Menjadi Istri Antagonis의 모든 챕터: 챕터 51 - 챕터 60

70 챕터

Pt. 50 - End Game

Malam harinya, Kayasaka dan Zavier tengah bersiap-siap. Keduanya kini masih ada di ruangan rawat Naya. Mereka berdua telah selesai menyusun rencana, dan semua persiapan mereka sudah selesai. "Ya. Mereka sudah menunggu kita di atas lantai rumah sakit ini, Hyung. Kita akan pergi sesuai rencana. Aku juga sudah menghubungi Daniel untuk bala bantuan."Kayasaka tersenyum tipis, "baguslah." Katanya sembari mengenakan jas hitamnya. "Lucu ya, dulu kau sering bertengkar dengannya. Tapi sekarang dialah yang membantu kita." Kata Zavier tertawa, lelaki itu kini berpakaian formal dengan setelan jas yang sangat cocok pada tubuh atletisnya. Dia agak sedikit tak menyangka, Daniel Aglerio yang sedikit arogan nyatanya berteman baik dengan Hyungnya yang dingin dan bermulut pedas. Keduanya selalu beradu mulut saat ada perjamuan dikalangan mafia atau pembisnis gelap. Tak ada kecocokan yang orang lain lihat dari keduanya. Tapi siapa sangka, hubungan kebenci
더 보기

Pt. 51 - Missing U

Kayasaka menjatuhkan teleponnya. Tanpa kata berlari setelah mendengar penuturan Bibi Marry soal Naya. "Hyung! Ada apa?!"Zavier yang tak tau apa-apa langsung mengikuti langkah Hyungnya yang terlihat panik tidak karuan. Kayasaka terlihat berlari setengah sadar dari atap dini hari itu, lelaki itu tak peduli apa pun yang terpenting baginya saat ini adalah pergi ke ruangan Naya secepat yang dia bisa. Jantung Kayasaka berpacu dengan cepat begitu dia sudah ada di depan ruangan rawat Naya yang masih dijaga beberapa bodyguard yang dia sewa. Lelaki itu membuka pintu ruangan, membuat orang yang ada di dalam sana terkejut sekaligus lega mengetahui siapa yang masuk dengan penampilan berantakannya. "Tuan ... Nyonya sudah sadar."Kaki Kayasaka lemas mendengar penuturan Bibi Marry yang terisak. Matanya ikut memanas, melihat wanita di ranjang rumah sakitnya terlihat membuka mata dan tersenyum ke arahnya. Rasanya
더 보기

Pt. 52 - Wanna be Yours

Naya menoleh melihat pintu ruangan di buka. Matanya meredup tatkala melihat Bibi Marry masuk dan mulai mendekatinya. Naya pikir dia akan mendapati Kayasaka di sana. Dia sepertinya sangat bodoh karena terlalu berharap begini. "Nyonya, apa ada yang Nyonya butuhkan?" Naya menggeleng menjawab pertanyaan wanita tua itu. "Tidak. Terima kasih, Bibi." Ucapnya lirih masih berbaring di ranjangnya. Naya belum bisa melepas masker oksigennya karena napasnya masih tersendat-sendat. Naya akhirnya tau kalau paru-parunya baru saja di operasi akibat peluru itu, jadi dia belum bisa bernapas dan berbicara dengan benar. "Apa ada Kayasaka di sini?" Tanya Naya nyaris tak terdengar. Bibi Marry yang paham akan perkataan Nyonyanya itu menggeleng. Setelah pergi beberapa saat yang lalu, Zavier dan Kayasaka belum terlihat. "Apa saya perlu mencari Tuan dan Tuan muda?" Naya menggeleng, "Bibi, istirahat saja." Katanya pelan, Bibi Marry menunduk patuh. "Kalau begitu saya pamit melihat Bibi Anne dulu. Apa
더 보기

Pt. 53 - Blushing

"Panas?" "Tidak." Naya menggeleng ketika bubur itu masuk ke mulutnya. Saat ini dia sedang sarapan disuapi Kayasaka. Naya bisa sendiri sebenarnya, tapi karena lelaki ini memaksa, Naya dengan senang hati mengiyakan saja. Karena pada dasarnya, Kayasaka memang tak bisa dibantah. Naya hanya tak ingin lelaki itu marah seperti setengah jam yang lalu, karena tau kalau dia belum bisa menghukum Gladys atas permintaan Bibi Anne. Sebelumnya, wanita tua itu menyelipkan secarik kertas di telapak tangan Naya tepat sebelum wanita ini sadar. Di sana tertulis kalau Bibi Anne terpaksa melakukan semua sandiwara ini karena sebenarnya, Gladys adalah anak kandungnya. Wanita tua itu ingin melindungi Naya dan Gladys sekaligus, karena mau bagaimana pun Bibi Anne adalah seorang ibu yang rela melakukan apa pun demi anak-anaknya. "Buka mulutmu." Naya membuka mulutnya enggan ketika Kayasaka lagi-lagi menyuapinya bubur hambar itu. Tapi saat suapan ketiga, wanita itu sengaja menutup mulutnya rapat-rapat.
더 보기

Pt. 54 - Case Closed

"Dia benar-benar ceroboh! Bagaimana dia tidak sadar kalau sudah membawa ponsel orang lain! Kakak tingkat menyebalkan!" Emily mengutuk Zavier sepanjang lorong kampus yang dilewatinya. Sore itu, dia misuh-misuh setelah dimarahi dosen karena tidak membawa tugas. Emily mengelak dengan menjawab kalau dia tidak tau pengumpulan tugasnya dipercepat hari ini. Tapi teman sekelasnya mengatakan kalau sudah ada pengumuman di grup chat kelas mereka. Emily mendelik, karena dia merasa yakin dia tidak mendapatkan pemberitahuan itu. Dan saat dia hendak mengecek pesan grup chat di ponselnya untuk membuktikan, dia baru sadar kalau kata sandi yang digunakan pada ponselnya sama sekali berbeda. Emily pun sampai pada kesimpulan ponsel yang ada di genggamannya ini bukanlah ponsel miliknya. Melainkan ponsel milik Zavier yang memang sama persis. Di awal kepindahannya Emily memang agak sedikit takut jika ponselnya tertukar dengan milik Zavier. Dan hari ini peristiwa itu benar-benar terjadi. Peristiwa y
더 보기

Pt. 55 - Case Closed (2)

"Emily!" Gadis yang namanya disebut itu menghempaskan tangan Gladys kasar. Dua wanita yang sama-sama berambut pendek itu kini menatap satu sama lain. "Apa!? Kau ingin menyakiti pasien? Kau ingin menyakiti kembaran Kak Alyssa lagi? Tidak akan ku biarkan!" Gadis itu mendadak galak, Emily yang tadi tersasar setelah berusaha mencari Zavier malah berakhir di taman rindang ini. Menyaksikan perkelahian dua orang yang dikenalnya. "Kau ini lucu sekali, bukannya dulu kau juga ingin menyingkirkannya?" Emily menarik tangan Gladys kasar, menjauh dari Naya yang tertegun melihat pertengkaran dua orang itu. "Aku tidak akan terhasut oleh ucapanmu lagi! Apa kau pikir setelah semuanya aku akan tetap jadi pionmu? Aku mengerti sekarang, kau hanya iri pada kehidupan kembaran Kak Alyssa kan? Aku gila karena dulu sempat mempercayaimu!" "Hey adik ipar! Kenapa kau berbicara dengan sok suci begitu? Kita teman yang akan jadi saudarakan? Ayolah, kau masih ada dipihakku kan?" Emily mendecih jijik. "T
더 보기

Pt. 55 - Case Closed (2)

"Emily!" Gadis yang namanya disebut itu menghempaskan tangan Gladys kasar. Dua wanita yang sama-sama berambut pendek itu kini menatap satu sama lain. "Apa!? Kau ingin menyakiti pasien? Kau ingin menyakiti kembaran Kak Alyssa lagi? Tidak akan ku biarkan!" Gadis itu mendadak galak, Emily yang tadi tersasar setelah berusaha mencari Zavier malah berakhir di taman rindang ini. Menyaksikan perkelahian dua orang yang dikenalnya. "Kau ini lucu sekali, bukannya dulu kau juga ingin menyingkirkannya?" Emily menarik tangan Gladys kasar, menjauh dari Naya yang tertegun melihat pertengkaran dua orang itu. "Aku tidak akan terhasut oleh ucapanmu lagi! Apa kau pikir setelah semuanya aku akan tetap jadi pionmu? Aku mengerti sekarang, kau hanya iri pada kehidupan kembaran Kak Alyssa kan? Aku gila karena dulu sempat mempercayaimu!" "Hey adik ipar! Kenapa kau berbicara dengan sok suci begitu? Kita teman yang akan jadi saudarakan? Ayolah, kau masih ada dipihakku kan?" Emily mendecih jijik. "
더 보기

Pt. 56 - Run Away

Klik! Louis membuka pintu, ketika semua mata menatapnya dingin, kecuali seorang wanita yang dengan tenang duduk di ranjangnya. Sebuah tinjuan keras mendarat di pipi Louis. Membuat kacamata beningnya terlepas, memperlihatkan bola mata birunya yang selama ini tersembunyi di balik kacamata. "Kayasaka ... pelan-pelan. Sudah ku bilang ini salah paham." "Nyonya ... " Louis melirik Naya yang tersenyum lirih, mengucapkan maaf tanpa suara. Ternyata ini saatnya semuanya terbongkar. Dia tak akan mengelak hukuman yang akan dia dapatkan nantinya. Toh, ini memang salahnya. Tragedi itu, Louis yakin Kayasaka dan Zavier sudah tau. "Kau tak ingin menjelaskannya asisten Louis? Atau aku perlu menghubungi komplotanmu?" Zavier berkata dingin. Mengacungkan ponsel yang menampakan panggilan tak terjawab. Ponselnya yang tak sengaja tertukar dengan Emily itulah yang menjembatani semua kejadian ini. "Saya tak punya pembelaan. Saat itu, 'kita' sama-sama tersesat." Satu pukulan lagi diterima ol
더 보기

Pt. 57 - Fall in Love

Zavier terbangun dengan keadaan sedikit linglung. Setelah semalam dia balapan dengan Joe. Lelaki itu juga mengajaknya minum-minum sampai dini hari. Zavier bahkan tak ingat bagaimana di bisa pulang ke apartemennya pagi ini. Padahal dia adalah orang yang lumayan toleran dengan alkohol. Tapi jika sampai sakit kepala begini, maka dia tidak tau berapa banyak botol yang dia minum bersama Joe semalam. "Kau sudah bangun?" Zavier terlonjak kaget begitu dia melangkahkan kaki ke dapur untuk minum. Zavier mengucek matanya berulang kali, memastikan kalau dia tidak sedang salah lihat. Joey, kembaran Joe yang merupakan temannya itu sedang ada di sana. Sepertinya sibuk membuat sarapan. "Joey? Kenapa lo ada di sini?" Gadis berambut pirang itu mengulum senyumannya yang manis. "Kamu gak inget Za? Semalem kamu mabuk banget jadi aku sama Kak Jo nganterin kamu ke sini. Untungnya pintu kamu bisa dibuka pake fingerprint. And ... I can't go home because you held my hand, all night." Joey berceri
더 보기

Pt. 58 - Mouse in the Trap

"Ini bukan jalan ke rumah sakit kan?" Tanya Zavier heran. Ketika mobil Kayasaka berbelok menjauhi rute seharusnya. "Hm. Memang bukan." Jawab Kayasaka enteng seolah tanpa beban. "Akan ada rapat pemegang saham malam ini. Kau datang sebagai asistenku." "Hyung kau serius? Bukankah identitasku harus tetap tersembunyi untuk pergerakanmu yang lebih bebas?" "Apa kau lupa? Aku sudah tak menjalankan bisnis kotor semacam itu. Setelah aku mengakuisisi Whillys Group atas nama Naya. Aku akan memulai bisnis perhiasan. K'yeast Jewelery itu bagus bukan?" "Hyung kau serius?" "Hm. Aku tak ingin anak-anakku nanti bertanya apa pekerjaan ayahnya dan mereka tau kalau aku memiliki bisnis gelap pencucian uang dan senjata illegal. Apa menurutmu itu masuk akal?" "Hyung kau sudah berpikir sejauh itu?" "Memangnya apalagi yang harus aku pikirkan? Naya segalanya bagiku, kau juga. Aku hidup untuk kalian dan anak-anakku nanti." Mata Zavier sedikit memanas. Tatapannya tak lepas dari sosok Kayasak
더 보기
이전
1234567
DMCA.com Protection Status