Home / Romansa / Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 241 - Chapter 250

270 Chapters

Bab 241

Zyan langsung memberi tahu kedua keluarga lewat grup setelah mereka keluar dari ruang praktik dokter kandungan. Ucapan syukur, selamat, dan doa langsung memenuhi obrolan di grup keluarga yang terbentuk sesudah kelahiran Zayyan itu. Grup tersebut memang dibuat untuk membagikan foto atau video lucu cucu pertama dari kedua keluarga.“Bang, soal ini jangan diumumkan dulu ke orang-orang kantor ya. Cukup Pak Faisal saja, asistennya jangan,” pinta Zahra saat mereka dalam perjalanan ke kantor.“Kenapa memangnya?” Zyan melirik sang istri.“Kehamilanku ‘kan masih sangat muda dan rentan. Nanti saja kalau sudah tiga atau empat bulan. Lama-lama mereka juga akan tahu sendiri kalau nanti lihat perutku tambah besar.” Zahra membeberkan alasannya.“Abang ikut saja, yang penting kamu nyaman dan senang,” timpal Zyan. “Yang jelas abang akan memberi tahu Faisal agar tidak memberimu banyak pekerjaan,” tandasnya.“Aku masih mampu kerja seperti biasa, Bang. Tidak perlu dikurangi. Lagian kerjaanku lebih banyak
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 242

Zayyan terlihat sangat gembira di perayaan ulang tahunnya yang kedua. Pesta bertema bola itu diselenggarakan di salah satu tempat permainan untuk anak-anak. Batita itu tampak ceria bermain dengan teman sekolah dan anak-anak sebayanya yang diundang pada acara tersebut.Sejak berumur satu setengah tahun, Zayyan sudah mengikuti kelas sensory play untuk melatih motoriknya, sekaligus agar bertemu, kenal, dan belajar dengan anak-anak seusianya. Zyan dan Zahra memang sepakat memasukkan putra pertama mereka ke salah satu PAUD elit yang berada di dekat tempat tinggal mereka.Selain teman sekolah Zayyan, mereka juga mengundang para tetangga yang punya anak kecil. Baik tetangga di sekitar kediaman Darmawangsa maupun di kediaman Umar. Anak-anak dari panti asuhan yang berada di bawah yayasan keluarga Darmawangsa pun turut dihadirkan di sana.Ada juga cucu-cucu dari teman-teman Rania yang sengaja diundang oleh wanita paruh baya itu. Rania sekaligus ingin memperlihatkan kalau sebentar lagi, cucunya a
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 243

Empat hari sebelum HPL, Zahra sudah merasakan kontraksi. Begitu sang istri mengatakan padanya kalau sudah kontraksi, Zyan langsung meminta sopir mengantar mereka ke rumah sakit. Satu minggu sebelum waktu perkiraan kelahiran istrinya, Zyan sudah bekerja di rumah. Dia tidak mau ketinggalan momen sedikit pun. Semua meeting selama bisa dilakukan secara daring, dia akan mengikutinya. Namun bila harus tatap muka, Faisal yang akan mewakilinya.Saat tiba di rumah sakit, Zahra langsung diperiksa dan dokter menyatakan kalau dia sudah pembukaan dua. Lebih cepat dari saat kehamilan pertamanya yang pembukaan satu sampai beberapa hari. Dokter juga mengatakan kebanyakan di kehamilan kedu prosesnya lebih cepat dari kehamilan pertama.Dalam lima jam, Zahra sudah mencapai pembukaan sepuluh. Dia langsung dipindah ke ruang persalinan. Dokter dan para perawat telah bersiap membantu proses kelahiran Zahra. Begitu juga Zyan yang dengan setia menemani sang belahan jiwa yang akan bertaruh nyawa demi melahirka
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 244

Zyan tertawa mendengar pertanyaan adiknya. “Kaya mainan saja ada serinya satu dan dua. Mereka baru lahir, cukup panggil Baby Z saja. Nanti waktu akikah baru diumumkan namanya siapa,” ujarnya.Saffa berdecak. “Masa dua-duanya Baby Z, Kak?” protesnya.“Memang nanti namanya pake Z, sama kaya kakaknya. Sudah ada beberapa pilihan nama, cuma aku dan Zahra belum menentukan jadinya nama yang mana yang akan dipakai,” terang pria beranak tiga itu. “Lagian sekarang mau dipanggil apa pun mereka juga belum ngerti,” imbuhnya.“Berarti boleh kupanggil apa saja ‘kan?” pancing Saffa.Zyan mengernyit memandang gadis berusia 25 tahun itu. “Memangnya kamu mau panggil anak-anakku siapa?”“Baby Twins,” jawab Saffa sambil tertawa kecil. Dia memang sengaja menggoda kakaknya.“Boleh kalau itu. Kirain mau manggil pakai nama yang aneh,” lontar Zyan.“Kak Zyan, nih sukanya suuzan aja sama aku Mana mungkin aku panggil keponakanku dengan nama aneh. Mereka aja ganteng dan cantik gini. Bikin gemes,” sahut Saffa.“Si
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 245

Tepat tujuh hari setelah kelahiran si kembar, Zyan dan Zahra mengadakan acara akikah keduanya di rumah, sama seperti saat akikah Zayyan dahulu. Mereka mengundang tetangga, kerabat, dan teman dekat saja kali ini, selain anak-anak dari panti asuhan yayasan keluarga Darmawangsa.Pada kesempatan itu, Zyan sekaligus mengumumkan nama si kembar. Anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki diberi nama Zyel Mumtaz Darmawangsa, sedangkan anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan diberi nama Zyra Syakila Darmawangsa. Nama depan keduanya merupakan perpaduan dari nama depan Zyan dan Zahra. Kedua bayi itu digendong kedua orang tuanya saat rambut mereka dipotong oleh para tetua. Kali ini Saffa yang membawa mangkuk berisi air yang menjadi tempat untuk menampung rambut yang telah dipotong. Karena pada acara tersebut ada teman-teman sekolah Zayyan yang datang, jadi batita itu bermain dengan mereka. Tidak merecoki acara akikah adik kembarnya.Sesudah acara akikah selesai dan semua tamu pulang, k
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 246

Pria bercambang tipis itu menelan ludah. Terkejut dengan apa yang terpampang di depan matanya. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah tebersit di benaknya. Pengasuh salah satu anaknya berani menggodanya."Berhenti! Balikkan badan dan pakai bajumu sekarang juga!" perintah Zyan.Namun pengasuh Zyel sama sekali tak mengindahkan perintah sang majikan. Dia terus saja mendekat sembari melepas satu-satunya kain yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya. "Jangan menolak, Pak. Saya tahu Bapak juga menginginkannya. Tenang saja, saya tidak berteriak jadi tidak yang akan tahu apa yang akan kita lakukan di sini." Pengasuh Zyel itu lantas memeluk tubuh Zyan hingga membuat kulit bagian atas tubuh mereka langsung bersentuhan, tanpa ada penghalang. Zyan memang selalu bertelanjang dada setiap berolahraga di ruang gym.Kejadian itu berlangsung sangat cepat hingga Zyan tak sadar apa yang terjadi. Kesadarannya baru kembali setelah pengasuh Zyel mencium dadanya. "Apa yang kamu lakukan!" Pria itu langsung
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 247

Zyan seketika menoleh pada istrinya. "Apa yang kamu bicarakan, Ra. Sampai kapan pun hanya kamu yang jadi istri abang. Tidak ada wanita lain," ucapnya dengan tegas."Wanita jalang ini sudah memfitnah abang. Apa kamu lebih percaya sama dia daripada sama Abang?" Dia memandang istrinya dengan tatapan tak percaya."Aku percaya dengan apa yang aku lihat, Bang," sahut Zahra.Zyan mengacak rambutnya karena frustrasi. Bagaimana bisa istrinya tidak percaya padanya padahal selama ini dia selalu terbuka dan tidak pernah menutupi apa pun. "Pa, Ma, Saffa, kalian percaya 'kan sama aku?" Zyan mencoba mencari dukungan dari keluarganya."Kalau aku jadi Kak Zahra, aku juga tidak akan percaya begitu saja tanpa ada bukti yang kuat. Siapa pun bisa melihat noda lipstik di dada Kak Zyan, itu bukti nyata. Kalau omongan bisa saja direkayasa. Aku sendiri tidak tahu siapa di antara Kak Zyan atau susnya Zyel yang berbohong," celetuk Saffa.Zyan spontan melihat dadanya. Ya, dia melihat a
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 248

Saffa berdiri lantas menghampiri pengasuh Zyel. Tanpa diduga, gadis itu melayangkan tamparan pada pengasuh salah satu keponakannya. "Dasar wanita tidak tahu diri! Kamu bisa ngaca 'kan? Wanita seperti kamu ini tidak level sama kakakku!" hardiknya.Pengasuh Zyel itu memegang pipi yang ditampar oleh Saffa. Rasa panas pun menjalar di wajahnya. Dia memandang Saffa dengan tatapan nyalang. Tidak merasa takut sedikit pun."Manusia di hadapan Tuhan itu sama. Jangan hanya kalian lebih kaya terus merendahkan aku!" tukas pengasuh Zyel."Hah! Jangan sok bicara soal Tuhan! Apa perbuatanmu mau merebut suami orang itu dibenarkan Tuhan? Tidak 'kan?" sergah Saffa."Sudah, Saf. Jangan buang waktu dan energimu untuk dia. Lebih baik kamu temui Zahra dan beri tahu apa yang susnya Zayyan tadi katakan," titah Rania."Ya, Ma." Gadis berusia 25 tahun itu melayangkan tatapan tajam pada pengasuh Zyel sebelum beranjak menemui kakak iparnya."Sus, tolong segera beresi barang-barangnya. Aku tidak ingin melihatnya l
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 249

Zahra meneguk saliva melihat Zyan yang menatap tajam padanya. Dia tahu pria itu pasti sangat marah padanya karena sudah meragukan kepercayaannya.“Kenapa diam? Masih belum percaya sama abang?” Zyan kembali bertanya pada istrinya.Zahra menggeleng. “A—aku percaya sama Abang. Maaf karena sudah meragukan Abang.” Dia seketika berdiri lalu memeluk tubuh tegap pria yang sudah memberinya tiga anak itu.Zayn tetap bergeming, tangannya masih ada di sisi tubuhnya. Tidak balas memeluk istrinya. “Sudah abang katakan berulang kali kalau kita harus saling percaya. Selama ini abang selalu jujur sama kamu, tidak ada satu pun yang abang tutupi dari kamu, tapi ternyata itu semua tidak berarti,” ucapnya.“Abang kecewa sama kamu, Ra. Sebagai istri, harusnya kamu lebih percaya sama suami. Tapi kamu malah lebih percaya sama orang lain. Bahkan abang sudah menyebut nama Allah saja, kamu masih tidak percaya. Lantas apa artinya abang buat kamu?” imbuh pria bercambang tipis itu.“Tolong maafin aku, Bang. Aku te
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 250

“Bang, kita mau cari baby sitter lagi atau tidak?” tanya Zahra setelah satu bulan berlalu dari kejadian yang sempat membuatnya meragukan sang suami.“Menurutmu bagaimana?” Zyan malah balik bertanya tanpa menjawab istrinya.“Kalau bisa cari lagi, Bang. Kasihan susnya kalau mesti megang Zyel dan Zyra. Selama ini ‘kan susnya dibantu sama Embak di rumah kalau susnya Zayyan atau kita ga ada,” timpal Zahra.Zyan menghela napas panjang. “Abang sebenarnya trauma, Ra. Abang takut kejadian seperti itu terjadi lagi. Di luar, abang bisa menghindar, tapi di rumah sendiri malah kecolongan.” Pria itu mengungkapkan kegundahannya.“Saat kemarin merekrut baby sitter, kita sudah berusaha hati-hati. Tapi ternyata tetap ada celah untuk berbuat curang. Kalau di kantor, abang tinggal percayakan pada HRD untuk merekrut orang, tapi di rumah, kita harus menanganinya sendiri.” Dia mengembuskan napas kasar.“Kemarin itu kita sedang apes saja, Bang. HRD merekrut orang di kantor juga tidak semuanya bagus ‘kan kerj
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status