All Chapters of Terperangkap Gairah Dokter Tampan: Chapter 101 - Chapter 110

375 Chapters

101. Memaksa Richard Bicara

"Haaa, Jeany. "Richard yang sudah tak bisa menahan diri lagi, akhirnya menarik tubuh langsing sang istri untuk dia dudukkan di atas pahanya yang keras dan kuat."Terima kasih banyak atas perhatian kamu. Tapi jangan menggodaku saat sedang bekerja seperti ini," ujar Richard, sembari menciumi pipi Jeany yang lembut dan harum.Bagaimana bisa dia berpantang berhenti bercinta jika istrinya semenggoda ini?"Siapa yang menggoda, aku hanya sedang ingin memeluk suamiku sendiri, memangnya tidak boleh?" balas Jeany dengan suara manja, membuat Richard otomatis tersenyum pada wanita yang kini berada di pangkuannya."Bukannya tidak boleh.... "Richard menjawab, tapi tak meneruskan ucapannya. Pria itu memandang Jeany penuh kasih, begitu gemas dengan tingkahnya yang manja. Hati Richard selalu menghangat tiap kali melihat wajah cantik istrinya. Sampai detik ini, Jeany adalah segalanya baginya."Hmmm, lalu kenapa tiba-tiba memelukku dari belakang kalau bukan sedang ingin menggoda?" tanya Richard, yan
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

102. Syarat Untuk Richard

Pipi Jeany merona merah saat memberikan jawaban pada suaminya.Sedangkan Richard tersenyum lebar mendengar jawaban istrinya yang sangat memuaskan dan mulai naik ke atas tubuh seksi istrinya yang mulai dia lucuti pakaiannya satu persatu."Kamu bilang aku boleh melakukan apa pun, kan? Jangan menyesal nanti kalau aku membuat dirimu tidak bisa bangun dari tidur sampai besok pagi," goda Richard dengan seringai nakal."Itu terdengar menyenangkan," sahut Jeany dengan nada menantang.Dia kini membenamkan wajah di leher pria tampan itu, leher Richard selalu beraroma harum dan terasa hangat. Itu sangat menyenangkan bagi Jeany. "Uhmmm, Rich. Tahu tidak, kamu saat ini terlihat sangat tampan," puji Jeany, yang membuat Richard menyeringai senang dan menciumi dirinya."Bisa saja kamu. Sekarang benar-benar sudah pintar menggoda, ya?" balas Richard, tak berhenti menciumi istrinya. Saat Jeany melihat wajah Richard yang merah padam oleh gairah, sensasi seperti demam naik ke atas kepala wanita itu, kei
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

103. Hubungan Raisa Dengan Isabelle

"Ini tentang penculikan di vila waktu itu."Jeany yang sudah menguatkan hati untuk membicarakan masalah penculikan dengan Richard, menjawab seperti itu. Seperti dugaan Jeany, ekspresi Richard yang awalnya santai, langsung berubah saat dia menyebutkan tentang penculikan."Hm? Penculikan? Apa maksudmu? Bukankah aku sudah bilang jika itu—""Kumohon, jangan berbohong!" potong Jeany dengan suara sedikit keras saat melihat suaminya hendak mengalihkan pembicaraan. "Aku sudah tahu semuanya, Rich," lanjut Jeany dengan ekspresi sendu. "Ini."Mengatakan itu, Jeany lantas menunjukkan video yang diberikan Raisa kepada Richard."Lihat ini, aku waktu itu benar-benar diculik, kan? Sekarang, jujur padaku, apakah surprise itu benar-benar ada atau hanya kamuflase darimu untuk menutupi kenyataan bahwa aku telah diculik seseorang?"Jeany menanyakan hal itu dengan suara tegas, seakan meminta dengan sungguh-sungguh kepada suaminya untuk menjelaskan segalanya padanya saat ini juga. "Dari mana kamu dapat
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

104. Dijebak Raisa

Jeany sangat tidak enak hati saat Raisa bertanya seperti itu, sehingga dia tentu saja langsung menjawab tidak. "Hey, tentu saja bukan seperti itu, Raisa. Alasan apa yang membuat aku menghindari dirimu? Tidak ada, kan?" sanggah Jeany cepat. "Hah, jangan bohong. Kamu terus menolak bertemu hampir semingguan ini. Ada apa? Bicara padaku, Jeany. Kita teman, kan?" desak Raisa. Jeany menggigit bibir bawahnya, mencari jawaban yang tepat. Tidak mungkin dia akan jujur kepada Raisa bahwa saat ini dilarang Richard bertemu wanita itu. "Ya... kita teman, Raisa," jawab Jeany, sedikit terlambat. "Kalau teman, tidak ada yang perlu dirahasiakan, kan? Sekarang beritahu aku, kenapa kamu akhir-akhir ini menghindar? Aku mau kamu jujur!"Raisa yang blak-blakan seperti laki-laki itu terus mendesak Jeany. "Ehm, itu.... ""Bagaimana kalau kita bertemu sekarang juga, Jeany? Aku sangat kepikiran dengan sikap kamu yang mendadak berbeda sampai tidak konsentrasi kerja, bisa kan kita bertemu sekarang?" pinta Ra
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

105. Dalam Genggaman Isabelle

"Aku... di mana?"Mata Jeany mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangan saat pertama kali membuka mata. Begitu sadar, dia kini sudah duduk terikat di sebuah kursi dalam ruangan asing. "Jeany."Sebuah suara yang lumayan familiar memanggil Jeany, saat Jeany menoleh, dia terkejut bukan main. "H-hah? Isabelle? Apakah kamu sedang menculikku sekarang? Di mana Raisa?" tanyanya dengan panik, menoleh ke sana dan kemari. "Raisa? Hmmm, apakah kamu membicarakan tentang sepupuku yang cantik?" balas Isabelle yang kini berdiri di depan Jeany dengan tatapan pongah. Setelah bertanya seperti itu, Isabelle menjentikkan jarinya dan sosok dari kegelapan muncul dan berdiri dengan akrab di sebelah Isabelle. Mata Jeany terbelalak lebar saat mengetahui bahwa teman dekatnya ternyata selama ini ada di pihak musuh. "R-Raisa?! Bagaimana ini bisa.... ""Sepertinya kamu belum paham dengan keadaan di sini. Haaa, baiklah, aku akan menjelaskannya. Jadi Raisa, teman lamamu ini sebenarnya bekerja sama d
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

106. Perasaan Raisa

"Raisa.... "Jeany merasa terharu saat sahabatnya menolong dirinya di ujung maut, mengira bahwa Raisa setidaknya masih memiliki setitik rasa persahabatan dengan dirinya. Berbeda dengan Jeany, saat Raisa tiba-tiba mencegah tindakannya, Isabelle menoleh ke arah Raisa dan bertanya dengan senyum yang terkesan palsu. "Raisa, sepupuku tersayang. Kenapa kamu tiba-tiba mencegahku membunuh wanita lemah ini? Bukankah sangat mudah menyingkirkan dirinya di tempat seperti ini? Richard juga pasti belum sadar kalau istrinya kuculik, kan?"Raisa dengan tenang, menanggapi ucapan Isabelle yang tampak tak suka aksinya dihentikan oleh sepupunya. "Isabelle sepupuku, membunuhnya langsung seperti tadi tidak akan menyenangkan. Kenapa kamu tidak memancing kemarahan Richard lebih dulu? Bukankah itu lebih menyenangkan sekaligus mendebarkan melihat bagaimana Dante Richardo yang mulia itu kerepotan?" jawab Raisa dengan santai, yang seketika memupus harapan Jeany. Jeany mengira Raisa mungkin masih menganggap
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

107. Ancaman Richard

"Kenapa ekspresimu seperti itu, Jeany? Apa bedanya aku dengan suamimu? Bukankah aku juga terlihat sangat tampan, hm?"Raisa bertanya dengan percaya diri. Jeany tentu saja ingin membantah ucapannya, tapi tahu jika saat ini dia adalah seorang sandera sehingga tak ingin memancing kemarahan wanita yang mungkin bisa membebaskan dirinya dari kematian itu, sehingga memutuskan untuk tetap diam dan tersenyum mendengar semua ocehannya. "Jeany, jawab aku!"Raisa yang terlihat tak sabar karena Jeany hanya diam, meraih kedua tangan Jeany yang diborgol, menggenggamnya dan berkata sambil memandang tengah mata wanita cantik itu. "Percayalah padaku, Jeany," ucap Raisa dengan ekspresi serius. "Aku akan membawamu pergi dengan aman dari sini. Kujamin, masa depan dan dirimu akan aman. Syaratnya cuma satu, ayo menikah denganku dan lupakan Dante Richardo. Kehidupannya terlalu sulit untuk dirimu, Jeany. Aku menawarkan hal ini karena memikirkan dirimu."Dia memandang Jeany dengan ekspresi seperti orang
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

108. Mulai Ragu

"Dia tidak akan serius, kan?" gumam Isabelle saat Richard sudah benar-benar pergi. Isabelle yang tak tahu bahwa dia telah menyalakan api yang akan membakar tubuhnya sendiri, menggangguk dengan ekspresi yakin bahwa Richard hanya sedang mengancam saja. Dia juga sangat yakin jika pilihan yang diambilnya adalah pilihan paling tepat. "Dante Richardo, pria itu sudah tidak ada di sini, Belle?"Raisa, sepupu Isabelle, tiba-tiba berdiri di sebelah Isabelle. Isabelle segera menganggukkan kepala dan menoleh ke arah Raisa. "Sudah pergi. Kamu sembunyikan di mana Jeany?" tanyanya dengan tenang. Menyembunyikan gemetar di tubuhnya. "Di ruangan yang paling aman, bahkan jika Dante Richardo mencoba mencari lewat CCTV dan menjelajahi gedung ini, dia tidak akan bisa melihat di mana Jeany. Kamu ngin melihat? Ini, di sini," jawab Raisa seraya menunjukkan ponselnya pada Isabelle. Di layar ponsel itu terlihat Jeany yang sedang disekap dalam sebuah ruangan paling dalam di bangunan pencakar langit ini. Is
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

109. Di Bawah Paksaan Raisa

Raisa mengerutkan kening seperti sedang berpikir keras, lalu beberapa saat kemudian dia tersenyum cerah karena mendapatkan ide brilian. "Aku punya sesuatu yang menarik, Belle," ucapnya. "Aku pasrahkan padamu, Raisa. Cepat cari jalan keluar!" desak Isabelle tak sabar. "Begini, aku ada ide. Kamu segera suruh orang dan membawa ponsel milik Jeany ke tempat yang sangat jauh, begitu ada di pertengahan jalan, suruh mereka aktifkan lagi ponselnya. Dengan begitu Dante Richardo itu tidak akan kembali ke sini untuk sementara waktu dan benar-benar percaya kalau Jeany tidak sedang kita sekap. Pada jeda itu, aku akan mencuci otak Jeany agar dia pergi meninggalkan suaminya," ujar Raisa, menjelaskan rencananya. "Cuci otak? Kenapa tidak membunuhnya langsung aja, Raisa? Apa kamu juga terpesona dengan wanita lemah seperti dia? Tentu saja tidak, kan?" sahut Isabelle dengan ekspresi curiga saat mendengar bahwa bukannya menyingkirkan wanita itu secepatnya, Raisa malah berencana mencuci otaknya saja.
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

110. Suasana Memanas!

Telepon genggam Raisa berbunyi nyaring, seakan-akan mendukung daruratnya suasana, lampu merah di ruangan itu berkedip-kedip dan suara dari pengeras suara di pojok ruangan memecahkan keheningan. "DARURAT, DARURAT, KITA DISERANG!"Raisa yang mendengar itu mengerutkan kening dan segera menerima panggilan telepon di ponselnya. Segera suara nyaring Isabelle menyambut Raisa dan Jeany yang ada di dalam ruangan khusus itu. "RAISA! BAHAYA, DANTE SEPERTINYA SUDAH GILA, DIA MENYERANG MARKASKU DENGAN KEKUATAN PENUH! AKU SUDAH KABUR MELARIKAN DIRI, JEANY KUSERAHKAN PADAMU, CEPAT BUNUHLAH DIA!!"Setelah berteriak seperti itu, Isabelle langsung mematikan panggilan telepon. "Berengsek! Orang gila itu, dia tak mudah dimanipulasi!" geram Raisa saat mendengar kabar Richard yang menyerbu gedung ini sambil menggenggam tangannya erat-erat. Berbeda dengan Raisa yang panik dan marah, Jeany tersenyum lega saat mendengar itu. "Richard.... "Dia menyebutkan nama suaminya dengan haru, sedangkan Raisa, yang
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more
PREV
1
...
910111213
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status