Vino menggandeng Luna keluar dari café. Udara malam mulai terasa dingin, tapi peluh di pelipis Vino justru mengalir. Ia berusaha tetap tenang, tapi langkahnya makin cepat—nyaris menyeret Luna.Baru beberapa meter berjalan, Luna mulai memperlambat langkah.“Kak… Kakak… bentar…” napasnya terdengar sedikit berat. “Aku… aku pusing…”Vino langsung berhenti dan menatap cemas adiknya. “Kenapa? Pusing gimana?”Luna memegang dahinya, lalu menyender ke bahu kakaknya. “Kepalaku kayak muter-muter. Badanku juga… panas banget.”Wajah Vino langsung tegang.Shit. Efeknya mulai kerasa, batinnya."Luna, kita ke apartemen aja ya. Sebentar lagi juga enakan,” ucap Vino berusaha menenangkan, meski suaranya gemetar.Tapi Luna mulai terlihat gelisah. Ia mengusap wajahnya berulang kali. Nafasnya tersengal, dan tubuhnya mulai gemetar.“Aku… Kak, kenapa tubuhku… kayak aneh? Rasanya panas, tapi dingin juga. Jantungku… deg-degan…”Vino langsung menopangnya saat Luna nyaris limbung. Ia membawa adiknya ke bangku t
Last Updated : 2025-04-06 Read more