"Alhamdulilah," ucap kami serempak, demi melihat kondisi Ibu yang ternyata sudah siuman. Namun, belum mau bicara apa pun saat ditanya.Hampir jantungku mau copot rasanya, saat Emir menelpon setengah-setengah. Ternyata ponselnya keburu habis baterai, dia sering kali lupa semenjak Ibu masuk RS.Pikiranku sudah jauh ke mana-mana, takutnya Ibu kenapa-napa. Tapi, syukurlah. Kata Dokter, hanya tinggal menunggu Ibu mau bicara itu saja. Jangan menyinggung suatu hal, yang kemarin menimpa beliau."Genap dua minggu, Alhamdulilah Ibumu sadar, Nak Emir." Bibi berucap, sembari mendekat pada ranjang Ibu yang masih menatap sendu.Seakan banyak beban yang ingin dia bicarakan, namun, seakan sengaja dikunci. Aku tahu ini sangatlah berat, kalau itu yang aku alami lebih baik mati saja!"Alhamdulilah, Bi. Emir juga nggak sangka," ujarnya, terus menggenggam jari-jemari Ibu. Sesayang itu dia.Siapa yang sangka? Setelah Ibu mengalami banyak robekan di area tertentu, usai pelecehan yang bukan dilakukan hanya s
Baca selengkapnya