Sesuai rencana dan keinginannya, sore itu Chintya mendatangi rumah Malik untuk bicara langsung dengan Leria. Dia ingin mendengar secara lengkap alasan mengapa suami anaknya tiba-tiba menunda pembangunan proyek besar yang mempengaruhi banyak pihak itu.“Nyonya Leria lagi mandi, Bu Chintya. Tolong tunggu dan duduk di sini, ya, Bu, nanti saya buatin teh,” ujar Menik, salah satu pembantu di rumah itu.“Bilangin sama Leria kalau ibunya dateng, biar dia nggak lama-lama mandinya.”“Oh iya, Bu ….”Setelah Menik pergi, Chintya duduk menunggu Leria dengan senyap. Matanya masih menggambarkan rasa kesal jika teringat akan tindakan tiba-tiba menantunya. Rasanya dia ingin mengomel saja, meski tadi dia sempat sudah tenang karena bantuan kekasihnya—tapi saat melihat rumah ini, rasa kesalnya datang lagi.“Kenapa dari dulu rumah ini nggak pernah terasa nyaman, sih, buatku? Padahal ini rumah anakku sama suaminya, tapi setiap masuk sini rasanya aku nggak betah,” cibir Chintya, melirik kemewahan rumah den
Read more