Semua Bab Suami Pengawal Nona Muda: Bab 21 - Bab 30

36 Bab

Bab 21. Umpan Ditemukan

Malam ini Gemi tampil cantik dengan gaun berwarna krem yang membungkus tubuh rampingnya dengan manis. Rambutnya yang panjang bergelombang dijepit dengan klip mutiara, dan riasan tipis di wajahnya tampak segar dan anggun. Saat sedang mematut penampilannya di hadapan cermin, Nakula memanggilnya dari ambang pintu. “Sudah siap berangkat?”“Ya.” Gemi berputar dan mengambil tas tangan di dekat kasur. Nakula memandang Gemi tanpa berkedip. “Kenapa melihatku begitu?”“Hanya terkejut. Ternyata di dunia ini bidadari tanpa sayap benar-benar nyata.”Gemi tertawa dan mengancam Nakula akan melempar bantal ke mukanya. “Jangan harap bisa meluluhkan hatiku pakai kata-kata begitu, dasar cowok sial.”Nakula tersenyum, lalu menekuk lengannya agar disambut Gemi. Gadis itu mengalungkan tangannya tanpa ragu dan mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di bawah.Di dalam mobil, Gemi merasa cemas membayangkan apa yang akan terjadi dalam beberapa menit ke depan. Sesegera mungkin dia akan datang ke lant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Bab 22. Kemarahan Nakula

Nakula kehilangan Gemi. Pemikiran itu bergaung di kepala Nakula sejak tiga puluh menit lalu, dimulai ketika Gemi tiba-tiba pamit darinya sambil menggandeng Pierre—tunangan Tiara, pergi untuk membersihkan noda minuman di pakaian. Nakula tidak sempat menghalau mereka berdua. Memangnya siapa dia? Dia kan hanya seorang pengawal! Setidaknya itulah yang Nakula pikirkan sebelum beberapa detik kemudian dia sadar; sekarang status dirinya di hadapan Gemi adalah sebagai suami, bukan lagi pengawal. Seharusnya dia tidak membiarkan Gemi melakukan rencana seenak pusar, apalagi tanpa melibatkan dirinya! Di mana gadis itu? Nakula mencari ke seluruh sudut ruangan. Naik ke tangga dan berputar mengelilingi lorong, mengunjungi kamar mandi dan memeriksa di dalamnya satu-satu. Dia bahkan mengabaikan orang tua Gemi yang sejak tadi mengawasinya bagai burung gagak. Tampaknya ayah dan ibu Gemi mempertanyakan keberadaannya di sini, mengapa Nakula mondar-mandir seperti anjing penjaga yang kehilangan majikanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya

Bab 23. Garpu Salah Sasaran

Menggoda tunangan orang lain.Misi itu terdengar berbahaya di telinga Nakula. Dia tidak ingin istrinya yang manis melakukan perbuatan itu kendati apa semua itu hanyalah pura-pura. Namun, Nakula terlanjur menyetujui keinginannya. Sekarang dia harus berhadapan dengan bencana sesungguhnya. “Lihat, Tiara sedang pidato di depan seluruh tamu undangan.” Gemi berbisik-bisik di dekat Nakula dan menggandeng tangan pria itu agar maju lebih dekat. Mereka berdiri tepat di dekat barisan para tamu undangan yang berdiri sambil menyaksikan pidato Tiara. Sang adik tampak anggun dan cerdas di hadapan seluruh khalayak. Caranya berbicara mungkin akan membuat semua orang terpana dengan kemampuannya dalam public speaking, akan tetapi tidak bagi Gemi. Setelah bertahun-tahun tinggal bersama Tiara, dia tahu betapa busuk dan licik hati adiknya. “Semua orang memujanya seperti seorang putri. Enggak ada yang tahu bahwa anak itu sebenarnya siluman,” bisik Gemi kepada Nakula yang berdiri di sampingnya. “Dia meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Bab 24. Berita Menggelikan

Pagi itu, Gemi terbahak sambil menunjuk-nunjuk layar tabletnya yang memperlihatkan wajah Tiara dalam versi menggelikan; garpu kue yang seharusnya masuk ke mulutnya justru salah sasaran masuk ke lubang hidung. Sebagian mukanya belepotan krim, dan ekspresinya berubah laksana serigala betina yang mengamuk. Headline berita itu bahkan membuat situasi tersebut tampak lebih konyol lagi; “DIKIRA MULUT, TERNYATA LUBANG HIDUNG; PUTRI MENSOS MENGALAMI KEJADIAN MEMALUKAN SAAT MENGHADIRI PESTA PERESMIAN JABATAN” Geni mengusap air mata yang merembes di ujung matanya lantaran terlalu banyak tertawa. Setelah meletakkan tablet di atas meja taman, dia mendongak pada Nakula yang duduk di hadapannya, “Kamu lihat kan? Rencana kita semalam berhasil! Walaupun pesta itu enggak sepenuhnya kacau, tapi Tiara tetap mendapat malu! A-aduh, perutku sampai sakit… hahaha.” Nakula membuang napas atas perilaku jail Gemi kepada sang adik. Dia tidak berniat untuk menertawakan hal yang menurutnya tidak lucu, akan tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya

Bab 25. Bertemu dengan Mertua

“Apa? Datang ke rumah?” Nakula menelan ludah dengan gugup. Dia memegang ponselnya erat-erat di telinga. “Ayah tunggu paling lambat malam ini. Jangan lupa untuk membawa… istrimu,” katanya di seberang telepon. Komando itu membuat Nakula diserang gelisah. Dia menengok ke belakang dan menatap Gemi dari balik dinding, lalu membalas ayahnya lagi, “Kenapa harus membawa istri saya? Dia tidak ada hubungannya dengan masalah keluarga kita, Ayah.”“Masalah keluarga? Kamu pikir apa yang mau Ayah perbincangkan denganmu?” Ayah tertawa di balik telepon, tetapi suara tawanya terdengar datar dan cenderung meremehkan. “Ayah hanya ingin mengajak kalian berdua makan malam.”“Baiklah,” Nakula akhirnya setuju secara pasrah. Dia tidak bisa membangkang untuk urusan ini. “Sore nanti saya—maksudnya kami, akan datang ke rumah.”Setelah itu telepon dimatikan. Nakula kembali pada Gemi dan mengatakan apa yang baru saja terjadi. Tentu saja Gemi terkejut. Bertemu mertua laki-laki? Hal itu tidak pernah terbayang ole
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-13
Baca selengkapnya

Bab 26. Musuh Utama

Gemi mengerutkan kening setelah mendengar perkataan ayah mertuanya. Musuh terbesar? Apakah yang dimaksud musuh adalah … semacam pesaing di dunia bisnis? Gemi ingin bertanya lebih lanjut tentang hal itu, akan tetapi Nakula mendadak saja bangkit dari sofa dan langsung bersikap aneh—entah apakah gelagatnya disebut canggung atau panik. Yang pasti dia melonggarkan dasi pada kemejanya dan berkata menekan pada sang ayah. “Ini sudah mau masuk jam makan malam. Sepertinya lebih baik kita berkumpul di ruang makan.” Kemudian setelah mengatakannya, Nakula langsung mengajak Gemi pergi dari ruangan. Sang istri memilih untuk tidak bertanya apa pun lantaran saat ini perutnya kelewat lapar. Kendati demikian, Gemi tahu Nakula menyimpan sesuatu yang tidak ingin dia beritahu kepadanya. Barangkali gadis itu akan menyelidikinya kapan-kapan. Acara makan malam berlangsung lancar. Tidak banyak yang Gemi obrolkan dengan ayah mertuanya kecuali pertanyaan-pertanyaan pendek bernada interogasi. Bagaimana keadaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Baca selengkapnya

Bab 27. Seribu Reaksi

Rumah ini ibarat labirin yang tidak ada habisnya, begitulah yang Gemi pikirkan selama menyusuri lorong bersama seorang pelayan yang kelewat pendiam. Karena tidak tahan dengan suasana hening, ditambah lagi kakinya capek berjalan-jalan tanpa arah, akhirnya Gemi meminta untuk diantar ke kamar Nakula. Sesuai keinginannya, saat ini Gemi sedang melangkah menyusuri tiap sudut kamar Nakula. Ruangan ini terasa sepi dan kosong, entah bagaimana atmosfirnya berbeda dengan kamar Nakula yang ada di rumah mereka berdua. Padahal perabotan di sini amat lengkap. Mungkin karena sudah lama tidak pernah ditempati. Saat Gemi iseng membuka lemari, dia menemukan sebuah album keluarga di dalam salah satu lacinya. Gadis itu melihat-lihat foto di dalamnya. “Sedang apa?” Suara itu mengagetkan Gemi. Dia langsung mendongak ke arah pintu dan melihat Nakula menghampirinya. “Oh, aku… sedang lihat album keluargamu.” Gemi menunduk lagi dan menunjuk potret bocah laki-laki yang sedang memakan es krim di pangkuan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-15
Baca selengkapnya

Bab 28. Jawaban Gemi

“Kutanya sekali lagi, Gemi. Apakah kamu mencintaiku?”Semenjak Nakula merebut perhatiannya di malam pertama penyatuan mereka, Gemi sebetulnya telah merelakan sebagian hatinya jatuh untuk Nakula. Dia peduli dan menyayangi pria itu, dan dia mengharapkan Nakula melakukan hal yang sama. Akan tetapi, mengapa saat ini reaksi Nakula seperti berbeda? “Aku mencintaimu,” Gemi akhirnya memilih untuk jujur, kendati dia tahu Nakula mungkin akan bereaksi berbeda. “Dan bukankah kamu juga mencintaiku, Nakula? Kamu bilang kamu sudah menyukakku sejak tujuh tahun lalu, bukan?”Gemi berharap Nakula langsung menjawab tanpa berpikir. Namun justru kebalikannya yang pria itu lakukan. Dia berpikir sebentar lalu berkata, “Ya, aku mencintaimu. Aku … menginginkan kita untuk terus bersama.”“Memang seperti itulah yang seharusnya terjadi, bukan?” Gemi mendengkus terheran-heran, lalu, “Nakula, kamu kelihatan aneh tahu enggak? Kenapa kamu mengatakan hal itu seolah-olah kita enggak akan bersama selamanya?”Nakula di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-16
Baca selengkapnya

Bab 29. Kehadiran Bocah

—Kantin (Ruang Makan) Yayasan Yatim Piatu Pelita Kasih. Senin pagi pukul 09.23“Kak Gemi! Kak Gemi! Ambil ini!”Suara seorang anak kecil mengusik Gemi pagi itu. Dia berpaling dari obrolannya bersama staf pengasuh di Rumah Yatim Pelita Kasih dan langsung berhadapan dengan Clara, gadis berusia lima tahun yang tiba-tiba mendatanginya untuk memberikan plastisin berbentuk dinosaurus. “Ah, waaah, ini buatku?” Gemi mengambil plastisin itu dan memeriksa bentuknya sekilas. “Bagus banget. Kamu bikin T-Rex ini sendiri?”Clara menggeleng. “Dibantu tadi sama Kak Bagas.” Gemi berpaling pada dua staf pengasuh yang ada di dekatnya, bermaksud mencari informasi siapa Bagas. Salah satunya menjawab, “Anak kelas 3 SMP. Dia paling dekat dengan Clara.” “Oh, gitu.” Gemi berpaling lagi pada Clara. “Kenapa kamu ngasih plastisin ini ke Kakak, hm? Kamu mau mengucapkan terima kasih ya?”Clara terkikik kecil. “Habisnya muka dinosaurusnya mirip Kak Gemi!”Jawaban itu sontak membuat dua staf di belakang Gemi tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-20
Baca selengkapnya

Bab 30. Sea World

Gemi dan Nakula saling berpandangan. Keduanya ingin mengatakan bahwa Clara bukanlah anak kandung mereka, tetapi saat Gemi menatap Clara yang berdiri mengapit di antara dirinya dan Nakula, dia menangkap raut wajah Clara menjadi sumringah. Seolah dia senang dianggap menjadi putri dalam sebuah keluarga. Nakula langsung berkata pelan, “Ya, dia anak kami.” Gemi cukup terkejut, tetapi tidak membantah. Sebagai gantinya dia melihat wajah Clara menjadi malu-malu dan menahan girang. Marvel, sementara itu, akhirnya mengajak mereka berdua berkeliling sebentar di Sea World—salah satu bisnis besutannya yang terbaru. Gemi menjadi takjub saat dia melihat sebuah lorong panjang yang kanan kirinya diapit aquarium raksasa. “Kalian bersenang-senanglah di sini,” kata Marvel sambil menepuk pundak Nakula seperti sahabat lama. “Aku sudah mengatakan pada asistenku agar kalian diberikan akses gratis untuk mencicipi semuanya. Sudah pakai gelang yang kuberikan, kan? Nah, bagus. Jangan sampai hilang. Gelang itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status