All Chapters of Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO: Chapter 121 - Chapter 130

158 Chapters

Rencana Adrian

"Gawat, itu Adrian. Bagaimana ini?" ucap Keina dengan panik.Alden terlihat berpikir keras, jika mereka ketahuan sekarang, Adrian pasti akan memberitahu Handika tentang pertemuan mereka dan membuat restu itu semakin sulit didapat. Matanya kemudian menangkap bagian bawah toilet yang cukup muat untuk ia sebrangi. Kepalanya mulai mendapat suatu ide, ia akan menyebrang ke bilik toilet lain lewat celah itu."Aku akan pergi, jaga dirimu."Dengan cepat Alden mengecup kening Keina, Keina hanya bisa terkejut melihat langkah demi langkah Alden yang terburu lalu masuk ke dalam bilik toilet lain lewat bawah."Keina, apa yang sedang kau lakukan?""Sebentar," balas Keina dengan berteriak. Saat ia yakin Alden sudah masuk ke dalam bilik toilet lain, Keina segera menghela nafasnya lega, ia membuka pintu toiletnya dengan raut wajah kesal, "Ada apa sih? Kenapa kau heboh sekali?""Kau tidak berniat melarikan diri, bukan?" tanya Adrian dengan nada curiga."Astaga, memangnya aku akan melarikan diri kemana?
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Kelicikan Adrian dan Clara

Handika segera bergerak ke tempat dimana Adrian sudah menunggu. Saat ia sampai di tempat itu, terlihat Adrian yang melambaikan tangan ke arahnya, "Om disini."Handika terlihat mengangkat alis saat melihat ada orang lain yang berada di sampingnya. Seorang perempuan muda yang cantik, apa maksudnya? Kenapa Adrian datang bersama seorang perempuan?Handika segera berjalan menghampiri mereka lalu duduk di sana."Sudah menunggu lama?""Tidak juga Om, Om mau pesan makanan?""Tidak, minum saja. Om tidak bisa lama-lama, kamu tahu sendiri jika Om harus menjaga Keina.""Ah baiklah, kita akan memberikan penjelasan singkat kepada Om." Adrian terlihat mengalihkan tatapannya ke arah perempuan di sampingnya, "Ini Clara, dia adalah kekasih Alden sekarang."Mata Handika seketika melebar mendengar ucapan Adrian, "Apa maksud kamu? Alden memiliki kekasih saat ini?" Tanyany dengan raut wajah terkejut."Ya, dia memiliki kekasih. Alden bahkan membawa Clara kesini untuk diperkenalkan kepada keluarganya, benar
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Semakin Rumit?

Keina terhenyak saat mendengar suara Handika yabg berteriak dengan kuat. Pelukannya bersama Alden seketika terlepas.Handika terlihat merangsek maju lalu buughh!"Papa!"Keina seketika berteriak, tidak percaya jika Handika akan memukul Alden dengan tinjunya hingga Alden jatuh tersungkur.Handika hendak memukul Alden kembali, namun tangannya seketika ditahan oleh Keina, "Hentikan Pa, tolong hentikan." ujarnya dengan tangis yang mulai berderai."Minggir kamu Keina, Papa harus menghajar pria ini agar dia bisa sadar.""Tidak, jangan. Keina memohon.""Papa! Jangan Pa!"Tiana yang mendengar keributan segera ikut menahan tangan Tiana. Handika segera menepis tangan mereka, "Diam! Kalian berdua sama saja!" Handika terlihat menatap tajam ke arah Tiana, ia tidak menyangka jika istrinya sendiri akan mengkhianati dirinya seperti ini."Mama pasti yang mengizinkan pria ini masuk, ini pasti ulah Mama, iya kan?""Maafkan Mama, Pa. Mama tidak tega melihat Alden dan Keina." Balas Tiana dengan takut-taku
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Tidak Bisakah Kau Melepaskan Aku Saja?

"Pa..." Meski susah payah Alden terlihat membuka mulutnya."Pa, Alden sepertinya ingin bicara Pa," ujar Audrey.Reymand yang terlihat sangat marah segera mendekat ke arah Alden, "Ada apa Alden? Ada yang ingin kamu katakan?""Jangan berbuat apapun pada Papa Handika," ujar Alden dengan suara terbata."Tapi dia sudah membuat kamu seperti ini, Papa tidak terima."Alden segera menarik tangan Reymand lalu meremasnya dengan perlahan, "Alden tidak apa-apa. Demi Alden, tolong Papa jangan berbuat gegabah, Alden mohon."Melihat kondisi Alden, Audrey segera menyentuh tangan Reymand, "Kita pikirkan ini nanti, sebaiknya kita obati dulu luka-luka Alden."Reymand menghela nafasnya panjang mendengar penuturan Audrey, "Baiklah, aku akan menelepon dokter untuk mengobatinya."Reymand segera beranjak lalu memanggil dokter. Setelah itu ia menghela nafasnya kembali, kenapa hubungan keluarga mereka dengan Keluarga Handika menjadi sangat buruk seperti ini sekarang?****"Pinjam ponsel Mama." ujar Keina dengan
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Keluar Dari Rumah

Alden yang segera sadar dari pingsannya seketika bangkit saat dirinya kembali teringat dengan Keina. Namun, levam-lebam di tubuhnya yang masih belum sembuh benar membuat Alden seketika meringis kesakitan. Audrey yang tengah tertidur seketika bangun saat mendengar suara Alden."Alden, Nak? Kamu sudah sadar?" Ia beralih pada Reymand yang juga terlihat menelungkupkan wajah di sampingnya, "Pa bangun Pa, Alden sudah sadar."Reymand langsung terjaga, ia menatap Alden yang terlihat hendak berdiri, "Alden, kamu mau kemana? Jangan bergerak dulu, kamu baru saja diobati."Alden yang merasa tubuhnya masih terasa sangat sakit segera mengikuti saran ayahnya, "Pa, sudah berapa lama aku tidak sadar?""Hampir sehari penuh,"Mata Alden seketika melebar sempurna mendengar balasan ayahnya, "Aku harus menemui Keina sekarang. Keina pasti sangat khawatir,"Alden bangkit, tidak perduli lagi dengan rasa sakit yang mendera tubuhnya. Namun, baru saja kakinya hendak melangkah, Alden kembali ambruk karena nyeri y
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Tidak Bisakah Kau Tidur Bersamaku Saja?

Sejenak Audrey hanya tertegun mendengar penuturan Keina, namun ia segera menyadarkan dirinya. Audrey menarik tangan Keina untuk masuk ke dalam rumah dengan cepat."Astaga, hujan di luar lebat sekali, kenapa kamu datang ketika hujan?"Keina tersenyum tipis tidak menyangka jika Audrey akan menyambutnya."Sebentar, Mama akan ambilkan baju ganti."Keina terdiam sejenak, menunggu hingga Audrey datang lalu membawa sebuah kemeja."Mama hanya menemukan kemeja Alden yang ini. Baju-baju Mama tidak cocok untuk badan kamu yang mungil,"Keina menerima kemeja itu lalu memakainya dengan cepat."Ayo kita masuk ke dalam,"Keina terlihat mengedarkan pandangannya, Audrey terlihat mengamati tindakan Keina lalu berujar, "Alden sedang pergi ke dokter bersama ayahnya."Keina tersentak mendengar ucapan Audrey, "Apa kemarin luka-lukanya parah? Kenapa Alden sampai harus pergi ke dokter?""Ah tidak, itu karena Papa Reymand memaksa untuk memeriksakan luka-luka Alden, ia sangat khawatir jika itu akan berbekas."
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Kau Harus Kembali

"Kalian ini sudah bukan suami istri, jadi Keina akan tidur bersama Mama bukan bersama kamu,"Alden mendesah kecewa mendengar ucapan Audrey, "Ah Mama tidak seru!"Mendengar keluhan Alden, Audrey dan Keina seketika berpandangan, untuk kemudian tawa mereka pecah seketika menertawakan tingkah Alden. Hati Kein berdesir, ia sungguh merindukan suasana ramai seperti ini di dalam kehidupannya. Tidak ada kebencian dan amarah, yang ada hanya gurauan dan saling memberi dukungan."Sana keluar, Mama ingin bersama dengan Keina hari ini. Kamu tidur bersama Papa saja."Dengan langkah gontai, Alden keluar dari kamarnya lalu bergerak ke arah ayahnya.Audrey terlihat melirik ke arah Keina lalu menghela nafasnya panjang, "Sudah lama kita tidak tidur bersama, bukan?"Keina mengangguk kecil, ia tersenyum ke arah Audrey, "Ya sudah lama sekali." Saat Audrey menghampirinya lalu duduk di sampingnya, Keina mulai bertanya dengan nada hati-hati, "Apa Mama tidak marah kepada Papa Handika?""Marah, tentu saja Mama m
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Perlindungan Ibunda

Keina hanya bisa tertegun di depan pintu rumahnya, ia segera mundur selangkah, merasa enggan kembali ke dalam rumah. Bayangan saat Handika menamparnya masih teringat di ingatan, bagaimana mungkin ia bisa kembali ke sana dan membuat perasaannya kembali sakit?"Tidak Alden, aku tidak bisa kembali."Alden yang mendengar hal itu segera menggenggam erat tangan Keina, "Dia ayahmu, Keina. Aku tahu kau kecewa padanya, tapi melarikan diri dari rumahmu bukanlah solusi terbaik."Keina menghela nafasnya panjang, membiarkan Alden membawanya ke dalam rumah. Alden mengetuk pintu perlahan, tidak menunggu beberapa lama pintu dibuka menampilkan Tiana yang berdiri di hadapannya."Keina Sayang, kamu sudah pulang? Kami baru saja ingin menjemput kamu.""Alden yang mengantarku kemari." balas Keina dengan lirih."Pa, Keina sudah pulang, Pa." Teriak Tiana dengan kuat.Alden tersentak saat melihat ada Adrian juga yang menyusul langkah Handika saat menyambut mereka, kenapa Adrian datang kemari pagi-pagi sekali?
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Perjanjian Pra Nikah (Lagi)

Tanpa aba-aba Adrian langsung menerjang tubuh Alden lalu memberikan tinju kepadanya. Alden yang tidak memiliki persiapan jatuh sejenak, untuk kemudian membalas pukulan Adrian. Pertengkaran pun tak terelakkan, mereka saling memberi serangan bertubi-tubi ke lawannya. Namun rupanya, kemampuan berkelahi Adrian sama sekali tidak baik, Adrian jatuh tersungkur hanya dengan beberapa pukulan dari Alden. Alden yang melihat lawannya tidak berdaya segera menghentikan pukulannya. Namun alih-alih merasa kesakitan, sebuah tawa meledak dari mulut Adrian.Alis Alden terangkat dengan bingung, sebenarnya pria ini kenapa?"Kepalamu terbentur ya?" ujar Alden dengan heran.Adrian masih saja terkekeh membuat Alden semakin kebingungan, rasanya ia tidak memukul Adrian secara berlebihan, tapi kenapa tindakan pria ini aneh sekali? Alden mulai berpikir suatu opsi, apa ia harus membawa pria ini ke rumah sakit untuk melihat isi kepalanya?"Kau ingin pergi ke rumah sakit? Ayo, kita periksa kepalamu sepertinya kau t
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Keputusan

Tubuh Alden sudah melemas di tempat saat melihat Handika beranjak dari tempatnya. Setelah semua yang ia lakukan ia tidak menyangka jika Handika masih akan meragukan keputusannya."Sepertinya Papa masih memerlukan waktu, Alden, jangan diambil hati. Biar Mama yang bicara padanya, kalian ngobrol saja dulu berdua."Meski ia menganggukkan kepalanya ke arah Tiana, hatinya masih menimbulkan tanda tanya. Kenapa Handika masih meragukannya? Apa alasannya sebenarnya?"Kau baik-baik saja?"Alden segera mengangkat wajah saat mendengar pertanyaan dari Keina, melihat raut wajah Keina yang khawatir kepadanya, hati Alden sedikit terhibur."Siapapun tidak akan baik-baik saja jika mendapat respon seperti ini.""Bersabarlah. Aku yakin Papa hanya butuh waktu,"Alden hanya mengulas senyum tipis, "Semoga saja ucapanmu itu benar.""Tapi Alden, apa kau membuat semua perjanjian pra nikah itu atas dasar keputusanmu sendiri? Apa kau sudah memikirkannya matang-matang sebelum menulis dan mengajukannya pada ayahku?
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status