kirana dengan tiba-tiba dan berkata lagi, “Mbak Kirana itu udah jadi perawan tua. Udah alhamdulillah banget dia dapat jodoh, daripada nggak laku menikah?”Serin seketika tersenyum puas mendengarnya, sementara Vena menoleh ke arah Kirana yang tampak biasa saja dengan hinaan itu. “Iya kan Mbak Na? Mbak Na itu pasti udah seneng banget udah bisa nikah juga. Ya walaupun cuma dapat tukang sol sepatu sih,” kata Vena sembari menyunggingkan senyum manis yang bertujuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-04
Baca selengkapnya

30. Apa Tujuannya Coba?

Sesungguhnya wanita berusia 22 tahun enggan untuk mengatakan perihal kado itu, tapi dia sudah mengenal Serin dengan sangat baik.Serin adalah orang yang paling ingin tahu urusan lain di minimarket itu. Wanita yang telah memiliki anak itu pun akan melakukan hal apapun demi memenuhi rasa ingin tahunya tersebut. Sehingga dia merasa percuma jika tidak menjawab pertanyaan itu.Vena menghela napas panjang terlebih dulu sebelum menjawab, “Dia … kasih tiket wisata ke gunung bromo.”Serin terdiam, menatap Vena dengan tatapan datar.Vena langsung tahu bila kemungkinan Serin tidak percaya atas perkataannya sehingga dia pun berkata, “Sebentar. Masih aku simpan amplopnya, aku bawa juga tadi.”Dia teringat percakapan dirinya dan suaminya yang menolak untuk menggunakan tiket itu. Vena sebetulnya sangat ingin pergi, tapi tentu saja dia tak mungkin pergi sendirian.Maka dari itu, dia mendadak sangat kesal ketika Kirana malah mengingatkan dirinya akan kado yang malah membuat dia dan suaminya menjadi be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
22
DMCA.com Protection Status