Kaki Raisa seketika terasa lemah dan dia langsung jatuh berlutut tepat di hadapan Syena."Kak, tolong jangan kasih tahu Bu Liane, aku juga sangat terpaksa. Anakku sakit parah, tanpa bantuan Bu Liane, kami nggak mungkin bisa membawanya ke dokter untuk menyembuhkannya, kami juga nggak punya yang."Mata Raisa berkaca-kaca dan seluruh tubuhnya gemetar.Syena yang berdiri menatap wanita yang sedang bersimpuh di kakinya ini, lenyaplah sudah rasa kesalnya tadi."Cih, kakak? Aku nggak sudi jadi kakakmu. Mulai sekarang, kalau kita hanya berduaan, kamu harus memanggilku Nona Syena, paham?"Raisa mengangguk berulang kali, "Iya paham, Nona Syena.""Jangan khawatir, aku nggak akan bongkar identitasmu, tapi kamu juga harus tahu diri. Mulai sekarang, kamu harus melakukan semua yang kuperintahkan, paham?" ucap Syena."Oke baik, selama Anda tidak membongkar kedokku, aku akan melakukan semua perintahmu." Dalam hati, Raisa menghela napas lega.Dia bahkan tidak memikirkan kenapa Syena begitu baik hati unt
Baca selengkapnya