“Tenanglah, Kak!” Seorang pria kekar berkata dengan tenang.“Bagaimana aku bisa tenang, saat rencana yang telah ku persiapkan selama bertahun-tahun, dirusak oleh seorang bocah yang datang entah dari mana!” ucapnya dengan penuh kemarahan.Ia mengalihkan pandangannya pada adiknya yang masih bersikap tenang. “Apa kau memiliki rencana?” tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya.Pria kekar itu tersenyum. “Tentu saja, Kak! Jika tidak, mana mungkin aku bisa setenang ini.”“Oh, apa rencanamu?”“Kita … akan memanfaatkannya.” Pria itu tersenyum dingin.Kembali ke tempat Jiro.Saat ini Jiro berada di dalam kamarnya, atau lebih tepatnya di rumah milik pria tua yang menyelamatkannya. Ia duduk di atas tempat tidur sembari memegangi bongkahan batu yang telah ia pilih sebagai hadiah.“Aneh sekali. Awalnya aku merasakan tekanan pada batu ini, namun sekarang tekanan itu menghilang begitu saja.” Jiro memikirkan kejadian saat di gudang. Saat itu, Jiro merasakan roh pada tubuhnya seakan ditekan ketika i
Read more