Kedua mata Sofia membelalak, pipinya terasa panas, dan dadanya terasa sesak."Aku ... aku ...." Lidah Sofia terasa seperti dililit, dia merasa kesulitan berbicara.Sofia meringkuk dan berusaha menjaga jarak, tetapi Liam menghela napas panjang."Sofia." Liam berusaha menahan hasratnya sambil menatap Sofia dengan kedua mata memerah. "Aku adalah pria normal."Tiba-tiba, Sofia teringat akan aroma parfum dan bekas ciuman di leher Liam. "Bukannya kamu punya simpanan di luar?"Sofia bertanya dengan suara tinggi. Setelah menyadari kemarahannya yang tidak berdasar, Sofia refleks mengatupkan bibirnya dengan erat.Awalnya Liam tertegun, tetapi tak lama kemudian, dia pun tersenyum sambil bertanya, "Kamu cemburu?""Siapa yang cemburu?" jawab Sofia sambil memalingkan wajah dan meninggikan suara.Sofia berusaha menarik tangannya sambil menundukkan kepala. "Pokoknya ... kalau kamu kepingin, cari simpananmu saja. Hubungan kita hanya sebatas kerja sama."Karena takut ditahan Liam, Sofia mengempaskan tan
Baca selengkapnya