All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 121 - Chapter 130
230 Chapters
121. Mati aku!
Tak mau mati konyol dikeroyok puluhan ular berbisa, bergegas Baraka menggerakkan tangan kanannya untuk mencabut Suling Krishna yang terselip di sabuk pinggangnya. Namun tanpa diketahui oleh Baraka, dari belakang pemuda itu melesat seekor ular pohon!Sssttt...!"Ih...!"Terkejut setengah mati Pendekar Kera Sakti. Pergelangan tangan kanannya tiba-tiba telah terbelit seekor ular berkulit hijau berkilat. Dan..., ular pohon sepanjang satu depa itu berusaha membelit tangan Pendekar Kera Sakti yang lainnya. Tentu saja Pendekar Kera Sakti tak mau membiarkan hat itu terjadi. Sambil menekan rasa jijik dan ngeri, dia menarik tangan kirinya ke belakang. Lalu, dia kerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya untuk membentengi tubuhnya dengan ilmu kebal 'Perisai Brahmananda'!"Astaga...!"Baraka berseru kaget lagi. Ternyata, dia tak mampu menghimpun tenaga dalamnya. Dan..., itu berarti ilmu 'Perisai Brahmananda' tak dapat pula dia keluarkan!Padahal, ular po
Read more
122. Kau beruntung sekali
Di tepi Hutan Saradan, Setan Bodong tertawa terkekeh-kekeh melihat Pendekar Kera Sakti tampak kepayahan. Napas pemuda remaja itu memburu dan terdengar ngos-ngosan. Kulit wajahnya memerah dengan peluh berlelehan....Namun..., saat langkah Pendekar Kera Sakti telah dekat, Setan Bodong terkesiap. Hidungnya mencium aroma wangi kayu cendana. Aroma yang menebar dari rompi kulat ular emas Pendekar Kera Sakti itu membuat kepala Setan Bodong jadi pening."Hmmm.... Rompi bocah itu mengandung kekuatan 'Penakluk Wanita'. Bila rompinya terkena air keringat akan menebarkan aroma wangi yang bisa membuat wanita lupa daratan...," pikir Setan Bodong."Hmmm.... Untung aku lelaki. Kalau tidak, pastilah aku akan jatuh tak berdaya dalam pelukannya...."Setan Bodong menggeleng-geleng seraya mengerahkan tenaga dalam untuk melindungi kepalanya dari rasa pening. Sementara, Pendekar Kera Sakti yang telah berdiri di hadapan Setan Bodong tampak terbatuk-batuk karena terlalu memaksaka
Read more
123. Lembah Dewa Dewi
Lembah Dewa Dewi adalah sebuah tempat berupa dataran berbatu-batu yang amat tersembunyi. Terletak di dekat muara sebuah sungai yang berarus deras. Kecuali anggota Komplotan Lembah Dewa Dewi, tak seorang pun tokoh rimba persilatan yang tahu letak tempat itu. Sebab, selain keadaan alamnya yang tak bersahabat dengan manusia, Lembah Dewa Dewi juga dipagari dengan suatu benteng kekuatan gaib yang sulit ditembus.Benteng kekuatan gaib ciptaan Bidadari Alam Kelam itu dapat menyesatkan setiap manusia yang datang, bahkan bisa mendatangkan ancaman kematian. Oleh karenanya, kaum rimba persilatan cuma dapat mendengar keberadaan Lembah Dewa Dewi tanpa pernah tahu di mana letak tempat itu sebenarnya."Kalau Bidadari Alam Kelam bersedia menuruti apa yang kuinginkan, aku yakin semuanya akan berjalan dengan baik...," gumam Setan Selaksa Wajah."Mudah-mudahan perempuan itu masih menyimpan rasa hatinya terhadapku, sehingga aku dapat memanfaatkan ilmu kepandaiannya...."Samb
Read more
124. Bidadari Alam Kelam
"Manisku, Bidadari Alam Kelam...!" seru Setan Selaksa Wajah, keras menggelegar, "Bukalah 'Gerbang Kelam'-mu, Manisku! Ini aku yang datang..., Setan Selaksa Wajah!" Teriakan kakek berwajah pemuda itu membahana beberapa lama, mengalahkan suara gemuruh arus sungai yang deras. Tapi, balok kayu yang menopang tubuh si kakek tetap tertahan oleh benteng kekuatan gaib yang melintang di aliran sungai. Bidadari Alam Kelam pun tak menampakkan diri.Setan Selaksa Wajah yang pada dasarnya punya sifat tak sabaran dan lekas naik darah, menggerendeng penuh rasa gusar. Sekali lagi, dia berteriak lebih keras...."Aku yang datang, Manisku Bidadari Alam Kelam...! Cepat buka 'Gerbang Kelam'mu...!"Mencoba bersabar Setan Selaksa Wajah beberapa saat. Namun, yang menyambutnya cuma rasa kecewa belaka. Benteng gaib ciptaan Bidadari Alam Kelam tetap tak terbuka. Juga, tak ada sosok manusia lain yang muncul. Hanya gemuruh arus sungai yang menyahuti teriakan Setan Selaksa Wajah."Hmmm
Read more
125. Aku butuh bantuanmu
Sebagai sesama anggota Komplotan Lembah Dewa Dewi, Setan Selaksa Wajah tahu benar sifat dan tabiat Bidadari Alam Kelam. Apabila wanita cantik itu tengah melakukan upacara persembahan, dia tak mau diganggu oleh siapa pun. Kalau diganggu, dia bisa berubah ganas dan bisa membunuh siapa saja yang berada di dekatnya.Sesaat kemudian, Bidadari Alam Kelam berhenti merapal mantra. Belasan orang berjubah dan berkerudung hitam yang berdiri di belakang wanita cantik itu turut menghentikan nyanyian mereka. Sementara, Setan Selaksa Wajah mendesah terus. Dengan tatapan matanya yang tajam menusuk, kakek berwajah pemuda itu seakan menyuruh Bidadari Alam Kelam untuk menyelesaikan upacara persembahannya."Wahai kau Dewa Langit, penguasa alam kegelapan..., sampailah saatnya aku memberikan kepadamu sebuah persembahan berupa darah bayi yang baru lahir...," ucap Bidadari Alam Kelam seraya mengangkat gelas di tangannya tinggi-tinggi.Suara wanita bertubuh amat menggiurkan itu terdenga
Read more
126. Orang yang paling beruntung
"Terpaksa! Hanya karena terpaksa! Aku tak mau mati konyol!" sahut Setan Selaksa Wajah penuh kesungguhan. "Oleh karena itu, kau harus mau membantuku, Manisku. Buatkan aku 'Benteng Rajah Abadi'....""Kalau aku menolak?""Kau harus mau! Aku mohon!""Kalau aku menolak permohonan mu?"Terdiam Setan Selaksa Wajah.Setan Selaksa Wajah itu jadi bingung mendengar tolakan Bidadari Alam Kelam. Namun, dia tak kurang akal. Perlahan dia beringsut dari kursi yang didudukmya. Lalu...."Kau cantik sekali, Manisku...."Sambil berkata demikian, Setan Selaksa Wajah menerkam tubuh Bidadari Alam Kelam. Langsung dilumatnya bibir wanita cantik itu.... Sementara, Bidadari Alam Kelam tampak menggelinjang merasakan ciuman ganas Setan Selaksa Wajah. Wanita cantik itu semakin menggelinjang kuat manakala jemari tangan Setan Selaksa Wajah bermain nakal di sekitar dadanya."Uh! Kau! Apa yang kau lakukan?"Bidadari Alam Kelam masih mencoba menegur. Tapi
Read more
127. Benteng Rajah Abadi
Sambil berjongkok, Setan Bodong mengangkat telapak tangan kanannya tinggi-tinggi di atas kepala. Di lain kejap, pergelangan tangan kanan si kakek diselubungi lidah-lidah api merah yang panas menyala-nyala!Wuttt...! Blarrr...!Timbul ledakan keras menggelegar saat Setan Bodong menghantamkan telapak tangan kanannya ke batu mustika 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air'. Batu mustika itu langsung hancur luluh menjadi serbuk halus yang tak mungkin dapat disatukan lagi. Bongkah batu yang dijadikan tumpuan turut hancur luluh. Pecahannya yang berupa serbuk lebih halus langsung menebar ke berbagai penjuru."Ha ha ha...! Kini, tak akan ada manusia yang dapat mencopot pusar ku! Ha ha ha...!"Ketika tertawa, perlahan kulit tubuh Setan Bodong berubah warna menjadi warna aslinya. Lidah-lidah api yang menyelubungi pergelangan tangan si kakek juga lenyap perlahan. Gumpalan pusarnya pun tak lagi berdiri tegak. Gumpalan Paging sebesar buah terong tua itu menggantung kembali,
Read more
128. Bendera Benteng Rajah Abadi
Tanpa berkata apa-apa pula, Bidadari Alam Kelam menata ketiga puluh bendera kain yang melekat di sebatang lidi bambu itu ke atas altar. Setan Selaksa Wajah menatap sambil tersenyum senang saat melihat Bidadari Alam Kelam membuat tulisan rajah di permukaan kain bendera.Sesaat kemudian, setelah kain-kain bendera selesai ditulisi rajah semua, Bidadari Alam Kelam mundur dua langkah. Ditatapnya patung Dewa Langit beberapa lama, lalu dia berkata...."Wahai kau Dewa Langit..., penguasa alam kegelapan, bantu aku membuat 'Benteng Rajah Abadi'. Aku percaya..., dengan kekuatan hitam yang kau miliki, 'Benteng Rajah Abadi' yang kubuat akan mempunyai kekuatan dahsyat..., yang amat sulit ditembus! Ya! Aku percaya!"Di ujung kalimat Bidadari Alam Kelam, mendadak Dewa Langit yang hanya berupa patung batu berwujud manusia berkepala kerbau tampak bergetar tubuhnya!Bidadari Alam Kelam melangkah dua tindak ke depan seraya meraup tiga puluh bendera kuning yang terletak di at
Read more
129. Dua Iblis Dari Gunung Batur
"Kau... kau harus berjanji, Sayang...," bisik Setan Selaksa Wajah di antara dengus nafasnya yang memburu. "Dengan ilmu gaib 'Tabir Pengirim Raga', kau harus membawaku pergi ke hadapan Pendekar Kera Sakti dan Setan Bodong!""Ya! Ya!" sahut Bidadari Alam Kelam tanpa pikir panjang. Kedua anak manusia berlainan jenis itu bergelut lagi. Mengikuti desakan nafsu birahi.... -o0o-“HUK! Huk! Ap... apa yang kau lakukan padaku Pak Tua...!" tegur Pendekar Kera Sakti dengan muka pucat. Pemuda itu hendak bangkit, tapi dia jatuh terduduk lagi. Tubuhnya malah terasa amat lemas. Setelah batuk-batuk beberapa lama, kembali gumpalan darah hitam pekat menyembur dari mulutnya!"Huk! Hoekkk...! Ap... apa kau hendak membunuhku, Pak Tua!"Pendekar Kera Sakti menegur lagi. Tubuhnya tampak terbungkuk-bungkuk karena menahan batuk. Sementara, Setan Bodong yang baru saja menghantam punggung pemuda dari lembah kera itu tampak tertawa terkekeh-kekeh."H
Read more
130. Kemampuan Baru
"Mati kau!" seru Dua Iblis Dari Gunung Batur, bersamaan. Dengan wajah pucat, terpaksa Baraka menghentakkan kedua tangannya yang telah berubah warna. Karena tak mau menjatuhkan tangan maut, Baraka cuma mengeluarkan seperempat bagian tenaga dalamnya. Namun...Wesss...!Dari telapak tangan kiri Baraka melesat lidah-lidah api kuning keemasan yang menebarkan hawa panas luar biasa. Dan, dari telapak tangan kanannya, keluar lapisan salju berwarna putih berkilat. Lapisan salju itu menebarkan hawa sangat dingin yang sanggup membekukan cairan apa pun!Karena lesatan pukulan jarak jauh itu amat cepat tiada terkira, Dua Iblis Dari Gunung Batur tak sempat mengelak lagi. Hingga....Blarrr...!"Akkhhh...!"Diiringi jerit panjang menyayat hati, tubuh Dua Iblis Dari Gunung Batur terlontar cepat ke angkasa. Dan ketika jatuh ke tanah, tubuh kedua kakek itu hanya tinggal kerangka tulangnya saja!Tulang-belulang tubuh Iblis Pencabut Jiwa yang tertimpa lap
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status