Lahat ng Kabanata ng Sekali Gadis itu Memberontak, Paman Menjadi Patuh: Kabanata 101 - Kabanata 110
866 Kabanata
Bab 101
Siska tiba-tiba membuka matanya, dia menusukkan pembuka botol di tangannya ke perutnya.Charles berteriak sambil memegangi perutnya dan jatuh ke samping.Siska mengambil pembuka botol itu di atas meja. Setelah serangannya berhasil, dia segera berlari keluar.“Jangan lari!”Charles berteriak, “Tangkap wanita itu!”Beberapa pengawal menyusulnya.Tangan dan kaki Siska lemah. Dia minum terlalu banyak, kesadarannya hampir hilang. Dia ingin berlari kembali ke ruangan VIP Bella, tetapi ketika dia hendak menaiki tangga, dia ditangkap oleh beberapa pengawal di koridor.Charles keluar dengan terengah-engah. Dengan ekspresi marah di wajahnya, dia menjambak rambut Siska dan menekannya ke dinding.“Oke, jika kamu suka siaran langsung di depan umum, aku akan mewujudkannya untukmu.” Dia menekannya dan dengan terengah-engah berkata kepada pengawal, “Aku belum pernah mencobanya di koridor, seru sekali! Kalian cepat mengelilingiku, jangan biarkan siapa pun mendekat.”“Baik!”Siska berjuang keras, “Charl
Magbasa pa
Bab 102
Ketika Siska mengingat hal ini, kebenciannya semakin membesar dan dia ingin memukulnya, tetapi Ray menghentikannya, “Cukup, jangan mengotori tanganmu.”Setelah mengatakan ini, dia melemparkan Charles yang berlumuran darah ke kaki Ardo.“Aku serahkan padamu.”“Baik.” Ardo menjawab.Ray memeluk Siska.Setelah tertegun sejenak, seluruh tubuhnya lemas. Siska tetap dalam pelukannya dan melihat ke belakang. Ardo dengan dua pengawal meninju serta menendang Charles.Kelly berdiri di bawah sorotan cahaya, tatapannya dingin.Kesadaran Siska yang tersisa teringat sesuatu, pelayan yang datang untuk mengantarkan anggur tadi mengatakan bahwa anggur itu dari seorang wanita?Apakah Kelly yang merencanakan semua ini?“Jangan dilihat lagi, takutnya kamu akan mimpi buruk.” Ray menarik kepalanya, tidak membiarkan dia melihatnya.Siska menarik pandangannya dan menatapnya dengan mata sedikit bingung, seolah dia baru mengenal dia untuk pertama kalinya.Tanpa diduga, Ray memiliki sisi kejam seperti ini.Panta
Magbasa pa
Bab 103
Tiba di Grand Orchard.Rambut panjang Siska sudah basah, menempel di wajah mungilnya yang lembut.Ray menyibakkan rambut panjangnya dan membawanya ke lantai dua.Siska sedang berbaring di tempat tidur, masih memiliki mood untuk bercanda, “Apakah kakimu sudah sembuh?”“Hampir sembuh.”“Apakah gipsnya sudah dilepas?”“Sudah sore tadi.” Ray menjawab dengan suara rendah. Melihat Siska begitu tidak nyaman, dia menggunakan handuk menyeka keringatnya.Gelombang panas muncul, Siska meringkuk dan gemetar.“Henry akan segera datang, tahan sebentar.” Ray membantunya berdiri dan memberinya air hangat untuk diminum.Kesadaran Siska sudah habis. Dia tetap berada dalam pelukan Ray dan meminum dua teguk air, lalu tidak ingin melepaskannya.Badannya terasa panas sehingga dia menyentuh kulit dingin Ray dan menolak untuk melepaskannya. Dia melempelkan seluruh tubuhnya dan bersandar di pelukannya yang kuat.“Siska?” Ray menunduk dan memanggilnya.Sedikit tidak nyaman.Wajahnya tampak seperti diwarnai deng
Magbasa pa
Bab 104
Ray sedikit lepas kendali, tetapi dia tahu bahwa malam ini cukup sampai di sini.Gerakan lainnya terhenti, Ray melepaskannya dan membuka pintu.Ketika pintu terbuka, Henry menatapnya, “Ray, ada apa dengan kalian? Mengapa kamu tidak menjawabku? Aku sudah berteriak berkali-kali.”Wajah Ray sangat dingin, “Di mana obatnya?”Henry menyerahkan sekotak obat.Ray mengambilnya, Henry ingin melihat Siska di dalam kamar dan membuka pintu untuk masuk.Ray menghentikannya dengan kakinya, mencegahnya memasuki kamar, “Bagaimana cara minum obat ini?”“Minum dua pil, minum dengan air.” Henry tampak bingung, “Ray, mengapa kamu menghalangi jalanku? Aku ingin melihat keadaan Siska.”“Tidak perlu. Keluar.” Ray mengambil obat dan menutup pintu.Henry marah-marah di luar, “Sial! Aku hanya sedang memberikan obat. Kurang ajar kamu Ray!”“Pergi.” Suara dingin Ray terdengar dari dalam kamar.Henry di luar pintu terdiam.Ray masuk membawa obat. Suhu di dalam ruangan sangat tinggi. Siska sedang berbaring di atas
Magbasa pa
Bab 105
Hari berikutnya.Siska bangun, seluruh tubuhnya terasa sakit.Dia duduk dari tempat tidur dan melihat dekorasi di kamar, dia teringat kejadian tadi malam...Dia diberikan obat oleh Charles, kemudian Ray menyelamatkannya dan membawanya kembali, lalu mereka berciuman di tempat tidur ini.Siska tiba-tiba menutupi wajahnya.Tunggu-tunggu, bagaimana bisa berciuman kemarin?Siska tidak sadarkan diri, Ray sadar, lalu mengapa Ray tidak melepas ciumannya?Dan ketika Ray memukul Charles kemarin malam, dia terlihat sangat menakutkan. Sorot matanya memberi Siska kesan bahwa Ray peduli padanya...Siska merasa sedikit bingung.Bukankah seharusnya Ray sangat membenci wanita seperti dirinya?Mengapa dia begitu baik padanya?Dia tidak berani memikirkannya lagi dan menghentikan pikirannya. Lupakan saja, gugatan cerai sudah didaftarkan, tidak boleh melihat ke belakang...Jadi pada akhirnya, Siska mengambil ponselnya dan menyelinap ke lantai bawah.“Nyonya.” Bibi Endang memanggilnya dari bawah.Siska terk
Magbasa pa
Bab 106
“Ray, percayalah padaku. Aku tidak berpikir seperti itu, aku hanya mengatakan itu padanya. Aku tidak tahu segalanya akan menjadi seperti ini.” Kelly memandang Ray dengan menyedihkan.Siska tidak mau mendengarkan lagi dan berbalik untuk pergi.Ray memanggilnya, “Kamu tidak mau sarapan?”“Tidak!”Dia sangat marah melihat Kelly.Siska keluar dan hendak memesan taksi.Tapi, saat itu adalah jam berangkat kerja, dia harus menunggu lama. Siska memang tidak mendapat taksi, tapi mobil Rolls-Royce Ghost Ray datang kepadanya.“Masuk .” Ray membuka pintu mobil, masih mengenakan pakaian olahraga.Apakah dia langsung mengejarnya?Bagaimana dengan Kelly?Apakah dia ditinggal sendirian di Grand Orchard?Siska berpikir Ray telah menyelamatkannya kemarin, jadi dia masuk dan duduk, “Di mana Kelly? Kamu meninggalkan dia di Grand Orchard?”“Dia bilang dia sakit perut, jadi aku meminta Bibi Endang untuk merawatnya.” Ray meliriknya, “Apakah kamu tidak tahu dia sedang hamil? Siapa yang menyuruhmu menamparnya?
Magbasa pa
Bab 107
Siska melihat jalan di luar jendela.Teleponnya tiba-tiba berdering.Itu adalah pesan suara yang dikirim oleh pamannya, Mark Leman, kepada Siska, “Siska, apakah kamu sudah melihat berita hari ini? Charles ditangkap, hahaha, dia memang pantas dihukum!”Siska menekan tombol pesan suara dan berkata, “Aku baru saja melihatnya, dia pantas mendapatkannya.”“Iya! Siska, pagi ini nenekmu bilang dia merindukanmu, dia memintamu kembali untuk makan.”“Lihat dulu apakah malam ini aku punya waktu atau tidak.” Siska menjawabnya.“Mau kembali ke rumah keluargamu malam ini?” Ray bertanya padanya.Siska berkata, “Lihat nanti.”Setelah ayahnya dipenjara, perusahaan Keluarga Leman dijalankan oleh pamannya. Nenek Siska juga tinggal di rumah pamannya. Namun, Siska tidak begitu dekat dengan neneknya, dia tidak pergi ke sana kecuali saat libur tahun baru atau hari libur lainnya.Saat ini, mobil tiba di studio Bellsis.Siska tidak berkata apa-apa, dia keluar dari mobil dan langsung masuk studio tanpa menoleh
Magbasa pa
Bab 108
“Oke.” Siska mengambil pengukur untuk mengukur ukuran tubuhnya.Kelvin melihat ke cermin di depannya, dia tinggi dan memiliki kaki yang panjang. Kelvin bertanya, “Aku dengar kamu menampar Kak Kelly pagi ini?”Siska mengangkat alisnya, “Kenapa? Apakah kamu datang untuk membelanya?”“Tidak juga. Aku hanya ingin bertanya padamu, kenapa kamu begitu tidak tahu malu? Kamu baru bercerai dengan Ray, tapi berani-beraninya kamu kembali tinggal di Grand Orchard kemarin?”Siska tersenyum, “Masih ada satu bulan lagi baru kita sah bercerai. Sampai saat ini, aku masih istri Ray dan memenuhi syarat untuk tinggal di Grand Orchard. Sebaliknya, selingkuhan itu yang tidak pantas untuk datang ke Grand Orchard.”Dia mengejek Kelly sebagai selingkuhan.Setelah apa yang terjadi tadi malam, bisa dikatakan hubungan Siska dan Kelly akan semakin buruk.Kelvin berkata, “Bilang saja kamu iri melihat Kak Kelly. Ray sangat perhatian padanya, kamu merasa kesal, bukan?”“Kenapa aku iri padanya? Iri karena dia adalah se
Magbasa pa
Bab 109
Siska tertegun. Mulutnya dibuka paksa oleh Ray.Ciumannya kasar dan kuat.Siska menjadi gila, “Ray, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku.”“Mengapa kamu berteriak begitu keras? Kamu ingin seluruh kantor tahu apa yang kita lakukan di sini?”Siska menegang dan tidak berani bergerak. Ray menciumnya lagi, Siska mendorong dadanya untuk melawan dan dengan suara rendah berkata, “Lepaskan aku Ray, apakah kamu mendengarku? Di sini kantor, ada orang di luar. Jangan seperti ini...”“Kamu pantas mendapat hukuman.”“Mengapa aku harus dihukum?”“Kamu sangat sembrono.”Siska terdiam.Mata Ray suram, kemudian dia menekan tubuh Siska ke bawah.Ekspresi Siska berubah.Ray benar-benar ingin melakukannya di sini...“Tidak!” Siska sangat marah dan mendorongnya dengan keras, “Kita telah mendaftarkan perceraian, kamu tidak dapat melakukan ini terhadapku.”“Apakah kamu masih berani merayu pria lain?” Ray mendekat dan menatapnya dengan mata gelapnya.Siska berkata, “Mengapa kamu mengaturku?”“Terserah padaku.”
Magbasa pa
Bab 110
Ketika Siska berjalan sampai di tangga, dia tiba-tiba teringat sesuatu. Dia membawa nota itu, merevisinya dan menyerahkannya kepada asistennya Mona.Mona berjalan ke arah Kelvin dan berkata, “Halo Tuan Muda Kelvin, total pakaian yang Anda pesan 1,6 miliar.”Siska sengaja menambah 100 juta sebagai biaya sakit hatinya. Siapa suruh dia begitu menyebalkan?Kelvin mengangkat kepalanya dan menatap Siska.Siska sudah berjalan ke lantai dua, tubuh rampingnya menarik imajinasi Kelvin.Kelvin tersenyum.Menarik.Dalam keadaan seperti ini, Siska masih memiliki hati untuk berbisnis, ternyata dirinya lebih kuat dari yang dia sendiri kira.Kelvin menggesek kartunya dan berkata kepada Mona, “Jika pakaiannya sudah siap, beritahu aku. Aku harus mencobanya untuk melihat apakah cocok atau tidak.”“Selamat jalan, Tuan Muda Kelvin.” Mona mengantarnya sambil tersenyum.Kelvin berjalan keluar dengan kakinya yang panjang.*Malam harinya, Siska kembali ke rumah Keluarga Leman.Dia mengambil hadiah yang telah
Magbasa pa
PREV
1
...
910111213
...
87
DMCA.com Protection Status