Home / Thriller / Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan: Chapter 21 - Chapter 30

34 Chapters

Dinyatakan Hamil, Namun ...

Bab 21 Dinyatakan Hamil, Namun ..."Kamu sakit, Lay. Kita ke dokter, ya," ujar Mas Bima yang tak kalah khawatir melihat kondisiku."Enggak, ah, Mas. Mungkin ini kurang istirahat aja. Lagian, baru juga kemarin pulang dari rumah sakit," tolak ku beralasan. Menarik kembali tanganku dari pelipis ku.Sayangnya, penolakan yang aku lakukan tidak berlaku pada Mas Alvin. Akhirnya, tanpa pikir panjang suamiku itu lantas menggendongku dan setengah berlari ke arah luar. Kemudian diikuti oleh Mas Bima yang berada tak jauh di belakangku. ***"Selamat ya, Pak, istri Anda sedang hamil dua minggu. Kandungannya sehat, hanya saja perlu istirahat supaya tidak terlalu stres," kata Dokter yang baru saja memeriksa ku.Mendengar apa yang baru saja disampaikan wanita berjas putih itu, aku bukannya merasa senang akan tetapi malah sebaliknya. Aku merasa kehamilan ini sungguh tidak aku inginkan. Mengingat bagaimana posisi ku sekarang.Terlebih dengan kehamilan ini, tentu saja akan membuatku lebih sulit untuk te
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Mengkambing hitamkan Dewi? 

Bab 22 Mengkambing hitamkan Dewi? Hingga beberapa detik kemudian, aku kembali tersentak lantaran ponselku bergetar. Sebuah pesan WA masuk dari Mas Bima. [Akan aku gunakan kesempatan ini buat mendekati Dewi. Aku tau, kamu mencurigai dia, kan?]Senyumku seketika mengembang setelah membaca pesan dari Mas Bima. Ini yang aku inginkan! ***Malam harinya, tatkala Mas Alvin masih sibuk dengan urusannya, di saat itu tiba-tiba aku mendapatkan pesan singkat dari Mas Bima. Pesan yang ku yakini pasti membahas tentang Dewi, seperti yang ia sampaikan sepulang dari rumah sakit tadi. [Gagal] Aku menghela napas panjang membaca pesan yang barusan dikirim dari Mas Bima. Walau hanya satu kata, tetapi aku mengerti maksudnya. Meski merasa sedikit putus asa, namun ... bagaimanapun juga kakak sepupu ku itu sudah berusaha. [Gak cuma gak bisa senyum, tapi dia juga gak bisa ngomong. Sepanjang jalan kami hanya diam. Gak ada obrolan. Aku dicuekin, Lay] Aku tertawa kecil ketika pesan Mas Bima masuk lagi. Je
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Menggugurkan Kandungan?

Bab 23 Menggugurkan Kandungan?Aku menoleh ke arah suamiku yang masih berada di tempatnya. "Bagaimana mungkin ada seseorang yang benar-benar menyayangi pasangannya, di saat ibu mertuanya adalah orang yang paling dibencinya."Aku pun membuka pintu dan keluar dari kamar tanpa menunggu respon dari suamiku itu.***Seolah langit yang selalu dalam keadaan berkabut, suasana rumah tangga yang dibangun Mas Alvin bersama ku selama beberapa bulan ini semakin terasa di ujung tanduk.Sudah tiga hari aku dan Mas Alvin berada di situasi perang dingin. Dan selama itu pula lah, kami juga pisah ranjang. Kami saling diam, tak ada obrolan. Kecuali ... ketika aku telah melewatkan waktu kewajiban ku sebagai seorang muslim, barulah di saat itu, Mas Alvin mengeluarkan suaranya."Kalau masih marah sama aku, silakan. Tapi jangan sekali-kali tinggalkan salat."Benar, hanya kalimat itu yang diucapkan Mas Alvin padaku selama tiga hari ini. Itu pun ia tak menunggu respon dari ku dan kembali bersikap dingin.Meski
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Dewi Adalah Pelakunya?

Bab 24 Dewi Adalah Pelakunya? Tangisanku semakin kuat. Aku betul-betul berusaha menekan perasaan ku yang membuatku sesak. Hingga tiba-tiba tarikan tangan membuatku bangkit dari tempat duduk ku. Aku tertegun karena tarikan tangan yang dengan cepat itu bersambung membawa ku ke dalam sebuah pelukan hangat. Dan orang itu adalah ... Mas Alvin. Mas Alvin memelukku erat. Sungguh, aku mampu merasakan ketulusan dari pria yang menikahi ku beberapa bulan yang lalu itu. "Percayalah sayang... bukan mama pelakunya, tapi Dewi," ucap Mas Alvin lirih. Hembusan napasnya amat terasa melewati sisi wajahku. Ku pejamkan kedua mataku dalam pelukan Mas Alvin. Mengunci rapat bibirku dan menikmati sejenak sentuhan yang selama ini aku abaikan. Dalam keheningan aku menyelami pelukan hangat dari suamiku itu. Aku betul-betul dibuat nyaman di posisi ini. Bahkan, saking nyamannya seakan aku dan Mas Alvin sedang berada di situasi yang baik-baik saja. "Tolong ... jangan pernah berpikir untuk menggugurkan bayi k
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Tersangkanya Adalah ... 

Bab 25 Tersangkanya Adalah ... "Untuk motifnya ... aku sendiri juga belum tahu pasti apa yang membuat Dewi melakukan hal kejam itu," jawab Mas Alvin. Aku mengernyit heran mendengar jawaban Mas Alvin. Bagaimana bisa ia menuduh Dewi tanpa tahu alasannya? Bukankah jika tuduhannya itu sampai terdengar di telinga Dewi atau orang lain, akan menjadikan hal ini sebagai fitnah untuk Dewi. Dan itu akan membahayakan posisi dari suamiku itu. Atau ... jangan-jangan ..."Kamu bohong sama aku, Mas," tuduhku, menatap Mas Alvin. Mas Alvin tampak terkejut mendengar tuduhan yang aku layangkan padanya. Seketika ia menoleh ke arahku. "Aku mendengar langsung Dewi dan mama meributkan soal Pak Darmawan," jelas Mas Alvin. "Dewi bilang dia sudah menyewa seseorang untuk merusak kabel rem di mobil bapak mu. Dan karena kejadian itu juga lah yang kemudian membuat mama dan Dewi bertengkar hebat," lanjut pria di sampingku itu. Ekspresiku berubah heran setelah mendengar penjelasan Mas Alvin tersebut. "Kenapa me
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Apa yang terjadi dengan Bima?

Bab 26 Apa Yang Terjadi Dengan Bima?Entah mengapa di momen ini aku mendadak iba dengan Mas Alvin."Kita harus cari tau kenapa Dewi bisa berbuat senekat itu," kata Mas Alvin.Aku dan Mas Bima kompak mengiyakan. Karena mulai detik ini, aku dan kakak sepupu ku itu percaya, bahwa Dewi adalah dalang dari semuanya."Dan ...." Terdengar suara lirih dari Mas Alvin.Aku menatap heran ke arah suamiku itu. Memperhatikannya yang kini terlihat lesu."Kenapa, Mas?" tanyaku.Mas Alvin melihat ke arahku. Mengulas senyum tipis lalu berkata," dan aku minta sama kamu tolong jaga dan lahirkan anakku. Aku berjanji, setelah itu aku akan menceraikanmu." Tampak jelas raut wajah Mas Alvin berubah sedih seketika.Aku tercengang mendengar apa yang baru saja dikatakan pria di hadapan ku itu. Bercerai dengannya adalah salah satu keinginanku. Akan tetapi melihat perubahan raut wajah Mas Alvin yang demikian, entah mengapa membuat hatiku sedikit terenyuh."Bayi itu salah satu alasan mengapa aku membantumu dalam mas
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Sikap yang Berubah

Bab 27 Sikap yang Berubah"Iya, Pakde. Wa'alaikumsalam." Sambungan telepon pun ditutup.Aku menghela napas kasar. Memikirkan kira-kira di mana kakak sepupu ku itu berada. Terlebih, apa yang sebenarnya terjadi sampai membuatnya tak bisa dihubungi seperti itu.Setelah mendapati kebar yang kurang menyenangkan tersebut, dengan cepat aku langsung menghubungi Mas Alvin guna menanyakan perihal keberadaan kakak sepupuku itu. Mengingat terakhir kalinya suamiku itu juga membahas tentang tugas yang ia berikan pada Mas Bima."Assalamualaikum," ucapku setelah panggilan telepon tersambung."Wa'alaikumsalam warrohmatullah. Ada apa?" balas pria di seberang sana dengan datarnya.Tanpa basa-basi aku pun menceritakan apa yang sebelumnya aku dapat. Sayang, respon yang diberikan Mas Alvin tidak begitu memuaskanku. Pasalnya, suamiku itu hanya memintaku untuk tenang dan tidak perlu memikirkan hal tersebut.Tentu mendapat respon yang demikian membuat amarahku tersulut. Bagaimana aku bisa tenang, sementara ke
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Ancaman?

Bab 28 Ancaman?Arga melihatku sebentar, lalu kembali menjuruskan pandangannya ke depan. Pria di samping ku itu lantas menghela napasnya dan berkata," mungkin Bima sudah bersama musuhnya."Sontak aku terkejut mendengar perkataan Arga barusan. Aku pun semakin dibuat khawatir dengan keadaan kakak sepupu ku itu.Sampai akhirnya aku dan Arga sampai di kontrakan Mas Bima tinggal. Sayangnya kami tak menemukan petunjuk apapun. Termasuk dari beberapa tetangga dan pemilik kontrakan yang mengatakan hal yang sama. Di mana mereka tidak melihat keberadaan Mas Bima sudah kurang lebih dua hari ini."Mau ke mana lagi kita?" tanya Arga.Aku menoleh sebentar ke arah pria di sampingku itu. Menghela napas pasrah karena tak tahu harus memberikan jawaban apa.Aku menggeleng pelan seraya menunduk lesu. Nomor ponsel Mas Bima sendiri masih saja tak bisa dihubungi, yang mana hal itu membuatku hampir menyerah. Aku merasa kalau harapan seakan tak lagi berpihak padaku."Aku gak tau, Ga," balasku lemah.Tanpa ku d
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Menyusul

Bab 29 Menyusul"Astaghfirullah ... tega sekali mereka. Awas saja, kalau sampai aku tahu mereka siapa, akan ku buat mereka menyesali perbuatannya," kataku yang penuh dendam, yang padahal orangnya saja aku belum mengetahui siapa pastinya.Mendengar perkataan ku tersebut, Pakde Rudi dan Arga sama-sama memintaku untuk bersabar. Dan terpenting, aku tidak boleh bertindak gegabah. Sebab, dari kejadian ini menjadikan ku harus lebih waspada lantaran itu artinya pelakunya sudah mulai merasa ketar-ketir.***Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Budhe pun tersadar. Di momen itu tentu lah membuatku merasa lega. Senang lah akhirnya kekhawatiran ku akan kondisi orang yang menggantikan peran ibuku sejak beberapa tahun ini pun kembali membaik."Layla ...," ucap Budhe lemah, ketika baru saja membuka matanya.Aku tersenyum manis ke arah Budhe, lalu lebih mendekatkan diriku padanya. "Iya, Budhe? Layla di sini," ucapku menatap dalam wanita yang sudah ku anggap sebagai ibuku itu.Dalam pandangan yang
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Mas Bima Ditemukan

Bab 30 Mas Bima DitemukanTanpa menyapa, tanpa menoleh, dan tanpa berniat untuk langsung pergi, aku duduk di samping Mas Alvin. "Ada yang ingin aku bicarakan serius sama kamu," ucap Mas Alvin, sesaat setelah aku menempatkan posisiku. "Hal serius apa?" tanyaku. "Kita ketemu Pakde dan Budhe dulu, ya. Setelah itu baru aku kasih tau," balas Mas Alvin. Lalu beranjak dari tempatnya dan berjalan lebih dulu tanpa berniat menunggu ku. Meski agak kesal karena sikapnya itu, namun karena merasa penasaran dengan hal apa yang akan disampaikan suamiku itu, aku pun ikut bergegas menyusulnya. Aku terus mengekor di belakang Mas Alvin hingga kami akhirnya sampai di ruang tempat Budhe dirawat. Di saat itu, sebetulnya aku dibuat keheranan lantaran Mas Alvin yang sudah tahu di mana letak bilik Budhe ku itu. Padahal aku sendiri sama sekali tak memberitahukan letaknya. Sedangkan kalau bertanya pada perawat penjaga, kapan ia melakukan itu? karena yang aku tahu, selama perjalanan dari masjid ke ruang inap
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status