All Chapters of Ditinggalkan Karena Gendut Dan Tak Cantik Lagi: Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Chapter 21.

"Silahkan untuk penggugat dan tergugat dan maju duduk di depan” ucap hakim. Aku pun maju dan duduk di kursi depan. Hakim pun mulai mengajukan pertanyaan pada kami. “Saudara Hanif Sahendra, anda menggugat istri anda yang bernama Rina satyawati untuk bercerai karena sebagai istri dia tidak menjalankan kewajiban nya secara lahir dan batin apa benar?” ucap hakim.“Benar yang mulia,” “Saudari rina satyawati, pekerjaan anda apa?” “Saya tidak bekerja yang mulia,” “Lalu pak hanif pekerjaan anda apa?” “Saya direktur agensi yang mulia,” “Baik-baik, Anak kalian 2?"“Benar yang mulia,” Selanjutnya hakim mulai mengajukan pertanyaan lain kepada saksi perceraian. Kami sempat heboh dan ribut karena aku mengakui semua nya di depan hakim mulai dari mas hanif yang terang-terangan membawa perempuan lain dan mulai berlaku kasar pada ku, aku juga menyampaikan pada hakim bahwa suami ku itu telah menalak 3 diriku. Dan tak ada alasan lagi untuk kami Bersatu. Aku benar-benar tak ingin lagi melihat dan
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Bab 22.

Anakku tak bisa mengendalikan nya, Dia mundur-mundur hingga ke ruang tamu depan. Dan … Bruk! “Abhii …” panggil ku mendekati nya. “Aduh mama sakit,” “Ya ampun sayang, mana yang sakit?” “Sini ma, huhu,” Aku pun membopong anakku untuk duduk di sofa dulu. “Sini sayang mama lihat dulu,” “Huhuhu,” tangis nya. Ku lihat sedikit memar biru di bagian lutut nya dan memar di lengannya. “Sayang, sebentar tunggu di sini. Mama mau ambil salep memar dulu,” “I-iyaa maa …” Aku dengan cepat bergegas mengambil kotak P3K yang ada di samping tv ruang keluarga. Di saat ku mencari salep dan juga handsaplast untuk mengobati anakku. Tiba-tiba,“Abhi? Kamu kenapa nak?” terdengar suara serak dalam yang ku kenal. “Papa!” suara anakku kresna terdengar. “Kresna?” “Awas! Pak Hanif! Kenapa Kamu kesini! Sana pergi!” teriak anakku. “Abhi … Kenapa begitu?” Aku berbalik dan melihat mas hanif yang masuk berbicara dengan kedua anakku. Ku berlari dengan cepat mendekati mereka dan melepaskan tangan mas hanif
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Chapter 23.

Anak ku kresna mengigit leher mas hanif sementara anakku abhi mengigit lengan mas hanif. Mereka pun bisa melepaskan diri dan berlari ke arah ku. DI sat yang sama, entah itu kebetulan atau bukan, Pak yatno dan pa kadi keamanan komplek datang dengan membawa pemukul seperti akan memukuli maling. “Pak, tangkap orang itu. Dia sudah membuat onar di rumah ini.” Teriak papa menunjuk mas hanif.Sontak mas hanif pun panik, “Eh pak, tunggu pak, Ini salah paham. Ini istri dan anak saya,” “Bukan, DIa memang penculik anak. Pak tangkap saja dia, laporkan saja dia ke kantor polisi.”“Serius pak, percaya saja dengan saya, Tidak. Papa jelaskan pada mereka pa, hanif Cuma itu satu saja pa. Paa …” teriak mas hanif di saat sedang di bawa oleh para petugas keamanan itu. “Bawa dia pak,” lanjut papa. “Pa, kalau papa cabut saham papa. Maka aku tak akan pernah menceraikan Rina pa, Papa dengar bukan? Aku akan mencabut gugatan cerai ku pa.. ma …” suara mas hanif terdengar makin jauh namun entah kenapa itu mem
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Chapter 24.

Keesokan harinya,Ku lihat jam di dinding menunjukan pukul 6 pagi, aku kesiangan karena tadi malam ku sibuk berbincang dengan tante sofi, papa dan mama lagi. Aku pun langsung turun dari ranjang dan membawa handuk ku kedalam kamar mandi. Biasanya jam 6 pagi aku sudah sedang sarapan, tapi ini baru mandi. Entah kenapa saat ini aku sangat tak suka dengan perubahan jam disiplin ku. 30 menit kemudian, aku keluar dan duduk lebih dulu di sofa sambil meminum segelas air putih yang tadi tak sempat ku minum tadi, setelah itu ku langsung keluar dan mendekat ke dapur. “Bi, anak-anak ku udah pada bangun?” tanya ku pada art ku.“Sudah bu, tadi bibi masuk ke kamar, mereka sudah bangun bu den abhi sedang menulis di meja belajar terus den kresna sedang bermain hp,” “Oh gitu tapi sudah siapkan seragam nya kan bi?” “Sudah bu, Sepertinya sudah selesai mandi sekarang,” “Benarkah? Ya sudah makasih ya bi,” “Sama-sama bu,” Aku pun lanjut membuat sarapan ku sendiri bersama dengan bibi yang juga sedang m
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Chapter 25.

“Ya sudah, saya pamit dulu ya. Selanjutnya kita komunikasi saja secara online. Bye Sofi.. Bye Rina..” “Iya miss sampai jumpa juga.” Ucap ku pada Miss Andrea. “Kabari kalau udah mau pergi ya? biar kami antar ke bandara,” Ucap tante sofi.“Oke oke bye semua..” Setelah kepergian miss Andrea, dada ku seperti terisi soda yang semakin di kocok semakin mengembang dan akhirnya tersembur. Itu ibarat juga rasa gembira ku yang datang dari hati. “Emm, tantee… makasih ya tante..” ucap ku bergembira sampai berulang kali memeluk tante Sofi. “Haha ya ya, Tante seneng banget kamu begini, Rin.” “Hehe, maaf ya tan, Rina bener—bener nggak tau harus ngomong apa sekarang, huhu” aku malah menangis setelah tertawa. “Loh malah nangis? Cup cup cup.. sudah sudah, kamu nggak perlu terimakasih segela, kan ini memang janji tante.” Ku memeluknya erat. Dia menepuk-nepuk pundakku. Beberapa menit kemudian, aku pun melepaskan nya. “Udah kan peluknya? Hehe. Tante pegal banget nih hehe.” “Emhehe, maaf tan.” “N
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Chapter 26.

Seminggu kemudian, (Di hari putusan pengadilan)Hari ini adalah putusan pengadilan atas perceraian ku. Di pagi-pagi sekali aku bersolek tipis dan bersiap untuk pergi ke pengadilan agama. “Sudah siap Rin?” tanya Mama.“Ya ma,” “Yang semangat ya sayang. Maafkan papa tak bisa ikut hari ini,” “Iya pa, nggak apa-apa kok. Papa yang semangat ya.” Papa mencium keningku lalu kami bersama-sama berjalan hingga depan rumah. “Hey, hey Rina. Kak.. tunggu..” Panggil tante sofi pada kami. “Mau ikut Sof?” “Iya lah kak masa nggak ikut sih.” “Kirain nggak ikut tadi sibuk banget sama laptopnya. Ya udah yuk kita berangkat aja sekarang.” “Hhehe biasa ka. Kan aku ngurus visa dan segala macamnya. Bulan depan kita kan harus berangkat ke luar negeri hehe” “Hmm, iya iya.” Kami bertiga pun masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh tante Sofi.“Sof, kakak lupa kasih tau kamu nih. Kemarin, ada temen kakak yang nawarin adik laki-lakinya nih. Dia ganteng loh, dia pengusaha tambang di pulau sebrang. Kakak
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

Chapter 27.

“Rina? Rin?” Aku yang sedang sarapan, menoleh ke sumber suara. “Tante? Ada apa tan?” tanyaku.“Uh, enak nih. Bentar ku icip dulu,” “Iya tan, cobain ini juga.” Ku ambilkan sebuah salad ayam mayo untuknya. “Heem enak sekali… oh ya, ada kabar dari Andrea.” “Kabar apa tan?” tanya ku antusias. “Aku sudah kabari kalau kamu sudah memenuhi syarat nya lalu dia berkata agar kamu bisa berangkat menemui nya segera. Nah, tante sudah konfirmasi mengenai tiket pesawat, fasilitas hingga tempat tinggal kita di sana. Tante mau bertanya padamu. Apakah kamu benar-benar mau ke sana?” Dengan suara yang antusias, aku pun mengiyakan. “Syukurlah, bagaimana kalau di tanggal 1? Pas di sana musim panas saja. kata Andrea, kamu juga harus masuk lagi akademi modelling agar kamu semakin lihai ketika nanti fashion show.” “Iya tan, Rina tau itu. emm, Rina rasa boleh juga. Tapi, Rina bingung tan. Rina hanya kepikiran saja anak-anak Rina.” “Hmm, kan hal itu sudah di obrolin dulu Rin. Abhi dan Kresna tiap bulan
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Chapter 28.

“Permisi ka.” Awalnya ku diam saja karena ku kira panggilan itu bukanlah untukku. “Mbak, itu di panggil.” Tepuk ibu-ibu yang sepertinya sedang menunggu anaknya juga sepertiku. Ku menoleh dengan membalikkan badan ku mengahadap kearah seorang yang memanggilku itu. “Anda panggil saya mas?” “Iya kak. Mohon maaf sebelumnya kalau menggangu. Perkenalkan saya Tio dari majalah harian wanita. Saya mengenali anda bu. Mohon maaf, apa anda adalah Rose?” tanya pria itu padaku. Ku terkejut dengan pertanyaan nya. Bagaimana dia tau bahwa aku adalah Rose? Nama itu adalah nama panggung ku. “Maaf kak, apa boleh kita bicara sebentar di sana?” Lanjutnya berucap. “Mau apa kamu?” “Saya hanya ingin bertanya sesuatu ka. Jangan takut, ini kartu identitas saya menandakan bahwa saya memang benar fotografer di sana” Ku lihat kartu nama itu, “Tio Swiriyo, Fotografer majalah Etime Wanita” Melihat itu, ku memakluminya. Dulu aku memang pernah menjadi model cover majalan itu. Tapi itu kan dulu, dia hebat sekal
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Chapter 29.

Beberapa hari kemudian, pagi-pagi sekali ku persiapkan segalanya. Ku berpakaian rapi, Di depan meja rias, Aku berdandan tipis agar terlihat fresh. Tak lupa ku semprotkan parfum di kedua sisi leher ku. “Mama ..” Ku mendengar suara anakku yang membuka pintu kamar ku. Aku menoleh ke arah anakku. “ Pagi sayang..” “Pagi juga mama. Ma, ini buat mama..” Anakku menyodorkan sepiring sandwich untukku. “Haa.. terima kasih sayang.. Abi buat sendiri?” Ucapku sembari menerima makanan itu. “Iya mama.. Hari ini kan mama mau foto-foto lgi hihi. Makan ini ya mama, Abi engga nambahin mayonnaise kok ma. Isi nya semua nya sayuran kesukaan mama, hehe.” “Astaga, pintar nya anak mama. Terima kasih ya sayang. Mama makan ya..” “Iya mama. Hehe.. Ya udah ma, Abhi mau pakai seragam dulu ya ma.. Oh ya mama, abhi sama kresna di antar puma ya ma. Jadi mama langsung berangkat aja. Hehe. Emmmuah, semangat mama.” Ucap Anakku dengan ceria dan langsung mencium kedua pipiku. Dia pun berlari keluar dari kam
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Chapter 30.

"Tadi Kresna di sini ma. Lagi makan tapi satu jam kemudian Abhi ke sini lagi dia engga ada.""Emm, sayang kamu duduk sini dulu ya. Mama ma muter cari Kresna." "Abhi ikut ma..""Jangan sayang, nanti Abhi cape.""Engga ma, Abhi engga cape kok. Ayo kita cari lagi."Akhirnya aku gadeng anakku dan berjalan terus masuk kedalam sekolah mencari anakku Kresna. Hingga Abhi yang ku lihat lelah, aku mengajaknya untuk duduk di bangku depan kelas. Sedang aku celingak-celinguk, ada seorang guru yang menghampiri kami. "Permsii bu? Maaf saya tadi lihat seperti mencari seseuatu. Apa ada yang hilang Bu?""Oh iya pak. Maaf, saya sedang mencari anak saya.""Pak Yusuf, Adik Abhi yang kelas 1 hilang pak." Seru Abhi to the point. "Apa? Hilang? Maksudnya bagaimana ini? Hilang di mana? Maaf bu, kelas 1 sudah selesai pelajaran dari jam 10.30 tadi bu. Apa dia belum pulang kerumah? Coba anda hubungi orang rumah dulu bu, siapa tau anaknya sudah pulang.""Belum saya tanya orang rumah pak tapi anak saya tadi dudu
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status