Pov Danar"Akhirnya, lu, nikah juga, Brow!""Kita-kita udah pada punya anak, lu, baru nikah.""Ntar, lu, bawah anakmu, malah orang kira, itu cucu lu."Begitulah teman-teman membully saat kuceritakan tentang rencana pernikahanku dekat-dekat ini. Marah? Tentu saja tidak. Duda berumur sepertiku sudah terbiasa ejekan seperti itu."Sory, Brow. Ada telpon calon mertua," ujarku sumringah, lalu menjauh dari ruangan kantor. Getaran dari benda pipih di saku celanaku, meyakinkan kalau panggilan itu, berhubungan soal penyempurnaan rencana pernikahan. "Maafkan ibu, Nak. Ibu tak kuasa saat Dahlia berkata tidak bisa melanjutkan pernikahan kalian."Deght, kalimat calon ibu mertuaku di seberang telpon, tanpa diawali ba, bi, bu, seperti bom hiroshima yang meluluh lantakkan pemukiman di hatiku."Apa hanya alasan belum siap, Dahlia membatalkan rencana pernikahan ini, Bu?" tanyaku pelan, berusaha tenang walau hancur luluh lantak di dalam dada. Marah, kaget, kecewa, dan sedih, membuat tulangku seakan m
Baca selengkapnya