Home / Pernikahan / Pesan WA Dari Janda Sebelah / Chapter 11 - Chapter 16

All Chapters of Pesan WA Dari Janda Sebelah: Chapter 11 - Chapter 16

16 Chapters

11. Susah Move On

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 11"Mei-Meisya, ini beneran kamu 'kan?" Mataku berbinar. Aku segera berdiri menyambut kedatangan wanita langsing berparas ayu tersebut."Iya, ini aku," jawabnya sembari melangkah mendekat."Aku yakin, kamu ke sini pasti minta rujuk 'kan? Aku yakin sekali Mei, pasti hati kamu bakalan luluh dan mau maafin aku." Meisya tersenyum mendengar perkataanku. Menurutku, itu sebagai sinyal kalau dia mau kembali memperbaiki hubungan kami lagi. Kendati pun, kamu juga punya Arga yang perlu dibesarkan bersama-sama.Jemari Meisya yang kuku-kukunya dicat pakai kutek warna merah terang, menelusup masuk ke dalam tas yang ia bawa."Ini Mas, surat cerai kita. Sekarang, kita sudah bukan siapa-siapa lagi. Mohon terima ya, Mas. Semoga kamu bisa secepatnya menikah dengan wanita impianmu. Wanita cantik, seksi, dan yang jelas masakannya jauh lebih enak dariku. Oya, kamu boleh kok kalau mau ketemu Arga. Mau bagaimanapun, Arga itu darah dagingmu Mas, aku nggak mau dicap sebagai wa
Read more

12. Yang dimaksud?

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 12Pov Meisya❤️❤️❤️Butiran bening membasahi telapak tangan yang sengaja aku tengadahkan untuk merasai sentuhan hujan. Deru mesin mobil Sena berhenti tepat di depanku. Dengan sigap lelaki itu melepas jas hitamnya dan memayungi aku yang masih canggung atas perlakuannya.Awalnya aku menggeleng sebagai pertanda penolakan. Tetapi, ia tetap kukuh dan malah merengkuh pundak ini untuk masuk ke dalam mobilnya. Sena memang seperhatian itu. Sejak awal dia yang selalu mendampingi, menjalani hari-hari terberat saat mengurus perpisahan dengan Mas Ridho. Akhirnya … aku lega, sudah resmi bercerai dengan lelaki yang tak pernah bisa menghargai.Keadaan Mas Ridho saat kulihat tadi pagi sangatlah buruk. Rambut acak-acakan dan gondrong, kumis serta jenggot yang yang tak pernah dicukur terlihat menambah kesan tua pada wajahnya. Beda sekali saat kami masih bersama dulu. "Meisya … kenapa melamun?" Netraku yang menatap kosong ke arah spion langsung beralih pada Sena."Ngg
Read more

13. Kenal?

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 13"Emangnya … siapa Bang wanita cinta pertamamu?" tanyaku ingin tahu. Ternyata, jadi tukang keppo itu nggak enak. Mau tak acuh, tapi penasaran. Nyiksa batin banget, sumpah!"Kamu kenal kok siapa dia. Nanti juga tahu." Ya, jawaban Sena membungkam mulutku. Dahlah, nggak bakalan lagi aku nanya ke dia. Sikapnya masih sama seperti dulu, nggak bisa terbuka sama sekali. Padahal kita kenal cukup lama. Baiklah, aku nggak akan lagi usik privasi dia."Kenapa mukanya berubah bete gitu?" Aku menghela napas. Sena nyeletuk sambil memperhatikanku walau sekilas."Enggak. Siapa yang bete sih, orang biasa aja kok," kilahhku. Sebenarnya aku emang lagi kesal sama dia. Tapi nggak enak juga kalau ngomong gamblang soal masalah tadi."Pasti gara-gara itu 'kan?" tekannya."Itu yang mana sih, Bang?" sungutku agak cemberut."Soal gadis di masalalu." Dia meringis. "dulu, aku tuh cupu banget ya, Mei?" lanjutnya menghela napas berat."Enggak. Dulu Bang Sena tuh keren banget malah
Read more

14. Kecelakaan

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHBab 14Kurasa sakit luar biasa di kepala. Sedikit demi sedikit, kukerjapkan mata ini untuk menyesuaikan cahaya yang menyambut.Terang binar lampu menyilaukan sekali. Ruangan asing dengan gorden berwarna cokelat berada di segala sisi.Pikiranku langsung tertuju pada seseorang. Sena, di mana dia? Seingatku, tadi kami kecelakaan berduan. Tapi hingga kini tak kutemui sosok pria berperawakan tinggi tersebut."Aduh …," lenguhku sedikit lirih. Suster berjilbab biru menghampiri. "Sudah sadar, Bu?" tanyanya tersenyum ramah."Iya, Sus. Di mana pria yang kecelakaan sama saya?" Pelan aku menggerakkan tubuh mencoba untuk mengatur posisi duduk."Ibu jangan bangun dulu ya." Suster agak menekan lenganku, menyuruhku untuk kembali terbaring. "saya periksa dulu, nanti kalau sudah selesai Ibu boleh menjenguk pasien bernama Adi Sena." Alat stetoskop itu Suster arahkan ke area dadaku. Memeriksa denyut nadi di sana. "Semuanya bagus. Nggak ada cidera serius. Kalau kepalanya ma
Read more

15. CCTV

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHPart 15Aku hanya terdiam menatap Sena. Lelaki itu pun terus memperhatikan aku yang masih mematung.Kemudian, ia melirik ke arah nakas. Tepat pada ponsel berwarna hitam yang tergeletak di sana."Apakah itu HP-ku?" tanyanya.Kuanggukan kepala.Sena meraih benda gepeng tersebut. Lantas menyalakannya. Getar pada ponsel itu membuatku yakin kalau Sena hanya berpura-pura. Masa iya, dia amnesia sama aku. Tapi ingat password HP-nya. Sungguh janggal bukan."Ehem! Pesan dari siapa tuh?" cetusku.Sena berekspresi entah. "Masa amnesia bisa ingat password?" Dekikan lesung pipinya Sena tercetak indah. Pertanda kalau ia tengah mengulum senyum."Iya, iya, aku pura-pura. Ngerjain dikit nggak pa-pa 'kan?" Tuh kan, benar dugaanku. Dia hanya bohongan."Terus Dokter tadi? Udah sekongkol sama kamu buat bohongin aku?" tegasku."Iya, Mei. Aku tuh sebenernya udah bangun dari tadi. Cuma nggak tega lihat kamu kecapean. Ya udah aku balik merem lagi, sambil sesekali lihatin kamu."
Read more

16. Kok bisa?

PESAN WA DARI JANDA SEBELAHBab 16Tapi panggilan via telepon itu singkat sekali."Mei, kita sekarang pergi ke restoran kemarin. Alhamdulillah ada bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan kalau mobil aku emang disengajai orang. Dan pelakunya itu laki-laki."Kedua mataku reflek membola. Dan pikiranku pun tertuju pada seseorang, bukan menuduh, ini hanya praduga saja. Semoga tidak benar."Pelakunya laki-laki? Apa jangan-jangan Mas Ridho?" Mulutku tercelos begitu saja."Belum tahu Mei, semoga bukan dia. Lagi pula, apa motif Ridho melakukan hal untuk mencelakai aku?""Bisa aja Mas Ridho dendam ke Bang Sena soal pemecatan itu," jawabku cepat."Iya Mel, tapi jangan nuduh dulu ya sebelum kita melihat bukti." Bang Sena tersenyum, walau masih membekas beberapa memar luka sisa kemarin. Ia tetap berpikir positif."Iya, Bang. Kita jadi berangkat sekarang? Gimana keadaan Bang Sena? Udah agak enakan?" Aku memastikan. Tersempil rasa khawatir yang sejujurnya tak bisa disembunyikan."Udah baik kok. Apa l
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status