Di pagi hari berikutnya, Asrina bangun pagi-pagi dan berpakaian rapi. "Selamat pagi, Papa, Mama," sapa Asrina duduk di meja makan. "Selamat pagi, Sayang," balas Pak Morael. "Tumben kamu bangun pagi? Biasanya kamu masih tidur jam segini," tanya Bu Kinanti sambil menyendok nasi goreng ke dalam piring putrinya. "Mulai sekarang aku akan bangun pagi. Aku tidak akan seperti dulu lagi," kata Asrina. Pukulan belakangan ini membuat Asrina sadar dunia tidak seindah yang dibayangkannya. Asrina tahu dia bisa hidup dengan bebas, murni, dan riang semuanya berkat perlindungan kedua orang tuanya. Papa dan mamanya tidak pernah membiarkannya terpapar kekejaman dan intrik dunia. Pertarungan secara terang-terangan maupun diam-diam diantara keluarga kaya. Ternyata selama ini dia hidup sangat polos. Mungkin jika tidak melihat tunangannya selingkuh, memutuskan pertunangan, atau kebangkrutan perusahaan, dia pasti akan tetap berada dalam dunianya yang murni. "Bagaimana keadaan perusahaan sekarang Pa?"
Read more