***"Gi, Gian. Bangun sebentar bisa enggak? Aku mau ngomong sesuatu."Berdiri di samping bed tempat Gian terlelap, permintaan bernada pelan tersebut lantas Senja lontarkan sambil menepuk bahu sang adik ipar.Tak di kamar Juan, pagi ini—tepat pukul lima, Senja menemui Gian. Bukan tanpa tujuan, alasan dia menemui adik Juan adalah; untuk berpamitan karena sebelum melanjutkan tugasnya menjaga sang suami, Senja pikir dia harus pulang ke rumah untuk mengurus beberapa hal.Mengurus Caca, membawa baju ganti Juan dan Kirania bahkan mengurus surat izin sang keponakan, semua itu harus Senja lakukan. Namun, tentunya sebelum pergi, dia harus menitipkan Juan lebih dulu."Nja," panggil Gian setelah sebelumnya membuka mata. "Kamu udah bangun? Eh, ini jam berapa?""Baru jam lima pagi, Gi, maaf ganggu waktu tidur kamu," ucap Senja dengan raut wajah tak enak."Its okay, sebentar."Tak terus berbaring, Gian beringsut sementara Senj
Read more