"Mama kadang ngomong ke aku, soal Abang. Kenapa sudah jarang datang ke rumah, gitu katanya." Naura tertawa kecil. Ia bercerita dengan sinar mata yang cerah.Tasya terlihat diam dengan gestur yang dingin. Ia mengalihkan pandangan ke arah pengantin yang tengah berfoto dengan para tamu yang hendak pulang."Abang beberapa waktu ini lagi banyak kerjaan, Nau," jawabku, "dua pekan lalu Grandma Tasya juga 'kan baru meninggal. Kami masih dalam suasana berkabung," sambungku menerangkan."Iyalah. Aku juga bilang gitu ke Mama," ujar Naura seraya menganggukkan kepala, "nenek Kak Tasya sakit apa kemarin meninggalnya, Bang? Aku lupa tanya.""Kena serangan jantung," jawabku sekenanya.Tasya tetap cuek di sana. Tapi, aku yakin kalau dia menyimak pembicaraan kami."Oh iya." Kembali Naura mengangguk. "Eh, aku panggil mama dulu, Bang. Mama pasti seneng Abang udah datang!" Gadis itu beranjak dari kursinya, lantas melenggang dan menjauh dari hadapan kami."Enak ya, satenya, Sya?" Aku menoleh ke arah istrik
Baca selengkapnya