Home / Rumah Tangga / Iparku Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Iparku Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

Chapter 11

Esoknya saat jam istirahat kerja, Ardi datang ke kosan Dara. Mendiang istrinya pernah mengatakan tempat dimana Dara ngekos tapi ia sendiri tidak tau ada dimana tepat nya kosan Dara.Ardi pun mulai bertanya kepada penghuni penghuni area yang ngekos dekat kampus itu dan berhasil mendapatkan kosan Dara setelah mendapat petunjuk salah satu mahasiswa di sana."Terima kasih." Ucap Ardi lalu mengikuti arahan yang di maksud mahasiswa tadi. Ardi mendekati salah satu kosan di sana yang ia yakini adalah tempat Dara karena motor matic yang terparkir di depannya. Namun sepertinya Dara sedang tidak sendiri. Dari pintu yang terbuka itu ia bisa melihat ada seseorang laki laki di sana. Ia mendekat dan samar samar ia bisa mendengar apa yang di bicarakan dua orang dalam kosan itu."Apa aku bilang, gini kan jadinya? Mulai sekarang kamu nggak boleh lagi kesana. Aku nggak suka. Kamu tau aku melarang mu bukan karena menemui keponakan mu." Ujar Reno setelah melihat kondisi Dara."Aku akan pergi. Aku akan ber
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Chapter 12

Ardi mencari Ibu Tia yang ternyata berasa di dapur sedang memasak. "Bu?" Sapa Ardi"Eh iya." Ibu Tia yang sedang menumis sayur nya mendongak ke belakang. Dilihat nya Ardi sedang menuju ke arah nya. "Hehe ibu lagi masak. Soalnya udah siang. Ibu sudah lapar, pasti kalian juga. Tapi seadanya saja. Bahan bahan di kulkas sudah habis." Kekeuh Ibu Tia ketika Ardi sudah berada di samping. "Saya pesan saja." Ucap Ardi. Ibu Tia kembali melanjutkan mengaduk aduk sayur nya, "Secepat nya kamu harus menikah. Bukan hanya untuk anak kamu tapi kamu juga. Biar ada yang masakin kalau udah pulang kerja. Biar ada yang urus. Kasihan kalau kamu kerepotan sendiri."Iya Bu, terima kasih sarannya. Akhirnya Dara mau menikah dengan saya." Sahut Ardi."Baguslah kalau begitu. Alhamdulillah." Ibu Tia mematikan kompornya ketika di rasa sayur nya telah matang. Lalu ia menoleh kepada Ardi yang menjadi majikannya itu."Tapi Ibu jangan pergi dulu ya." Pinta Ardi memohon. "Loh Kenapa? Kan sudah ada Dara." Ibu Tia me
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Chapter 13

Melihat Dara mengangguk Ardi pun mulai mengulurkan tangan dan menyentuh punggung gadis itu. Saat itu juga perasaan Dara campur aduk. Malu, berdebar, dan canggung pun beradu menjadikan dia hanya bisa menutup mata rapat rapat.Ardi mengambil aba aba dan mengangkat Dara lalu cepat menerobos hujan. Di bawah deras nya hujan itu tidak mungkin lah mereka tidak basah. Ardi memasukan Dara ke dalam mobil dengan cepat. Lalu memutari mobil ke pintu sebelah.Ardi segera keluar dari area kosan dan mengendara hati hati di bawah serangan hujan yang tidak kunjung reda. Dara melirik Arya yang sudah basah kuyup akibat bolak balik mengangkat barang dan diri nya.Hingga sampailah Dara dan Ardi di depan rumah. Ardi membukakan pintu mobil untuk Dara tapi tidak berani menyentuh nya lagi."Nanti barang barang mu aku keluarkan selesai gantian. Dan kita harus melihat Nadira dulu.""Iya kak." Jawab Dara.Ardi dan Dara menghampiri Ibu Tia yang sedang mengendong Nadira. Dia pun menoleh ketika melihat mereka. Sedan
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Chapter 14

Malam itu pasangan suami istri ini tidak banyak berinteraksi. Dara bahkan menjauhkan diri dari Ardi. Rasanya ia belum siap harus berada dalam satu ruang bersama pria itu.Dara membuka pintu kamar bayi pelan, membuat Ibu Tia yang sudah hampir tertidur di sana langsung membuka mata ketika mendengar decitan pintu."Ada apa? Kok Nak Dara kesini?" tanya Ibu Tia heran. Dara melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidur, "Saya tidur di sini ya Bu. Aku jaga Nadira.""Loh. Kamu kan pengantin baru. Masa baru nikah udah pisah ranjang." tanya Ibu Tia lagi sambil menatap Dara. Dara menggigit bibir nya sebelum menyahut ucapan Ibu Tia "Ibu kan tau alasan aku sama kak Ardi nikah." Ibu Tia tidak ingin ikut campur dengan urusan hubungan Ardi dan Dara sekarang, apalagi pernikahan mereka yang tidak di dasari karena ingin memiliki satu sama lain, ia tidak bisa memberi nasehat selain membiarkan mereka menjalani sendiri.Sebelum beranjak Ibu Tia mengusap lengan atas Dara, "Ya sudah, kalau begitu Ibu ke k
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Chapter 15

Dara memilih untuk tidak mengangkat telepon dari Reno, ia akan menemui dan menjelaskan secara langsung pada pria itu. Lagi pula sebentar lagi ia akan mulai di sibukkan dengan Yudisium dan Wisuda. Reno dan dirinya tetap masih akan bertemu di kampus.Dara terdiam sebentar, mengingat kenangan kenangan manis dan indah dirinya dengan Reno. Setelah mengabaikan perasaannya sendiri pada Reno kini ia merasa telah menjadi perempuan jahat karena mencampakkan Reno tanpa sepengetahuan nya."Dari siapa?" tanya Ardi menghampiri Dara. "Dari Winda kak. Dia menginfokan aku tentang kampus, takut aku kelupaan katanya. Sebentar lagi kan akan Yudisium. Jadi aku mungkin akan mulai sibuk." Dara menggenggam ponsel nya. Ia takut, tapi ia juga tidak bisa menyimpan masalah ini berlarut larut dari Reno.Ardi menyadari raut wajah Dara yang berbeda. Tanpa Ardi bertanya, ia tahu sekali apa yang sedang di pikirkan Dara saat ini. "Kapan kamu akan ke kampus. Saya akan mengantar mu. Nanti saya minta Ibu Tia untuk masih
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Chapter 16

Hari ini Dara sudah siap siap dengan penampilan seperti biasa ia pergi ke kampus. Ia mengambil skripsi yang sudah di rampungnya dan memasukannya ke dalam tas.Setelah pamit pada Ibu Tia dan melihat Nadira, Dara keluar dari rumah. Sedangkan Ardi sudah pergi sejak tadi pagi. Gadis itu pun mengendarai sepeda motornya menuju kampus.Dara mengedarkan pandangan sambil sekali kali menggigit bibir nya. Tangan nya pun di mainkannya dengan gelisah. Sosok Reno yang di carinya pagi ini belum muncul juga.Ia pun mengeluarkan ponsel. Namun lagi lagi ia bingung. Apakah harus menghubungi pria itu atau tidak. Ia pikir dirinya lebih baik datang ke kosan Reno sendiri.Baru saja akan melangkah, Ia bisa melihat Reno dari kejauhan sedang berjalan mengarah kepadanya. Dari raut wajah nya, Dara bisa tahu bahwa Reno sedang menahan amarah."Ak... " ucapan Dara terpotong ketika Reno menarik lengan dan membawa nya menjauh dari keramaian. Reno berhenti menggigit bibir bawahnya. Dari wajahnya pria itu benar benar s
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Chapter 17

Ancaman Winda berhasil. Dara langsung menjauhkan bantal dari wajahnya dan berhenti menangis."Nah gitu dong. Nih makan." celetuk Winda sambil menyodorkan makanan kepada Dara.Winda kemudian duduk kembali, "Kamu masih mau di sini? Ingat loh, kamu itu sudah punya tanggung jawab.""Windaaaaa!!""Kan kamu yang bilang sendiri, kalau kamu sangat sayang sama Nadira." Winda menatap Dara yang hanya diam. "Untuk hal ini itu tergantung pada pilihan kamu. Apakah kamu ingin masih mempertahankan hubungan kalian dan membuatnya menunggu atau memutuskan hubungan dengannya dan tetap melanjutkan pernikahan kamu hingga nanti." terang Winda lagi. "Aku butuh waktu. Untuk saat ini Nadira tetap prioritas utama aku." lirih Dara sambil menjatuhkan pandangannya. Winda memperhatikan raut wajah Dara, "Aku harap kamu tidak memilih hal yang salah."Dara kemudian mengangkat wajahnya dan menunjukannya nya pada Winda, "Mataku bengkak nggak?"Iya. Banget malah. Mending kamu cuci muka dulu. Nggak enak banget lihatnya.
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Chapter 18

Sambil mengendong Nadira, Dara mengetuk pintu kamar yang di tempati oleh Ibu Tia. Beberapa kali mengetuk dan memanggil, pintu pun terbuka dan menampilkan wajah baru bangun Ibu Tia di sana. "Dara. Ada apa?" tanya Ibu Tia setelah menemukan Dara di depan pintunya. "Aku tidur sama Ibu ya. Aku takut sendiri." Dara tersentak kaget lagi ketika guntur bergemuruh. "Kamu kan punya suami. Kenapa tidur sama Ibu. Terus Nadira, ayahnya pasti khawatir." tanya Ibu Tia lagi sambil melirik Nadira yang di bawa oleh Dara."Nggak apa apa Bu. Kak Ardi nggak keberatan kok, dan Nadira lebih nyaman sama aku." terang Dara lagi bohong. "Tapi Dara, Ibu jadi nggak enak." Ibu Tia jadi bimbang. Rasanya kehadirannya malah menjadi penghalang antara Dara dan Ardi untuk menjadi dekat. "Malam ini saja Bu. Aku mohon." pinta Dara lagi memohon."Baiklah. Hanya malam ini saja." ucap Ibu Tia mengalah. Selanjutnya tidak ada lagi hal begini terjadi. Ribet juga menghadapi suami istri yang tidak saling mencintai.Dara kemudi
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Chapter 19

"Saya paham pernikahan ini terjadi tanpa dasar cinta. Saya tahu saya tidak perlu mencampuri urusan kamu. Saya tidak akan menuntut hak saya, tapi saya tetap punya kewajiban atas kamu. Ingat kita adalah suami istri yang sah. Saya harap kamu bisa menjaga itu. Saya tidak akan melarang kamu bertemu dengan pacar kamu di luar dana, tapi jangan berlebihan. Kamu sudah punya suami. Jaga sikap, keluargaku atau orang yang aku kenal bisa saja melihatmu di luar sana." pinta Ardi lagi."Aku..., " entahlah Dara tidak tau harus bicara apa sekarang. Niat mengakhiri hubungan dengan Reno malah menjadi berbanding terbalik. Dan kini rasanya dirinya seperti tertangkap basah oleh suaminya sendiri.Akan tetapi apalah daya. Lagipula walaupun ia sudah menikah, Reno lah yang di cintai nya. Dan pernikahan ini bukanlah keinginan nya dan Ardi, mereka berdua tau akan hal itu."Aku minta maaf tidak mengatakannya pada mu secara langsung. Aku berjanji akan berhati hati." Hanya itu yang bisa di katakan Dara. Tentang Ren
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Chapter 20

Pagi itu terlihat Dara sambil mengendong Nadira ia memperhatikan Ardi yang sedang membantu Ibu Tia membawa barangnya ke dalam bagasi mobil. Pria yang sudah di nikahnya itu akan mengantar Ibu Tia hari ini ke terminal.Ibu Tia melambaikan tangan kepada Dara sementara Ardi ia hanya diam memandang Dara di sana lalu masuk ke dalam mobil. Kini mobil itu sekarang keluar dari halaman dan melaju hingga menghilang dari pandangan Dara. "Terima kasih Bu atas bantuan dan sarannya selama ini. Aku akan mengingatnya baik baik." ujar Ardi setelah mengeluarkan tas besar Ibu Tia dari mobilnya. "Iya sama sama. Tetap pertahankan pernikahan kamu. Untuk Nadira, mendiang istri kamu dan Dara sendiri. Dia gadis yang masih muda, jadi dia masih butuh bimbingan dan banyak perhatian. Kamu yang sabar. Ibu pergi dulu." pesan Ibu Tia. "Baik Bu. Sekali lagi terima kasih." ucap Ardi lagi. Wanita tua itu hanya tersenyum dan kemudian mengangkat tas nya serta membalikan badan dan meninggalkan Ardi.Setelah mengantar Ib
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status