All Chapters of Wanita Pilihan Duda Tampan Sedingin Kulkas: Chapter 91 - Chapter 100

111 Chapters

Bab 91. Percaya Sama Aku

Ting! Resita melihat HP. Ya, balasan Reggy masuk. - Baru sampai hotel. Kamu lagi ngapain? Resita membalas, - Nunggu kamu. Yuriko siapa? Reggy - Supervisor di sini. Dia ajak jalan pas hari off kami sama. Yang lain masuk. Off kami gantian soalnya. Resita - Akrab sama dia? Reggy agak heran, Resita menanyakan ini. Reggy - Biasa aja. Kenapa, Sita? Resita tidak membalas chat itu. Dia kirim foto upload-an Yuriko. Reggy - Jangan marah, Sita. Aku ga ada apa-apa sama dia. Hanya teman di luar jam kantor. Resita - Lola? Reggy makin heran. Ada apa lagi ini? Reggy - Teman magang. Emang Lola kenapa? Resita mengirim beberapa foto yang dia rasa ungkapan hati Lola ke Reggy. Reggy mendesah dan menarik nafas dalam. Lola ini macam-macam saja. Jelas Lola tahu Reggy punya pacar, masih juga begitu. Reggy langsung vidcall Resita. "Sita, aku ga ada apa-apa. Awal minggu ini Lola sakit. Sebagai ketua tim aku bertanggung jawab memastikan dia dapat perawatan yang baik. Aku akan berlaku sama k
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

Bab 92. Situasi yang Tidak Menyenangkan

Ayah Rindu mendekat. Dia memandang Wuri lekat-lekat. Wajah gadis muda itu tidak asing buatnya."Sore, Om." Wuri menyapa sambil tersenyum."Ya ... Sore. Rindu masih mau coklatnya? Ayah tambah dua, ya?" Ayah Rindu mengambil dua coklat lagi dari rak dan menaruh di keranjang yang dipegang Rindu."Kak ... eh ... aku lupa nama kakak." Rindu terlihat berpikir sambil memandang Wuri."Wuri. Prawuri. Panggil saja Kak Wuri," jawab Wuri."Kalau ini ..." Rindu menunjuk Felipe. Dia mendongak melihat Felipe yang tinggi lebih tinggi dari ayahnya."Namaku Felipe." Felipe tersenyum."Namanya bagus, cocok sama kakaknya yang ganteng. Pacar Kak Wuri, ya?" Rindu mencondongkan badan ke dekat Wuri setengah berbisik. Wuri tertawa dan mengangguk. Rindu tersenyum lebar."Nama kamu Wuri? Prawuri?" Ayah Rindu memandang Wuri."Iya, Om," jawab Wuri."Aku Rudy. Senang bertemu lagi. Kamu tinggal di mana?" Rudy menelisik setiap bagian wajah Wuri."Ga terlalu jauh dari sini. Rindu boleh kalau mau main ke rumah Kakak, n
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 93. Soal Ayah

“Serius,” jawab Gio.Kendaraan berbelok masuk ke rumah sakit besar di kota itu. Mereka menemui Ranintya yang dijaga putrinya. Dia terlihat lemah dan pucat, tetapi tetap ada senyum dan semangat di wajahnya.“Ah, senang sekali dapat kunjungan couple paling manis ini. The couple of the year,” sambut Ranintya pada Gio dan Veronica.“Ibu …” Veronica mendekat ke sisi ranjang, merendahkan tubuhnya agar bisa memeluk Ranintya.“Pak Gio tambah ganteng saja. Bu Vero memang yang terbaik,” puji Ranintya.Gio dan Veronica tersenyum dengan pujian itu.“Pak, aku harus dengan berat hati pamit. Aku tidak mau sok kuat. Aku minta maaf, tapi harus mengundurkan diri.” Ranintya bicara tanpa basa-basi. Suaranya mulai sedikit bergetar, tampak sekali dia sedih mengucapkan itu.“Aku mengerti, Bu. Aku yang harus berterima kasih untuk semua, semuanya yang Ibu lakukan buat aku. Pekerjaan, pertemanan, semuanya,” kata Gio.“Ah, Pak Gio lebay. Aku justru belum puas bekerja dengan orang hebat seperti Pak Gio. Tapi cer
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 94. Gadis Kecil yang Malang

Wuri mengeluarkan buku dari dalam tas. Dia cek tugas apa yang harus dikumpulkan besok. Ada tugas bahasa Inggris dan matematika. Satu lagi, ulangan PKN.HP Wuri berbunyi. Ada chat masuk. Nomor yang Wuri ga kenal.- Halo, Kak. Ini rindu. kakak lagi apaWuri tersenyum. Rindu ternyata yang mengirim pesan. Jadi ini nomor ayah Rindu.Wuri- Hai Rindu. kakak lagi belajar. Rindu sudah belajar?Wuri menyimpan nomor itu. Rudy Ayah Rindu nama kontaknya.Rudy Ayah Rindu- aku sudah belajar jadi boleh WA kakakWuri- anak pintar. biasa rindu tidur jam berapa?Rudy Ayah Rindu- jam 8 kak, paling malam jam 9Wuri- rindu tidur dengan siapa? masih ditemani ayah?Rudy Ayah Rindu- aku berani tidur sendiri. Ayah bilang aku uda besar harus beraniWuri- wah, rindu hebat dongRudy Ayah Rindu- iya kakak di rumah punya sodara?Wuri- tidak. kakak cuma berdua sama ibuRudy Ayah Rindu- oo Ayah kakak lagi pergi?Wuri- Ayah kakak memang pergiRudy Ayah Rindu- apa sudah ke surga seperti ibuku?Wuri terdiam
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 95. Kejutan Paling Mengejutkan

"Oke, sampai tujuan." Felipe memarkir motor di halaman rumah Wuri.Keduanya turun dari motor dan masuk dalam rumah. Ibu belum pulang. Tapi tidak akan lama lagi akan tiba di rumah."Aku rapikan rumah dulu. Lalu siapin makanan ringan dan minuman buat tamu," kata Wuri."Ayo, kita kerjain sama-sama." Felipe melepas jaketnya."Bener mau bantu?" Wuri memandang Felipe."Iya. Aku di rumah juga biasa bantu-bantu. Ayo," ajak Felipe.Wuri tersenyum.Mereka berbagi tugas. Felipe membersihkan di teras, Wuri di dalam rumah. Karena rumah itu terbilang kecil, tidak perlu waktu lama pekerjaan selesai. Wuri hampir melanjutkan pekerjaan ke dapur, Ratu datang."Hai ..." Ratu masuk ke dalam rumah."Sore, Bu ..." Felipe menoleh dan tersenyum."Wah, kalian sudah bersiap-siap. Ibu ganti baju dulu, nanti nyusul." Ratu masuk ke kamarnya.Wuri dan Felipe ke dapur. Wuri membuat pancake. Dan juga hot chocolate. Lalu menggoreng kentang. Felipe membantu apa yang Wuri suruh. Ratu akhirnya bergabung dan membuat menu
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 96. Luapan Hati yang Pilu  

Wuri berdiri dan menuntun Rindu kembali duduk. Dia memandang gadis kecil yang cantik dan pintar itu. Asda rasa campur aduk Wuri melihat Rindu, karena dia tahu Rindu adalah adiknya. Mereka punya ayah yang sama.Tetapi Wuri tidak mungkin langsung mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Rindu mungkin tidak siap."Ayah kamu dan ibu kakak saling kenal. Mereka lama tidak bertemu, jadi mungkin kaget saja," kata Wuri."Sungguh?" ujar Rindu. Dia seperti tidak yakin dengan jawaban Wuri.Wuri mengelus rambut Rindu yang panjang dan halus. "Iya. Kadang kita tidak bisa mengerti bagaimana orang dewasa menunjukkan perasaannya."" Apa mereka akan lama, Kak?" tanya Rindu. Dia menoleh ke pintu yang menuju ke dapur."Hmm ... Kakak tidak tahu. Kita nonton film saja, mau?" Wuri mencoba mencair cara membuat Rindu teralihkan pikirannya."Iya, aku mau." Rindu tersenyum."Kakak ambil laptop dulu." Wuri ke kamarnya, mengambil laptopnya.Felipe tidak tahu perlu bicara apa. Dia perhatikan saja bagaimana Wuri mena
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 97. Ayah dan Putrinya

"Sekarang, sedikit saja aku tak mau dia bersedih. Tak mau dia menangis apalagi menderita. Sudah cukup kepedihan yang aku buat di hidupnya. Aku akan lakukan apa saja agar Wuri selalu tersenyum." "Aning ..." Rudy merasa ada yang mencekat lehernya. Sulit sekali dia berbicara. "Kumohon, maafkan aku ... Aku sungguh jahat pada kalian berdua. Aku memang laki-laki pengecut." "Aku tak pernah berpikir akan melihatmu lagi. Bagiku dan Wuri, kamu sudah mati. Tiba-tiba kamu muncul. Aku sangat tidak siap. Kurasa Wuri juga sama. Tanpa kamu, dia baik-baik saja." Tatapan tajam menghujam dari Ratu pada mata berair Rudy. "Aku ... aku meninggalkan kalian karena tidak siap harus menjadi suami dan ayah. Aku baru … selesai kuliah dan masih mencari pekerjaan. Rasanya duniaku runtuh ketika kamu katakan kamu hamil. Orang tuaku … akan mencampakkan aku jika tahu apa yang terjadi. Aku sangat takut membayangkan semuanya." Rudy mulai bicara. Mungkin tidak pantas dia memberikan pembelaan, tetapi Rudy akan mengataka
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Bab 98. Putri yang Terluka

"Ayahku ini memang ganteng. Pantas ibu jatuh cinta padanya. Cinta mati, sampai ga bisa move on," bisik hati Wuri. "Nanti siang aku jemput lagi. Aku mau tahu kamu sekolah di mana. Jadi nanti aku langsung bisa temui kamu di sekolah.” Rudy mengutarakan rencananya. "Baiklah. Saya keluar jam 2 siang," kata Wuri. Wuri tidak mungkin menolak bertemu ayahnya. Sekalipun dia tahu, ibunya pasti tidak akan suka. "Ya, oke." Rudy tersenyum. Wajahnya terlihat gembira mengetahui Wuri tidak menolaknya. "Terima kasih sudah mengantar, Om." Wuri melepas seatbelt, membuka pintu mobil, keluar dan menutup kembali pintu mobil. Rudy masih memperhatikan Wuri sampai dia masuk ke gerbang sekolah. Lalu dia jalankan mobil menuju ke kantor. "Hei, Wuri! Siapa yang antar kamu?" Dela teman Wuri bertanya. "Eh ... itu, ayahku," jawab Wuri. Dia tersenyum sendiri. Ayahku ... Akhirnya dia bisa mengatakan itu pada temannya. Yang tak pernah kepikir seumur hidupnya satu kali dia akan tahu siapa ayahnya. "Ga pernah lih
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 99. Kemarahan Ibu

"Iya. Aku mau ayah dan ibu bisa berteman," jawab Wuri.Rudy mengelus kepala Wuri. "Kamu mau belikan ibu apa?""Kira-kira apa yang paling ibu sukai? Ayah mungkin masih ingat?" tanya Wuri."Ibumu wanita yang sederhana. Dia tak pernah minta macam-macam sama ayah. Tapi dia pernah pingin beli gaun warna salem, dan ayah belum sempat membelikannya." cerita Rudy."Hm, apa mungkin masih ada gaun seperti yang ibu ingin?" ujar Wuri."Yang mirip saja kali. Persis sekali pasti ga ada. Beda zaman." Rudy tersenyum."Baiklah. Abis belanja langsung cari hadiah buat ibu, boleh?" pintta Wuri."Tentu, Nak." Rudy lagi tersenyum memandang Wuri.Betapa banyak waktu yang hilang dengan anaknya itu. Anak yang manis, baik, penurut, dan penuh pengertian. Ah, seandainya semua bisa diputar lagi.Sementara Felipe dan Wuri berdua menyusuri supermarket dan mencari barang sesuai daftar belanja. Selesai itu, mereka pergi ke bagian pakaian. Wuri dan Rudy sibuk mencari gaun untuk Ratu, Rindu dan Felipe asyik melihat-liha
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 100. Bunga di Hatiku  

Felipe mengelus kepala Rindu. Dia tersenyum memandang Rindu yang terlihat mulai mengerti tapi masih ada tatapan bingung di sana."Iya, makanya mereka perlu waktu untuk bicara. Supaya bisa saling mengerti dan bisa baikan lagi,” kata Felipe menambahi penjelasannya."Oke, aku paham." Rindu mengangguk-angguk.Ketiganya kemudian hanya duduk dan saling diam."Kak, aku lapar,” ujar Rindu setelah beberapa waktu."Ah, iya Kita tadi ga jadi makan malam, kan? Kita ke dapur yuk, lewat pintu samping saja, mudah-mudahan belum dikunci," ajak Wuri.Bertiga mereka ke dapur, lewat pintu samping. Untunglah bisa masuk. Wuri mengambilkan Rindu makan. Gadis kecil itu makan dengan lahap, kelaparan benar tampaknya.Dari ruang depan tidak terdengar suara orang bicara keras. Bahkan suara tangis juga tidak ada lagi. Wuri dan Felipe penasaran apa yang terjadi dengan Rudy dan Ratu."Kak, kenapa ayah panggil ibu Kakak, Aning, tapi kak Felipe panggil bu Ratu?" tanya Rindu sementara masih mengunyah."Oo … Nama ibu R
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status