“Apa kau percaya hantu?” tanyanya. “Mana ada hantu di dunia ini.” Mu Lan mengelak tegas. “Yang hampir membunuhmu tadi adalah hantu,” ungkapnya. “Apa? Tidak masuk akal!” Mu Lan menolak untuk percaya. “Terserah saja jika tidak percaya. Kira-kira, itu yang dipercayai orang-orang sini.” “Terimakasih karena telah menolongku. Ngomong-ngomong, bagaimana kau tahu? Apa kau penduduk Kota ini?” “Aku? Mana mungkin. Jika aku penduduk Kota ini, mana mungkin aku bisa … .” “Jadi, kau bukan orang sini? Lalu, siapa kau? Kenapa menolongku?” selanya dengan masih menyimpan sikap waspada. “Cantik, jangan terlalu mencurigaiku. Apa kau tahu, itu membuatku sakit hati,” godanya, “aku orang baik. Jika tidak, mengapa aku harus menolongmu? Jika aku jahat, lebih baik kubiarkan saja kau dibunuh hantu tadi,” celetuknya. “Omong kosong! Hei, jangan memanggilku cantik. Itu sangat menggelikan,” larang Mu Lan karena merasa sangat risih ketika digoda. “Baiklah. Aku akan menurutimu,” ucapnya manja. “SENIOR!!!” Zh
Last Updated : 2024-04-10 Read more