Home / Romansa / PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU: Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

Memberi Pelajaran Untuk Revi

"Papa harus pergi, Radit mengabari kalau dia sedang mengejar wanita itu!" Pak Pratama memasukkan ponsel ke dalam jasnya setelah mendapat pesan dari Radit. Devan mendekati papanya, membiarkan Kanaya dipeluk oleh mamanya. Ia benar-benar geram dan ingin segera melampiaskan amarahnya pada Revi. Dadanya kembang kempis menahan rasa benci dan amarah yang menyatu. "Rasanya tanganku sudah gatal ingin memberi pelajaran pada wanita itu!" "Biarkan Papa yang menyusul Radit, Aya butuh kamu di sampingnya. Percayakan saja pada kami, orang tua ini masih mampu mengurus bocah ingusan macam itu." Pak Pratama menepuk bahu putranya, memintanya untuk tetap di samping Kanaya. Devan memang sangat ingin melampiaskan kekesalan dan amarahnya pada Revi, tetapi ia juga tidak ingin meninggalkan istrinya yang kini butuh dirinya. "Baiklah, Pa, tunggu aku untuk mengeksekusinya." Pak Pratama mengangguk, lalu memberikan isyarat pada istrinya. Bu Herlin pun mengangguk dan Pak Pratama segera perg
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Dewi Di Penjara?

"Jadi di sini kamu membawa perempuan iblis itu?" Devan dan Radit sampai di sebuah rumah yang terbengkalai, tepatnya berada di dekat hutan dan jauh dari keramaian. "Ya, dia sedang menikmati waktu-waktu terindahnya di sini," jawab Radit dengan senyum menyeringai. Keduanya memasuki rumah yang saat ini banyak penjaganya. Radit memang menempatkan beberapa orang untuk menjaga Revi. Radit meminta anak buahnya membuka salah satu pintu kamar, di mana Revi tengah berada di dalam sana. Saat pintu terbuka, wanita dengan tangan terikat dan berbaring di sebuah ranjang kayu dengan kasur lapuk itu menoleh. Pakaiannya sobek-sobek, bagian atas hanya menutupi bagian dada, sementara tubuh bagian bawahnya ditutup dengan kain bekas seprei yang telah usang. Bekas darah di pipi masih ada, begitu pula dengan darah di sudut bibirnya. Wajahnya sangat berantakan, rambut bercat pirang itu menutupi sebagian wajahnya. Ia menangis melihat kedatangan Devan, berharap lelaki yang pernah menjal
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

Dihukum mati?

"Apa yang terjadi padanya? Apa ini ada hubungannya dengan Revi?" "Ini tidak ada hubungannya dengan apa yang dilakukan oleh Revi. Semua ini murni kesalahan Dewi sendiri. Ini tentang kecelakaan belasan tahun silam, dan Dewi, adalah pelakunya," papar Bu Herlin, yang masih tidak Devan mengerti. "Kecelakaan?" "Ya. Dewi merencanakan pembunuh4n terhadap Bu Meriana, istri pertama Pak Rudy, yang tak lain adalah ibu kandung Revi. Tentu saja demi satu tujuan. Yaitu menjadi istri satu-satunya." "Jadi, kecelakaan itu disengaja?" "Begitulah. Kini Pak Rudy sudah mengetahui semuanya karena pengakuan seseorang. Mama sudah tahu sejak lama, hanya saja tidak mau terlibat lebih jauh." Tanpa mereka sadari, Kanaya mendengar semuanya. Ia tidak menyangka memiliki ibu kandung seorang pembunuh. Bahkan, sifat buruk itu diwariskan kepada anak tiri yang dirawatnya, Revi. Devan dan Bu Herlin kaget saat mendengar suara pecah tak jauh dari tempat mereka berada. Mereka menole
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Takdir Hidup

Sesuai perintah Devan, Radit membawa Revi ke penjara. Dengan tubuh yang lemah dan pakaian lusuh, wanita itu hanya menurut saja. Tidak ingin memberontak karena tahu apa akibat yang akan didapatnya. Masih baik dia tidak dihabisi oleh orang-orang suruhan Devan. Andai waktu bisa diulang, dia tidak ingin berurusan dengan Devan, ataupun mengganggu Kanaya. Sungguh, ia menyesal tidak mendengarkan kata-kata ayahnya agar tidak mengusik Devan. "Kamu akan bertemu dengan ibu tiri sekaligus pembunuh ibu kandungmu di penjara. Siap-siap saja bertemu dengannya," ujar Radit yang saat ini tengah berada di mobil bersama Revi. Revi tidak mengerti dengan ucapan Devan, tetapi ia mencoba mencernanya. 'Tidak mungkin! Mama kecelakaan saat aku masih kecil dan Mama Dewi baru datang setelah itu.' Dia berkata dalam hati. "Kamu pasti tidak percaya. Tapi kamu harus menghadapi kenyataan, bahwa kamu dibesarkan oleh pembunuh ibumu sendiri. Revi, Revi. Malang betul nasibmu," ejek Radit.Revi meremas tangannya kuat-k
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more

Calon Mantu Baru

Gerimis yang tiba-tiba mengguyur, seolah ikut merasakan kesedihan Kanaya. Di samping makam sang ibu yang masih basah, perempuan itu masih duduk berjongkok. Diusapnya pusara yang baru beberapa menit terpasang itu, berkali-kali pula menghapus air mata yang terus mengalir. Rasa sedih di hatinya tak bisa lagi ditahan. Untuk kedua kalinya ia merasakan kehilangan orang terkasih.Biar seperti apa pun, Dewi tetaplah ibu yang pernah mengisi hatinya. Kenangan indah sebelum ia memutuskan meninggalkan dirinya dan sang ayah pun masih ada dalam ingatan. Pun dengan pelukan hangat yang selalu dirindukannya. Kini, harapan untuk bisa mendapatkan pelukan hangat itupun telah sirna. Dewi, telah terbujur kaku di bawah sana. "Ayo kita pulang, Sayang. Di sini dingin," ajak Devan yang memegang bahu sang istri.Kanaya menoleh, menatap wajah teduh sang suami yang tersenyum hangat padanya. Sungguh, ia bersyukur masih memiliki Devan. Suami yang dikirimkan Tuhan, dengan segala kesempurnaan di matanya."Ayo, Sayan
last updateLast Updated : 2024-09-06
Read more

Agresif

"Bagaimana keadaan anak-anak asuh? Aku sudah lama tidak ke sana." Radit memulai pembicaraan di tengah perjalanan menuju ruang tamu."Mereka baik-baik saja dan ... mereka menanyakanmu." Zalia menjawab tanpa menoleh.Sejak Bu Herlin memintanya untuk tinggal lagi di rumah, Radit hanya sesekali pergi ke desa Sumber Makmur, tempat di mana ia menghabiskan waktu untuk lebih dekat dengan Ustaz Zaki dan Zalia. Di tempat itu ia sering diajak Ustaz Zaki untuk mengurusi anak-anak asuh yang diambil dari jalanan. Radit yang pernah tinggal di jalanan, merasa sangat tergugah untuk membantu mengurusi mereka. Ia menghabiskan banyak uang untuk membantu pembangunan rumah anak-anak asuh itu."Oh ya? Aku juga sudah rindu pada mereka. Juga, pada kalian semua." Zalia menoleh sekilas, lalu menatap ke depan lagi. Jujur hatinya juga bahagia bisa melihat Radit lagi. Menurutnya, Radit adalah sosok yang baik dan penyayang. Selama di desa Sumber Makmur, Zalia sering melihat Radit membantu pembangunan masjid dan j
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

Bertemu Lagi

Suara jangkrik masih terdengar karena masih terlalu petang. Kanaya bangun pagi-pagi sekali. Sebelum suaminya bangun, ia sudah lebih dahulu berada di dapur setelah membersihkan tubuhnya. Rasanya ia lebih bersemangat pagi ini. Memasak beberapa menu masakan, wanita berambut panjang itu melakukannya dengan gembira.Jendela dan pintu sudah dibuka, Kanaya menghirup udara pagi yang begitu sejuk dan segar. Dirinya berdiri, merenggangkan otot-otot tangan, lalu memperhatikan keadaan di sekitar rumahnya. Beberapa sudah ada rumah baru, juga ada rumah yang sudah direnovasi."Aku mencarimu, Sayang." Devan memeluk Kanaya dari belakang. "Kupikir kamu kabur.""Untuk apa, aku kabur? Memangnya aku buronan?" Devan menghidu aroma istrinya dan menciumi tengkuknya. "Geli, Honey. Jangan menggodaku! Kalau tidak mau aku terkam!" Devan menyernyit, lalu melepaskan tangan yang melingkar di perut istrinya. Ia tertawa mendengar kata-kata istrinya yang seperti mengancam. "Kenapa kamu jadi begini, Sayang? Harusnya
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Pengakuan Cintia

Alex dan Cintia sama terkejutnya kala melihat kedatangan Kanaya dan Devan. Namun, Alex bersikap ramah dan menyapa Devan serta Kanaya. "Hai, Ay. Bagaimana kabarmu dan suamimu?"Alex yang tadinya tengah duduk di gazebo akhirnya berdiri dan mendekat ke arah Kanaya dan Devan. Devan hanya menatapnya dengan tatapan datar, sementara Kanaya tersenyum ramah. "Baik, Lex, kami sangat baik," ujar Kanaya yang menoleh pada Cintia di samping Alex.Selain bersama Cintia, di sana juga ada Bu Mirna yang duduk di kursi roda. Kanaya sangat penasaran mengapa Bu Mirna berada di kursi roda dan sepertinya tidak begitu sehat. Belum sempat Kanaya bertanya, Cintia akhirnya berdiri sambil menggendong putranya. "Kapan kamu datang, Aya?""Kemarin. Ini anak kalian?" Kanaya menatap anak laki-laki yang matanya mirip dengan Alex."Iya, ini anak kami," sahut Cintia yang kini bersikap ramah, tidak seperti Cintia yang dulu. Ia bahkan memperhatikan balita yang berada di gendongan Kanaya. "Ini, kan, anaknya Lita, kok bisa
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Lelaki Pecemburu

Cintia menatap Devan, yang membuat laki-laki juga menoleh. "Aku minta maaf karena membuatmu digerebek warga. Aku juga minta maaf atas kesalahan yang telah kulakukan pada Aya selama ini."Cintia menangkupkan kedua tangannya, membuat Kanaya memegang tangan itu. "Suamiku sudah memaafkanmu, iya, kan, Honey?" Kanaya lagi-lagi tersenyum, Devan hanya mengangguk."Papa, ayo kita pulang!" Anak kecil berusia dua tahun itu menarik lengan papanya."Iya, Sayang. Sebentar, ya.""Hai, anak manis, siapa namamu?" Kanaya menanyai anaknya Alex."Namaku Altaf, Tante," jawabnya dengan lancar. Meski baru dua tahun, anak itu sudah pandai berbicara dengan lancarnya. Hal itu membuat Kanaya senang karena dia memang sangat menyukai anak kecil."Oh ya, Altaf, Tante ada jajanan, kamu mau nggak?" Kanaya mengambil plastik berisi jajanan miliknya, memberikan pada Altaf.Anak kecil itu memilih-milih dan akhirnya mengambil klepon."Terima kasih, Tante.""Sama-sama, Sayang." Kanaya tersenyum ramah dan mengusap kepala A
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Dua Pria Tampan

"Aku hanya bercanda, Sayang. Aku tahu tidak akan ada yang bisa menandingi pesonaku," kata Devan dengan percaya dirinya."Jadi, kamu mau memberinya pekerjaan?""Iya. Nanti akan kuminta Andre untuk menanyakan posisi yang masih membutuhkan karyawan di kantor cabang yang ada di sini." Kanaya pun tersenyum bahagia.Mereka menikmati jajanan yang tadi dibawanya, ditemani angin sepoi-sepoi dan lucunya Mira yang sesekali merebut makanan Kanaya."Kali ini biar aku yang menggendongnya. Setelah ini kita langsung istirahat," tegas Devan saat melihat istrinya lelah. Dengan membawa payung, Devan menggendong Mira dan menggandeng istrinya. Sungguh pemandangan yang membuat banyak orang merasa iri pada Kanaya. Memiliki suami yang tampan dan juga kaya, serta perhatian dan penuh kasih."Waduh, jadi ngerepotin Nak Devan. Sini Mira, sama Nenek." Bu Sumi langsung menyambut Mira yang berada di gendongan Devan dan Devan pun menyerahkan balita itu setelah sampai di rumah Bu Sumi."Nggak ngerepotin kok, Bu," sa
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status