Sesuai dugaan Lavina, begitu melihat Auriga menjemput, Aurora seketika memekik senang hingga melompat-lompat untuk mengekspresikan kebahagiaannya karena ayahnya pulang tanpa diduga-duga. Lavina memang tidak memberitahu kepulangan Auriga sejak semalam. Biar itu menjadi kejutan bagi Aurora.Ketiganya kemudian meninggalkan area sekolah, berjalan bergandengan tangan dan Aurora berada di tengah-tengah mereka.“Daddy, kita makan siang sekarang?” tanya Aurora setengah berseru.“Yup. Mau makan siang di mana kita hari ini?”“Di rumah aja, Dad!”Kening Auriga mengernyit, ia sempat melirik Lavina sejenak. “Di rumah? Tumben.”“Iya. Soalnya Daddy baru pulang, entar Daddy capek kalau kita makannya di luar,” celoteh Aurora, “kalau di rumah ‘kan Daddy bisa langsung rebahan.”Lavina terenyuh mendengarnya. Ia mengacak rambut Aurora dengan gemas. “Anak pintar,” pujinya.“Baiklah. Siang ini kita makan di rumah saja,” timpal Auriga.Tiba-tiba, tanpa disengaja, botol minum Aurora dari saku di samping tasny
Read more