All Chapters of Pendekar Tiga Iblis: Chapter 101 - Chapter 110
113 Chapters
101. Di Mana Ardo?
Sess sess sess…!Sress sress sress…!Lesatan garis-garis lengkung sinar merah datang susul-menyusul menyerang Iblis Jelita. Wanita jelita itu tidak menghindar, tetapi menangkis semua serangan sinar itu dengan cakaran kedua tangannya.Kuku-kuku Iblis Jelita yang diliputi energi warna hitam dan ungu gelap terlihat menyeramkan.Cool-nya Iblis Jelita, dia menangkis semua sinar pedang yang melesat sambil melangkah maju kian mendekati posisi Teguk Permana.“Heaaat!” teriak Teguk Permana sambil berlari maju dengan pedang yang kian besar sinar merahnya. Selanjutnya dia melompat ke depan sambil menebaskan pedangnya dengan vertikal ke arah kepala Iblis Jelita.“Serangan yang sangat salah!” ucap Iblis Jelita lalu menghentakkan kelima jari tangan kanannya.Setss! Broks!Dari jarak dekat, melesat sebola kaki energi hitam berekor yang dalam sekejap menghantam telak dada Teguk Permana sebelum pedangnya membelah kepala Iblis Jelita.Cukup dengan ilmu Sentilan Dewi Hitam tingkat lima, yaitu tingkat te
Read more
102. Tantangan di Lembah Jepit
Adipati Banting Arak pulang dan sampai ke Gampartiga kala waktu magrib, di saat langit masih putih dan bumi mulai gelap. Dia pulang bersama putranya yang tidak laku di Kadipaten Babatoto. Tidak sama dengan Anoman yang merasa sakit hati, sang adipati tidak sakit hati sedikit pun karena ditolak. Melamar salah satu putri mendiang Adipati Rentang Gatang adalah sekedar baso basi. Yang terpenting, dia sudah separuh berkuasa di Kadipaten Babatoto. Sang adipati menempatkan Pembunuh Jauh sebagai kepala keamanan sementara di Kadipaten Babatoto. Dengan demikian, pasukan kadipaten berada di bawah kuasa Adipati Banting Arak. Namun, alangkah terkejutnya Adipati Banting Arak saat tiba di pusat Gampartiga. Dia tidak melihat Tugu Setia berdiri tegak menjulang yang bukan hanya menjadi ikon ibu kota Gampartiga, tapi juga ikon Kadipaten Dadariwak. “Bonaaar!” teriak sang adipati dengan nada dan wajah yang marah. Pemimpin prajurit yang bernama Bonar segera berlari datang. Yang dia khawatirkan selama me
Read more
103. Mencari Ardo
Seperti kehilangan kekasih atau calon suami, Iblis Jelita merasa terganggu perasaannya. Dia pun pergi mencari Ardo Kenconowoto ke sejumlah tempat, termasuk ke Sungai Ukirati hingga ke rumah ibu Ardo.Ketika mencari Ardo di Gampartiga, Iblis Jelita bertemu dengan Cabur Sekti yang sudah pulang dari Lembah Jepit. Dari Cabur Sektilah informasi tantangan Siluman Sepuluh Nyawa tersampaikan kepada Iblis Jelita. Namun, Iblis Jelita tidak terlalu peduli. Yang dia pedulikan adalah keberadaan dan kondisi Ardo.Iblis Jelita menduga kuat Ardo terluka parah, bahkan bisa berujung kematian jika luka dari memaksa mengeluarkan ilmu Jejak Tapak Iblis di saat terluka tidak segera diobati.Tabib Juku Getir dan Semuri terkejut ketika mereka kedatangan tamu yang tidak diduga, yaitu Iblis Jelita.“Iblis Jelita pasti akan membunuhku karena telah jatuh cinta kepada Ardo,” duga Semuri saat melihat kakeknya telah berhadapan dengan Iblis Jelita. “Kenapa guru Ardo bisa semuda dan secantik itu?”“Terakhir Ardo data
Read more
104. Lembah Jepit Ramai
Ternyata, Semuri melaksanakan saran Iblis Jelita, yaitu membuka kedai kopi dadakan di pinggiran Lembah Jepit. Jenis kopi yang dia jual tidak lain adalah kopi musang luwak. Namun, harga yang dipatok untuk secangkir kopi dua kali lipat harga kopi biasa di warung kopi biasa. Entah, apakah Semuri memang tidak tahu harga kopi secangkir di pasaran atau dia sengaja mematok harga mahal karena tidak adanya tukang kopi lain di tempat itu? Meski demikian, kedai kopi Semuri mulai kedatangan pelanggan sejak siang tengah hari. Tempat tantangan pertarungan yang jauh dari permukiman warga, membuat orang-orang yang ingin menonton nanti sore kebanyakan dari kalangan pendekar. Sejak siang mereka sudah berdatangan dan mencari tempat beristirahat yang nyaman bagi raga dan perasaan. Ternyata ada juga orang-orang dari kalangan orang biasa yang datang ke Lembah Jepit untuk menonton pertandingan. Mereka adalah fans berat Iblis Jelita. Meski mereka tidak diketahui sebagai pemuja sang superstar karena tidak f
Read more
105. Calon Suami Datang
Iblis Jelita tetap di punggung Surami, berhadapan dalam jarak tiga tombak dengan kereta kuda putih yang diapit oleh Ki Lagak alias Pendekar Pedang Bersayap dan Cukil Bugir alias Pendekar Raja Neraka.Sementara empat murid berkuda Nini Lanting posisinya ada di belakang, seolah-olah mereka dilarang untuk turun tarung karena cukuplah yang tua-tua saja yang turun ke ambang kematian untuk memetik nyawa.Semua mata penonton yang berada di sekeliling area Lembah Jepit terpusat kepada mereka. Yang mereka tunggu jelas adegan tarung yang seru sampai ada yang tumbang bersimbah darah dan nyawa melayang.“Apakah Keturunan Darah Emas akan menghabiskan diri hanya di tangan seorang Iblis Jelita?” kata Iblis Jelita datar.“Kesombonganmu akan berakhir di sini, Iblis Jelita!” seru Pendekar Raja Neraka.“Hihihi! Berkaca tapi tidak pernah melihat wajah sendiri. Satu per satu Keturunan Darah Emas datang menantang menyombongkan diri. Pendekar Pedang Kayu saja mempermalukan diri di tangan muridku, pendekar y
Read more
106. Tarung Lembah Jepit Mulai
“Lelaki tampan mana yang kau pilih untuk dibunuh?” tanya Iblis Jelita kepada Ratu Senja sambil memandang kepada Ki Lagak dan Cukil Bugir. “Aku pilih Ki Lagak saja, agar yang suka marah-marah jatahnya Ardo,” jawab Ratu Senja sembari tersenyum semanis mangga matang di hati. “Tapi yang suka malah-malah namanya siapa, Nyai Latu?” tanya Ardo yang membuat ketiga calon lawan mereka tahu bahwa ternyata pemuda itu cadel. “Namanya Cukil Bugir, bergelar Pendekar Raja Neraka,” jawab Ratu Senja. “Oooh Cukil Bugil. Pendekal Laja Nelaka,” sebut ulang Ardo yang membuat Ratu Senja tersenyum lebar dan Cukil Bugir mendelik sewot. “Jangan coba-coba kau menyebut nama agungku lagi, Pemuda Cadel!” ancam Cukil Bugir yang tidak rela namanya beruba jadi mesum jika disebut oleh Ardo. “Tenang saja, Kek. Aku tidak akan menyebut nama Cukil Bugil lagi,” kata Ardo seraya tersenyum santun tapi menjengkelkan bagi Cukil Bugir. “Tapi kau masih menyebutnya!” bentak Cukir Bugir lalu…. Clap! Dak dak! Tiba-tiba ka
Read more
107. Taktik Kemenangan
Tubuh Ardo berguling melintasi api yang membakar rumput. Cepatnya gulingan tubuhnya membuat dia tidak sempat terbakar. Maklum pendekar saktinya sedang sibuk.Ardo cepat bangkit di antara kobaran api yang membakar lahan di mana-mana. Memang agak runyam jika melawan Pendekar Raja Neraka, api di mana-mana.Sosss!Belum sempurna fokus pandangan Ardo, serangan gelang-gelang sudah datang lagi.“Lelele…!” teriak Ardo sambil lari kencang ke samping, membuat serangan seperti selang api panjang itu hanya kian memperparah kebakaran lahan.Iblis Jelita yang bertarung sengit di sisi lain hanya tersenyum tipis saat mendengar lolongan Ardo, tanpa tertarik untuk melirik kepada murid dan calon suaminya itu.Ardo berlari kencang mengelilingi posisi Cukil Bugir.Sosss!Cukil Bugir kembali memburu Ardo dengan melesatkan barisan gelang-gelang api. Namun, Ardo seperti jagoan yang jika ditembak tidak kena-kena.Sing! Ctarr! Ses ses ses…!Setelah lolos lagi dari serangan, sambil terus berlari, Ardo melesatka
Read more
108. Sepuluh Kepala Hantu
Setelah pertarungan antara Ardo Kenconowoto berakhir dengan hasil berkurangnya satu anggota Keturunan Darah Emas, Nini Lanting semakin menggila dalam bertarung melawan Iblis Jelita.Begg! Pagg! Begg begg! Pagg pagg!Pukulan tinju dan telapak tangan yang bertenaga dalam tinggi dilancarkan menghantam dinding sinar ungu bening dari ilmu perisai Lapis-Lapis Kulit Bawang, semakin tipis, semakin menerawang.Tinju pertama tidak menghancurkan dinding sinar ungu, tapi hantaman telapak tangan yang disusulkan kemudian menghancurkan dinding pertama.Nini Lanting kembali maju selangkah dan melancarkan dua pukulan beruntun untuk menghancurkan lapisan kedua. Namun, setelah itu Iblis Jelita kembali memunculkan ilmu perisai yang sama dengan sebelumnya, membuat Nini Lanting harus menghancurkan dua lapis perisai Lapis-Lapis Kulit Bawang lagi.Suara hantaman pukulan kepada dinding perisai terdengar keras, membuat orang-orang yang mendengar bergetar hatinya. Bergetar bukan karena cinta, tapi bergetar ikut
Read more
109. Pedang Beranak Seribu
Set set!Ternyata pedang biru bagus Ki Lagak bisa dibagi menjadi dua pedang kembar yang lebih tipis. Dengan ilmu pengendali, kedua pedang itu bisa diterbangkan seringan capung tapi secepat anak panah.Ratu Seja tidak menggunakan ilmu perisai semodel sahabatnya Iblis Jelita, tetapi dia menggunakan ilmu Tinju Belut Peri. Ada yang ingat dengan ilmu ini?Kedatangan dua pedang yang sifatnya menusuk, cukup diadu dengan tinju kedua tangan Ratu Senja yang terlihat tinju biasa. Ketika pedang tinggal sejengkal jaraknya dari kepalan tangan janda awet itu, pedang akan melenceng arah, seperti terpeleset di lantai bersabun.Setelah terpeleset tanpa menyentuh tangan atau raga Ratu Senja, kedua pedang terus terbang dan berbalik atau berbelok arah yang tetap memburu tubuh indah Ratu Senja. Sepertinya Ki Lagak sudah terlalu tua, sehingga dia tega ingin menghancurkan keindahan yang lawannya miliki.Semua upaya serangan dua pedang kembar terbang gagal. Selalu terpeleset dan terpeleset lagi. Ki Lagak samp
Read more
110. Gerbang Senja Merah
Srosss!“Aaakk…!”Dua serangan tapak membara yang mendarat di dadanya, membuat pikiran Ki Lagak sejenak blank dalam mengendalikan puluhan pedang sinar biru. Padahal rombongan energi ilmu Pedang Beranak Seribu itu sedang melesat mengarah Ratu Senja yang notabene ada di depannya.Maka, dengan lenyapnya sosok Ratu Senja, jadi justru sebagian pedang sinar biru menusuki tubuh Ki Lagak.Setelah Ki Lagak ditusuki oleh pedang-pedang energi miliknya sendiri, tahu-tahu Ratu Senja muncul lagi seperti dedemit caper di depan Ki Lagak yang terhuyung kesakitan. Kemunculan Ratu Senja yang tanpa tawa atau suara, membuat Ki Lagak tidak menyadari untuk waktu sesaat.Suss!“Hahh!” kejut Ki Lagak ketika baru melihat keberadaan Ratu Senja yang sudah memegang sinar biru gelap Dari ilmu Penghancur Cinta.Bluar!“Hakkr!”Dalam jarak yang sangat dekat, Ratu Senja menghantamkan sinar biru di tangannya kepada Ki Lagak yang mustahil untuk menghindar jika tidak punya ilmu lenyap seperti lawannya. Jalan satu-satuny
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status